5 Mitos dan Fakta Seputar Jaringan 5G

- Jaringan generasi kelima alias 5G akhirnya resmi digelar di Indonesia. Telkomsel menjadi operator seluler pertama yang menggelar 5G secara komersial di Tanah Air.
Untuk menggelar 5G, Telkomsel menggunakan pita frekuensi 2.300 MHz untuk data plane dan pita frekuensi 1.800 MHz untuk control plane.
Kehadiran layanan 5G sendiri dinilai penting karena dapat membantu dalam proses perkembangan industri dari beragam aspek, mulai dari komersial seperti internet of things (IoT) hingga proyek smart city.
Meski membawa segudang hal positif, kehadiran 5G tidak luput dari beragam mitos yang mengikuti. Lantas, apa saja mitos keliru tentang 5G?
1. 5G menyebarkan Covid-19
Beragam teori konspirasi terkait virus Covid-19 telah beredar luas di internet. Salah satu di antaranya menyebut bahwa virus Covid-19 dapat menyebar melalui jaringan 5G. Mitos tersebut kemudian ditepis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Ini Harga Paket Internet 5G Telkomsel
Badan kesehatan di bawah PBB itu menyebutkan bahwa virus Covid-19 turut menyebar di berbagai negara yang belum mengimplementasikan jaringan seluler 5G, termasuk Indonesia.
WHO juga menegaskan bahwa virus Covid-19 hanya dapat menyebar melalui batuk, bersin, serta droplet ketika seseorang yang terinfeksi berbicara, bukan melalui 5G.
2. Merusak jaringan otak
Untuk menggelar 5G, ada dua jenis jaringan yang bisa digunakan, yakni Sub-6GHZ dan mmWave.
Terkait kedua jenis jaringan tersebut, rupanya telah beredar mitos yang menyebut jaringan 5G berpotensi dapat membakar jaringan otak manusia.
Rumor ini datang dari teori yang dikemukakan oleh seorang fisikawan yang memaparkan bahwa gelombang pada frekuensi tinggi dapat mempercepat kinerja otak dalam menyerap gelombang tersebut secara ekstrem.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan risiko kesehatan manusia, salah satunya termasuk kerusakan jaringan otak akibat terbakar dalam suhu yang tinggi.
Baca juga: Telkomsel Resmi Gelar Jaringan 5G Pertama di Indonesia, Ini Daerah yang Kebagian
Teori ini kemudian dipatahkan oleh banyaknya uji coba yang dilakukan beberapa tahun setelahnya.
Pihak otoritas kesehatan di Jerman, Finlandia, dan Norwegia turut menegaskan bahwa paparan jaringan nirkabel 5G tidak menimbulkan efek kesehatan yang merugikan jika paparan ini masih dalam batas yang direkomendasikan.
3. 5G belum dibutuhkan
Mitos yang satu ini sangat bertolak belakang dengan fakta kehadiran 5G. Jaringan generasi kelima ini muncul sebagai solusi atas tingginya konsumsi data seluler saat ini.
Setiap tahunnya, dilaporkan konsumsi data seluler mengalami peningkatan sebanyak 40 persen. Oleh sebab itu, 5G hadir untuk memberikan layanan jaringan yang lebih baik.
Terkini Lainnya
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- Fenomena Unik Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Ini Alasannya
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Jaringan 5G Telkomsel Masih Menggunakan Infrastruktur 4G
- Daftar Lokasi yang Mendapat Jaringan 5G Telkomsel
- Ini Harga Paket Internet 5G Telkomsel
- Telkomsel Resmi Gelar Jaringan 5G Pertama di Indonesia, Ini Daerah yang Kebagian
- Twitter Spaces Kini Bisa Diakses dari Browser Desktop