cpu-data.info

Instagram, Media Sosial Pemicu "Cyberbullying" Tertinggi

Ilustrasi cyber bullying
Lihat Foto

- Lembaga donasi anti-bullying, Ditch The Label menobatkan Instagram sebagai media sosial yang paling sering digunakan untuk melakukan perundungan secara online atau cyberbullying.

Berdasarkan survei yang dilakukan pada 10.020 remaja asal Inggris dengan rentang usia 12 hingga 20 tahun, sebanyak 42 persen di antaranta mengaku pernah menjadi korban cyberbullying di Instagram.

Di bawahnya, Facebook dan Snapchat menyusul dengan persentase masing-masing sebesar 37 persen dan 31 persen.

Baca juga: Instagram Batasi Interaksi Pengguna Dewasa dengan Remaja di Bawah Umur

Sementara itu, WhatsApp (12 persen), YouTube (10 persen), dan Twitter (9 persen) menjadi tiga platform dengan kasus cyberbullying terendah.

Diagram persentase media sosial yang paling banyak menimbulkan kasus cyberbullyingBroadband Search Diagram persentase media sosial yang paling banyak menimbulkan kasus cyberbullying

Adapun istilah cyberbullying yang dimaksud mengacu pada unggahan yang mengandung unsur perundungan, termasuk komentar negatif dan menyebarkan postingan atau profil seseorang dengan maksud untuk mengolok-olok.

Cyberbullying sendiri seakan telah menjadi momok persoalan yang sering terjadi setiap tahunnya. Bahkan hingga tahun 2021, masih banyak kasus cyberbullying yang menimpa kalangan remaja.

Baca juga: Instagram Rilis 3 Fitur Baru Pencegah Bullying

Sebanyak 60 persen remaja mengaku pernah mengalami tindakan bullying dan 87 persen lainnya pernah mengalami perundungan secara online. Terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, sebagian besar aktivitas telah beralih secara daring (online).

Lembaga riset Pew Research Center mencatat 95 persen remaja dilaporkan dapat mengakses koneksi internet setiap harinya, sementara 85 persen di antaranya memiliki akses bebas untuk menggunakan media sosial.

Penyebab dan dampak dari cyberbullying

Kasus cyberbullying yang terjadi di media sosial sejatinya disebabkan oleh banyak faktor. Namun, salah satu yang paling umum terjadi adalah menyangkut soal penampilan, dengan total presentase sebanyak 61 persen.

Adapun faktor-faktor lainnya mencakup prestasi akademic (25 persen), ras (17 persen), masalah gender (15 persen), status finansial (15 persen), agama (11 persen), dan 20 persen lainnya disebabkan oleh alasan-alasan tertentu, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Broadbad Search, Minggu (28/3/2021).

Baca juga: 4 Cara Baru Facebook Tangkal Cyberbullying

Meski kebanyakan kasus cyberbullying umumnya menimpa kaum remaja, namun dampak yang dihasilkan terus berlanjut hingga korban mencapai usia dewasa.

Tak jarang, hal ini menimbulkan efek samping penyakit mental seperti depresi, social anxiety, hingga munculnya dorongan untuk bunuh diri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat