Pengguna Browser Firefox Merosot Tajam Selama 2 Tahun Terakhir

- Peramban Mozilla Firefox kehilangan cukup banyak pengguna dalam beberapa tahun terakhir. Informasi itu termuat dalam Laporan Data Publik yang dimuat dalam situs resmi mereka.
Dari grafik yang disajikan, terlihat pada Desember 2018, jumlah pengguna aktif bulanan atau monthly active users (MUA) Mozilla Firefox mencapai sekitar 244 juta.
Jumlah tersebut turun signifikan pada Juli 2021 yang tercatat mencapai sekitar 196 juta pengguna aktif bulanan.
Sehingga, dalam kurun waktu kurang lebih 2,5 tahun, Firefox kehilangan sekitar 47 juta pengguna aktif bulanan. Adalah situs It's Foss yang pertama kali mengulik data tersebut, setelah membaca sebuah utas yang diunggah pengguna forum online Reddit.

Baca juga: Mozilla Tutup Firefox Send, Layanan Berbagi File Pesaing Google Drive
Sebagai perbandingan, menurut data GS Stat Counter, pangsa pasar Firefox pada Juli 2021 sebesar 3,45 persen. Jauh di bawah peramban Chrome yang memiliki pangsa pasar sebesar 65,13 persen, serta Safari yang memiliki pangsa pasar 18,64 persen.
Penyebab
Ada beberapa hal yang menjadi alasan merosotnya jumlah pengguna Firefox. Salah satunya adalah penetrasi mobile.
Seperti diketahui, peramban Chrome terpasang secara bawaan di perangkat Android, sistem operasi buatan Google.
Bahkan, Chrome menjadi peramban default di perangkat Android. Begitu juga dengan Safari yang terpasang secara default di perangkat Apple, seperti iPhone dan iPad.
Faktor lain yang ikut berpengaruh adalah Mozilla yang kerap menelurkan perombakan besar-besar-besaran sehingga berpengaruh ke pengalaman pengguna (user experience), sebagaimana KompasTekno rangkum dari Tom's Guide, Selasa (10/8/2021).
Tahun ini Mozilla juga merombak desain web mereka dengan menambahkan sejumlah fitur, seperti VPN.
Baca juga: Firefox 89 untuk Desktop Hadir dengan Tampilan Baru
Kurangnya peningkatan kinerja yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, meskipun ada perombakan besar, juga disebut mempengaruhi pengguna untuk berpaling ke peramban lain.
Penurunan itu memang terlihat cukup besar. Meski begitu, Firefox tetap memiliki posisi sebagai salah satu peramban populer di dunia dan masih memiliki peluang untuk menarik lebih banyak lagi pengguna dari saat ini.
Apalagi Firefox masih menjadi browser default bagi pengguna Linux. Belum lagi, tidak semua pengguna internet menyukai Chrome yang disebut cukup berat dan membutuhkan banyak memori.
Terkini Lainnya
- Unboxing dan Hands-on Oppo Find N5, Ponsel Lipat yang Mewah dan Praktis
- Smartphone Lipat Oppo Find N5 Meluncur Global, Ini Harganya
- Menggenggam Nubia V70 Series, HP Rp 1 Jutaan dengan Desain Premium
- Perbandingan Spesifikasi iPhone 16e Vs iPhone SE 2022
- Selisih Rp 200.000, Ini 4 Perbedaan Nubia V70 dan Nubia V70 Design
- Daftar Promo Samsung Galaxy S25, Ada Diskon Bank dan Trade-in
- Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Indonesia Masih Menunggu Kepastian
- Apple C1 Resmi, Chip 5G Buatan Sendiri dan Debut di iPhone 16e
- Smartphone ZTE Nubia V70 dan V70 Design Resmi di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Kamera Aksi GoPro Max 360 Dirilis, Bisa Rekam Video 360 Derajat
- Cara Download WhatsApp di Laptop Windows 10
- Samsung Galaxy A06 5G Meluncur, Jaminan Update OS 4 Generasi
- Cara Bikin Ucapan Menyambut Ramadhan 2025 Otomatis via Meta AI WhatsApp
- HP Samsung Ini Mendominasi Dipakai Carat di Konser Seventeen Bangkok
- Pendiri Google Kok Boleh Tinggal di Selandia Baru saat Pandemi?
- Sinyal Kuat Flagship Anyar Xiaomi Segera Masuk Indonesia
- "PUBG" Diam-diam Ganti Nama Jadi "PUBG: Battlegrounds"
- Istilah "PM" Sering Digunakan di WhatsApp, Apa Artinya?
- Bapak Internet dan Penemu Vaksin AstraZeneca, Dua Ilmuwan yang Enggan Patenkan Temuannya