PUBG Mobile dkk Sukses Dongrak Pendapatan Tencent

- Dalam laporan keuangan terbarunya, Tencent melaporkan pendapatan keseluruhan sebesar 133,6 miliar yuan atau Rp 294,5 triliun di kuartal-IV 2020. Angka tersebut meningkat 26 persen secara Year-over-Year.
Menurut Tencent, kenaikan pendapatan tersebut didorong oleh bisnis game online yang sebagian besarnya berasal dari pasar domestik. Namun,Tencent mengklaim bahwa judul-judul game miliknya di pasaran internasional juga menyumbang pendapatan besar.
Pendapatan dari game yang dirilis di pasar internasional untuk Q4 2020 ini tercatat di angka 9,8 miliar yuan (sekitar Rp 21,6 triliun), meningkat 43 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: PUBG Mobile Pro League Indonesia Season 3 Resmi Digelar, Ini Jadwalnya
"Peningkatan ini terutama d oleh sejumlah game smartphone kami, mencakup Peacekeeper Elite, Honour of Kings, PUBG Mobile, dan game baru kami yang berjudul Moonlight Blade Mobile," ujar Tencent.
Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari BBC, Minggu (28/3/2021), Honor of Kings merajai pasar game mobile domestik di China, sementara PUBG Mobile merupakan salah satu judul game terpopuler di ranah internasional
Secara spesifik, pendapatan dari game mobile tercatat di angka 36,7 miliar yuan (sekitar Rp 81 triliun) dan pendapatan dari game PC yang menggunakan client Tencent tertulis di angka 10,2 miliar yuan (sekitar Rp 22,4 triliun) untuk kuartal-IV 2020.
Secara keseluruhan sepanjang tahun 2020, pendapatan Tencent tercatat di angka 482 miliar yuan atau sekitar Rp 1.060 triliun. Angka ini meningkat 28 persen apabila dibandingkan dengan total pendapatan tahun sebelumnya.
Baca juga: Tersandung Regulasi Anti-monopoli, Alibaba dan Tencent Didenda Rp 1 Miliar
Meski pendapatannya naik, harga saham Tencent justru cenderung menurun dalam sebulan terakhir karena meningkatnya tekanan dari pemerintah China yang makin ketat mengatur perusahaan-perusahaan raksasa teknologi di dalam negeri.
Tencent adalah salah satu perusahaan yang didenda karena dinilai melanggar peraturan anti monopoli. Raksasa teknologi lainnya yang memperoleh tekanan serupa adalah Alibaba. Pendirinya, Jack Ma, sudah berbulan-bulan menghilang.
Selain itu, kompetisi di ranah game juga meningkat. Misalnya dari perusahaan induk TikTok, Bytedance, yang pekan lalu mengumumkan akuisisi atas Montoon, perusahaan pengembang game populer Mobile Legends.
Baca juga: Moonton Dibeli TikTok, Bagaimana Nasib Game Mobile Legends?
Terkini Lainnya
- Takut Kendala Bahasa saat Nonton Konser di Luar Negeri? Coba Fitur Samsung S25 Ultra Ini
- Cara agar Tidak Menerima Pesan WhatsApp dari Orang Lain Tanpa Blokir, Mudah
- Meta Resmi Setop Program Cek Fakta di AS, Ini Gantinya
- Isi E-mail Lamaran Kerja dan Contoh-contohnya secara Lengkap
- Honor 400 Lite Meluncur, Mirip iPhone Pro dengan Dynamic Island
- Saham-saham Perusahaan Teknologi dan Game Berjatuhan Jelang Pemberlakuan Tarif Trump
- Fitur Baru WhatsApp: Matikan Mikrofon sebelum Angkat Telepon
- Apple Kirim 5 Pesawat Penuh iPhone ke AS untuk Hindari Dampak Tarif Trump
- Cara Bikin Action Figure ChatGPT dari Foto dengan Mudah, Menarik Dicoba
- Spesifikasi dan Harga Poco M7 Pro 5G di Indonesia
- Harga Bitcoin Anjlok gara-gara Tarif Trump
- Gara-gara Satu Twit X, Pasar Saham AS Terguncang dan Picu "Market Swing" Rp 40.000 Triliun
- Kekayaan Apple Turun Rp 10.718 Triliun akibat Tarif Trump
- Samsung Rilis Real Time Visual AI, Fitur AI yang Lebih Interaktif
- Trump Sebut Elon Musk Akan Mundur dari Pemerintahan
- Bos Xiaomi Pindah ke TikTok
- Qualcomm Perkenalkan Chip Snapdragon 780G dengan 5G
- Jadwal MPL ID Season 7 Pekan Ke-5, Ajang "Balas Dendam" RRQ Hoshi
- Ini Sebab Gojek Didenda KPPU Rp 3,3 Miliar
- Hasil Pencarian Google Ternyata Sebagian Besar Tidak Diklik