Ekspor Produk Teknologi AS ke China Akan Dibatasi

- Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Joe Biden dikabarkan tengah menggodok kebijakan baru seputar larangan ekspor sejumlah produk teknologi milik AS ke China.
Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat senior pemerintah AS, beberapa saat sebelum Biden melakukan panggilan telepon kepada Presiden China, Xi Jinping untuk pertama kalinya sebagai Presiden AS, pekan lalu.
Meski demikian, tidak dijelaskan apa saja produk teknologi yang bakal terkena kebijakan baru ini, begitu pula bunyi aturan larangan ekspor tersebut secara spesifik.
Baca juga: Presiden Biden Tinjau Kembali Nasib TikTok di AS
Yang jelas, pemerintah AS bakal melarang beragam produk teknologi buatan perusahaan AS yang masuk dalam kategori "sensitif" agar tidak dimanfaatkan oleh China untuk berbagai kepentingan, terutama militer.
"Kami perlu menegaskan bahwa kami tidak akan memasok teknologi yang sangat sensitif yang dapat memajukan kemampuan militer China," ujar seorang pejabat senior pemerintah yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters.
Tidak dijelaskan secara detail, apa saja produk teknologi yang masuk dalam kategori sensitif oleh pemerintah AS.
Selain rencana kebijakan larangan ekspor, pemerintahan AS juga mengatakan bahwa pihaknya belum berencana mencabut kebijakan tarif pajak impor, yang sempat digelontorkan oleh presiden AS sebelumnya, Donald Trump.
Sebab, pemerintah Biden ingin mengulas kebijakan tersebut secara intensif terlebih dahulu, sebelum nantinya menjadi keputusan yang absolut.
"Kami masih menetapkan tarif-tarif pajak tersebut sembari mengulas kebijakan ini secara intensif. Sebab, kami tidak ingin gegabah dalam memutuskan sesuatu," tutur pejabat senior AS itu, dikutip KompasTekno dari Reuters, Selasa (16/2/2021).
Baca juga: Sikap Terbaru Presiden Biden, Ponsel Huawei Masih Terlarang Pakai Google
Dengan kata lain, suasana perang dagang antara AS dan China saat ini masih terasa "panas" seperti kondisi pada saat pemerintahan Trump, meski sudah diambil alih oleh Biden.
Belum jelas apakah Biden bakal melanjutkan seluruh kebijakan Trump yang berhubungan dengan perdagangan antara AS-China atau tidak.
Satu hal yang pasti, Biden sendiri sempat mengkritik langkah yang dilakukan oleh pemerintah pendahulunya, di mana Trump mengeluarkan peraturan sewenang-wenang atas kemauannya sendiri.
"Kritik terbesar Presiden Biden atas pemerintahan Trump sebenarnya bukan seputar mereka bersikap keras terhadap China, melainkan strategi untuk menetapkan segala kebijakan perdagangan atas nama Trump sendiri," imbuh pejabat AS tersebut.
Terkini Lainnya
- 2,5 Miliar Akun Gmail di Bawah Ancaman AI Hack
- Arti “Fortis Fortuna Adiuvat” yang Sering Muncul di Bio TikTok dan Instagram
- Ditunjuk Jadi "Staff Khusus", Berapa Gaji Elon Musk?
- Meta Bikin Mesin "Pembaca Pikiran" Bertenaga AI, Begini Bentuknya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ditunjuk Jadi "Staff Khusus", Berapa Gaji Elon Musk?
- Putri Bill Gates Divaksin Covid-19, Bantah Teori Konspirasi soal Ayahnya dengan Lelucon
- GPU RTX 30 Series "Gaib", Ini Solusi Nvidia
- Profil Elon Musk, Sarjana Ekonomi Pendiri Tesla dan SpaceX
- Hacker Bobol 35 Perusahaan Teknologi Besar, Dapat Hadiah Rp 1,8 Miliar
- Steam Gelar Lunar New Year Sale, Diskon Game hingga 84 Persen