Rentetan Kasus COD, Mengancam Kurir hingga Paket Tak Bertuan

- Bagi Anda yang sering belanja online, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah cash on delivery (COD) alias bayar di tempat.
COD merupakan salah satu fitur di platform e-commerce yang memungkinkan konsumen dapat membayar pesanannya setelah barang yang ia pesan sampai di tujuan. Artinya, pembayaran baru akan dilakukan setelah barang diterima.
Metode COD sejatinya hadir untuk memudahkan konsumen agar bisa membayar, tanpa perlu transfer via bank atau uang elektronik, di tempat saat barang telah dikirimkan oleh kurir.
Namun faktanya, sang kurir tak jarang justu menjadi pelampiasan, apabila konsumen merasa pesanannya tak sesuai dengan permintaan mereka.
Belakangan ini pun, banyak kasus viral terkait COD yang sebagian besar merugikan pihak kurir itu sendiri.
Nah, KompasTekno telah merangkum rentetan kasus COD yang viral di dunia maya.
1. Marahi kurir paket COD dan menolak bayar
Pada Februari 2021 lalu, seorang warga Desa Ampelu Tuo, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, menolak membayar paket Cash on Delivery (COD) yang ia pesan lantaran dianggap tidak sesuai dengan permintaannya.
Video saat konsumen tersebut memarahi sang kurir pun viral di media sosial. Dalam video tersebut, konsumen terlihat sedang berdebat dengan kurir bernama Noppal.
Alasan konsumen memarahi sang kurir pun bukanlah tanpa alasan. Konsumen mengatakan bahwa dirinya tidak mendapat penjelasan dari sang kurir mengenai proses retur atau pengembalian barang. Ahasil, konsumen pun tidak mau menerima barang tersebut dan membayarnya.
konsumen menuturkan bahwa dari awal ia telah curiga dengan paket yang diantar oleh kurir itu. Menurut konsumen, kotak paket yang dikirim tertera ukuran sepatu 40. Namun, setelah dibuka, ternyata ukurannya adalah 41. Sedangkan, nomor sepatu yang dipesan adalah ukuran 39.
Singkat cerita, akhirnya paket tersebut dibawa kembali oleh Noppal ke kantornya. Noppal sempat mengatakan kepada konsumen bahwa tugas kurir COD hanya menerima uang dari konsumen.
Apabila ingin komplain, Noppal menyarankan konsumen untuk menghubungi toko yang bersangkutan jika ia berniat untuk menukar barang tersebut.
2. Mengancam kurir COD dan menodongkan sebilah pedang
Pria berinisial MDS yang merupakan seorang warga Ciputat, Tangerang Selatan harus berurusan dengan pihak kepolisian akibat mengancam kurir COD dengan sebilah pedang.
Mulanya, MDS memaksa kurir untuk mengembalikan uangnya karena barang yang diantar tidak sesuai dengan pesanan.
Berdasarkan video berdurasi 40 detik yang diunggah di salah satu akun Instagram, terlihat MDS sedang berdebat dengan kurir karena barang yang ia pesan ternyata hanya berisi kertas kosong.
Terkini Lainnya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- 5 Fitur Baru di DM Instagram, Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Cara Download WhatsApp di Laptop dengan Mudah
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- Zuckerberg Ungkap 3 Fitur Baru WhatsApp, Meluncur dalam Waktu Dekat
- Twitter Blue Resmi Meluncur, Ini Bedanya dengan Versi Biasa
- YouTube Klaim Bayar Royalti Rp 57 Triliun untuk Musisi
- Apple TV Kini Tersedia di Smart TV Android
- Spesifikasi Lengkap dan Harga Oppo Find X3 Pro 5G di Indonesia