Ayah Steve Jobs, Imigran Muslim yang Menyesal Tak Mengenal Anaknya

— Steve Jobs, sang pendiri Apple, meninggal dunia pada 5 Oktober, tepat sembilang tahun yang lalu. Meski demikian, kisah hidup sang maestro teknologi ini tak lekang terus diangkat.
Salah satu kisah yang sangat mengharukan datang dari sang ayah kandung Steve Jobs, Abdulfattah John Jandali. Berikut cerita lengkapnya:
Hanya satu hal yang diinginkan Abdulfattah John Jandali, imigran Muslim asal Suriah, yang juga ayah biologis salah satu pendiri perusahaan komputer Apple, Steve Jobs.
Keinginannya sederhana, duduk minum kopi dan berbincang-bincang dengan anak kandungnya, yang tak sempat dia kenal.
Keadaan memaksa Jandali dan ibu kandung Jobs, Joanne Schieble (sekarang Joanne Simpson), menyerahkan bayi mungil itu untuk diadopsi.
Jobs lahir di San Francisco, 24 Februari 1955, dan diadopsi pasangan Paul dan Clara Jobs tak lama setelah dilahirkan. Mereka tinggal di Lembah Silikon, kawasan industri elektronik di AS.
Sayang beribu sayang, harapan Jandali kandas menyusul kematian Jobs, Rabu (5/10/2011), di kediamannya di Palo Alto, California, akibat penyakit kanker pankreas yang lama dideritanya.
Kepada surat kabar New York Post, Jandali mengaku baru mengetahui beberapa tahun terakhir kalau anaknya adalah "orang besar" sekaligus petinggi di perusahaan komputer bergengsi di dunia.
Walau sangat ingin bertemu, Jandali mengaku tak berani menelepon Jobs karena khawatir anak kandungnya itu salah sangka, mengira dia mengejar-ngejar Jobs yang kini terkenal dan kaya raya.
Jandali berkali-kali mengirimkan surat elektronik mengajak bertemu, tetapi tak pernah berbalas.
"Sekarang, saya tak punya apa-apa lagi untuk dikatakan," ujar Jandali.
Baca juga: Penelusuran Putri Steve Jobs soal Komputer Apple Lisa
Dengan nada penyesalan, Jandali mengaku tak akan pernah menyerahkan Jobs untuk diadopsi orang jika keputusan itu ada di tangannya. Keputusan adopsi diambil ibu Jobs, Joanne, lantaran ayahnya tidak mau mempunyai menantu imigran Suriah.
Joanne terpaksa pindah ke San Francisco bersama bayinya. Pada kondisi itulah, dia memutuskan untuk melepaskan Jobs.

Berbeda dengan perlakuan Jobs terhadap ayah biologisnya, visioner besar dunia itu lebih bisa menerima kembali ibu kandungnya. Dia juga "merangkul" adik kandungnya, Mona Simpson, yang baru dikenalnya setelah dewasa.
Jobs mengetahui keberadaan Mona saat menelusuri masa lalunya. Nasib Mona lebih beruntung, dia lahir setelah Jandali dan Joanne menikah resmi beberapa bulan setelah Jobs diadopsi.
Terkini Lainnya
- 3 Cara Gabungkan File Microsoft Word buat Skripsi dan Makalah
- Daftar Harga Netflix di Indonesia, Mulai Rp 54.000
- iPhone 16e Meluncur, iPhone 16 Versi "Murah"
- Xiaomi Suntik DeepSeek AI ke HyperOS, Ini HP yang Kebagian
- Nugroho Sulistyo Budi Resmi Dilantik Jadi Kepala BSSN
- Bocoran Desain iPhone 17 Pro, Jadi Mirip Ponsel Poco?
- HP Xiaomi Ini Dapat Update 6 Tahun, Dijual di Indonesia
- Foto: 100 Meter dari Panggung Seventeen Bangkok Tetap "Gokil" Pakai Samsung S25 Ultra
- Cara Buat Twibbon Ramadan 2025 di Canva lewat HP dan Desktop
- Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
- Cara Bikin Kata-kata Kartu Ucapan Lebaran untuk Hampers Lebaran via ChatGPT
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- Perkataan dan Pemikiran yang Inspiratif dari Steve Jobs
- "Among Us" Jadi Game Paling Populer Kalahkan "PUBG Mobile"
- Fitur Belanja Instagram Shopping Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
- Elon Musk Ingin Baterai Mobil Listrik Tesla Diproduksi di Indonesia?
- Video: Unboxing dan Menjajal Kamera Vivo V20 SE, Sebagus Apa?