Begini Tanda-tanda Orang yang Harus "Puasa" Media Sosial
- "Hanya ada dua industri yang menyebut konsumen mereka "pengguna", yakni industri teknologi dan obat-obatan terlarang." Begitu kutipan dari Edward Tufte, ahli statistik asal Amerika yang muncul di film dokumenter orisinil Netflix berjudul The Social Dilemma.
Kalimat tersebut seakan menyadarkan bahwa produk teknologi dan obat-obat terlarang memiliki efek samping yang sama, yakni kecanduan.
Seperti kecanduan obat-obatan terlarang, kecanduan produk teknologi seperti gadget atau media sosial juga merusak kesehatan, terutama kesehatan mental.
Alif Aulia Masfufah, psikolog klinis dari Komunitas Love Yourself Indonesia mengatakan kecanduan media sosial bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental. Misalnya saja munculnya rasa iri, tidak percaya diri, cemas, dan berpikir berlebihan alias overthinking.
Baca juga: Bos Xiaomi Indonesia Aktif Menjawab di Media Sosial, Ini Alasannya
Engagement atau jumlah likes maupun komentar yang diterima di media sosial juga bisa saja mempengaruhi diri seseorang. Termasuk ketika terpicu memori-memori lama, yang baik maupun yang buruk. Namun, itu baru dampak ringan.
"Kalau udah menghabiskan banyak waktu di media sosial, yang kena kehidupan nyata," jelas Aulia dalam program bincang-bincang AntarMuka bersama KompasTekno.
Media sosial juga membentuk pola interaksi baru manusia. Dengan mudah, orang-orang bisa terhubung dengan teman lama, teman jauh, bahkan orang asing sekalipun.
Sisi baiknya, orang akan lebih mudah bersosialisasi secara maya. Namun jika berlebihan, pengguna media sosial bisa terlalu nyaman berkomunikasi dengan orang asing atau orang yang jauh darinya ketimbang dengan orang terdekat, seperti keluarga atau sahabat.
Mereka akan merasa "diterima" dan "diakui" di media sosial yang kemudian menimbulkan perasaan bahagia. Dampaknya, mereka akan memanipulasi kehidupannya.
Misalnya saja selalu ingin terlihat bagus di media sosial. Walhasil, dia akan melakukan berbagai cara untuk mendapat perhatian. "Hidupnya semu, sebenarnya di kehidupan nyata tidak seperti itu tapi cuma popularitas semu di sosmed," jelas Aulia.
Tanda-tanda harus puasa media sosial
Jika sudah merasa terganggu dengan penggunaan media sosial, tidak ada salahnya rehat sejenak dari dunia maya. Aulia mengatakan, ada tiga tingkat keparahan kecanduan media sosial yang bisa dijadikan patokan kapan orang harus mulai berpuasa media sosial.
Pertama adalah early sign, yakni saat orang mulai banyak berkomunikasi dengan teman atau orang asing yang dikenal lewat media sosial ketimbang kerabat dekat.
Mereka juga lebih memilih menghabiskan waktu berselancar di dunia maya daripada melakukan hal-hal penting, seperti makan, bekerja, atau tidur.
Kedua adalah warning sign, di mana penggunaan media sosial mempengaruhi kehidupan dunia nyata. Misalnya sering berkonflik dengan kerabat dekat atau mulai sering berbohong.
Terkini Lainnya
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Xiaomi Mi Watch Revolve Meluncur, Harga Rp 1 Jutaan Baterai Tahan Lama
- Pengiriman Smartphone di Indonesia Catat Rekor Terendah
- Ini 5 Merek Penguasa Pasar Smartphone Indonesia di Kuartal II-2020
- Facebook Akhirnya Gabungkan Messenger dan Direct Message Instagram
- Kabel Internet Asia-Amerika Putus Bikin IndiHome dan FirstMedia Lemot?