Profil Mark Zuckerberg, Si Raja Medsos Pendiri Facebook
- Mark Zuckerberg. Salah satu petinggi teknologi yang cukup fenomenal di dunia. Di usianya yang masing terbilang muda, Zuck ibarat sudah menjadi raja medsos yang menguasai tiga jejaring sosial terpopuler, yakni Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Bermula dari mendirikan Facebook di tahun 2004, kerajaan jejaring sosial Zuck kian menggurita. Di tahun 2012, Facebook Inc mengakuisisi Instagram kemudian mencaplok WhatsApp di tahun 2014.
Hari ini, Facebook, Instagram, dan WhatsApp masing-masing memiliki ratusan juta hingga milaran pengguna di seluruh dunia. Terlepas dari bisnisnya, sosok Zuck sendiri cukup menarik perhatian.
Baca juga: Menyoal Akuisisi WhatsApp dan Instagram oleh Facebook pada 2014
Pria yang biasa tampi dengan kaus abu-abu polos dan celana jeans ini terlihat sederhana meskipun bergelimang harta. Lantas, seperti apa sosok Mark Zuckerberg dan bagaimana ia memulai kerajaan jejaring sosial Facebook Inc.?
Belajar programming dari ayah
Mark Elliot Zuckerberg atau yang lebih dikenal denngan Mark Zuckerberg, lahir di White Plains, New York, Amerika Serkat, 14 Mei 1984. Zuck dibesarkan di sebuah desa bernama Dobbs Ferry bersama kedua orang tuanya Edward Zcukerberg dan Karen.
Ayahnya adalah dokter gigi yang membuka klinik di rumah, sementara sang Ibu adalah seorang psikiater. Zuck merupakan anak pertama dan memiliki tiga adik, yakni Randi, Donna, dan Arielle.
Di lingkungan sosial, keluarga Zuck tergolong keluarga yang cukup sejahtera dan berpendidikan.
Kecintaannya terhadap dunia programming dimulai sekitar tahun 1990-an. Saat itu, ayah Zuck mengajarinya ATARI BASIC Programming saat usia Zuck masih 11 tahun.
Melihat minat putranya terhadap komputer, Edward kemudian memanggil guru privat bernama David Newman, seorang pengembang software, untuk mengajari Zuck sekali seminggu di rumah mereka.
Baca juga: Terungkap, Karakter Jeff Bezos dan Mark Zuckerberg dalam Memimpin Perusahaan
Kemampuan Zuck kian berkembang. Di usia 12 atau 13 tahun, dia membuat sebuah program perpesanan menggunakan Atari BASIC bernama "Zucknet".
Program itu lalu digunakan ayahnya di klinik giginya. Dengan Zucknet, resepsionis bisa menginformasikan jika ada pasien baru tanpa harus teriak memanggil dokter.
Zucknet juga digunakan oleh keluarga Zuckerberg untuk saling berkomunikasi satu sama lain.
Tidak cuma program perpesanan. Zuck mengaku di usia belia, dia pernah membuat game komputer untuk bersenang-senang bersama kawan-kawannya.
"Saya punya banyak teman seniman. Mereka main ke rumah, menggambar, dan saya akan membuat game dari situ," ujar Zuckerbrg dalam sebuah wawancara.
Beken di SMA
Semasa sekolah menengah, Zuck pindahArdsley High School ke sekolah persiapan khusus Phillip Exeter Academy, salah satu sekolah unggulan di New York.
Menurut pengakuan beberapa teman dekat Zuck di masa SMA, dia bukan kutu buku, melainkan cukup beken di sekolah.
Ia unggul di beberapa bidang eksakta seperti matematika, astronomi, fisika, dan bisang sastra terutama Yunani. Dalam aplikasi saat mendaftar perguruan tinggi, Zuck mengklaim menguasai bahasa Perancis, Hebrew, Latin, dan Yunani kuno.
Baca juga: Ini Ponsel yang Dipakai Mark Zuckerberg Sekarang, Bukan iPhone
Zuck juga menjadi kapten tim anggar di sekolahnya saat itu. Saat SMA, Zuck pernah bekerja di sebuah perusahaan bernama Intelligent Media Group untuk membuat sebuah software musik yang kemudian diberi nama Synapse Media Player.
Software tersebut menggunakan machine learning untuk membaca perilaku penggunanya. Synapse Media Player kemudan diunggah ke sebuah situs bernama Slashdot dan mendapat peringkat 3 dri 5 oleh majalah teknologi PC Magazine.
Ternyata, Synapse menarik perhatian perusahaan teknologi besar seperti AOL dan Microsoft.
Mereka tertarik untuk membeli software itu dan menawari Zuck untuk bergabung sebelum lulus sekolah. Namun, tawaran ini ditolak oleh Zuckerberg.
Sering bikin software di kampus
Dia ikut membangun reputasinya sebagai pengembang software di kampus. Di awal kuliah, Zuck membuat sebuah program bernama CourseMatch.
Program ini semi-jejaring sosial, di mana mahasiswa bisa memilih kelas mereka berdasarkan pilihan mata kuliah mahasiswa lain. Program ini juga bisa dimanfaatkan untuk membantu mereka untuk kerja kelompok atau belajar bareng.
Terkini Lainnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- 2 Tim Indonesia Lolos Grand Final "Free Fire" FFWS Global 2024 di Brasil
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Apa Itu Rumus COUNT di Microsooft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Apple Rilis Update iOS Penting untuk iPhone
- Imbas Kelangkaan Chip, Oppo Band Naik Harga di Indonesia
- Instagram, Media Sosial Pemicu "Cyberbullying" Tertinggi
- Warganet Diminta Tak Sebarkan Foto dan Video Bom Makassar, Ini Alasannya
- Asus Luncurkan Trio Laptop ZenBook 14 Terbaru di Indonesia, Ini Harganya