Toko Aplikasi Selain Play Store Akan Lebih Mudah Diakses di Android 12

- Berbeda dari iOS yang hanya membolehkan pengguna mengunduh aplikasi dari toko resmi App Store milik Apple, pengguna Android memiliki pilihan untuk memakai toko pihak ketiga di luar Play Store.
Sebagian ponsel Android pun selama ini sudah banyak menyertakan toko aplikasi lain secara bawaan, seperti misalnya Galaxy App Store di ponsel Samsung atau Oppo App Market.
Di OS Android versi berikutnya, Android 12, Google berkomitmen bakal mempermudah pengguna dalam mendapatkan aplikasi dari toko pihak ketiga. Hal tersebut dikemukakan oleh Google dalam sebuah pengumuman di blog developer Android.
Baca juga: 17 Aplikasi Ini Terinfeksi Malware Joker, Segera Hapus dari Ponsel Android Anda
"Kami akan membuat perubahan di Android 12 (versi tahun depan) agar pengguna bisa lebih mudah dalam menggunakan toko aplikasi lain di perangkat, sambil berhati-hati agar tidak mengganggu sistem keamanan Android," tulis Google.
Tidak dijelaskan apa persisnya "perubahan" yang dimaksud, atau bagaimana nanti pengaruhnya ke toko aplikasi pihak ketiga. Yang jelas, Google berkata sedang mengerjakannya dan bakal memberi pengumuman tentang perkembangan selanjutnya.
"Dipaksa" bayar
Di pengumuman yang sama, Google turut mengatakan bahwa ada perubahan kebijakan terkait mekanisme pembayaranlewat aplikasi. Para pengembang kini diharuskan menggunakan sistem pembayaran dari Google Play In-app Billing.
Pengembang yang belum menggunakan sistem pembayaran Google diberikan waktu selama setahun hingga selambatnya 30 September 2021 untuk menerapkan mekanisme tersebut di aplikasinya.
Dengan kata lain, para developer "dipaksa" membayar potongan pendapatan sebesar 30 persen yang dikenakan untuk transaksi lewat sistem Google Play In-app Billing.
Baca juga: Hilang dari Google Play Store, Begini Cara Unduh Fortnite di Android
Padahal, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Next Web, Kamis (1/20/2020), pungutan itulah yang membuat developer seperti Epic (pembuat Fortnite) keberatan dengan Play Store dan beralih ke toko aplikasi sendiri.
Selain Epic, pengembang aplikasi populer lainnya seperti Spotify dan Netflix juga menggunakan sistem pembayaran masing-masing di luar Play Store, di mana pengguna membayar langsung ke pengembang, alih-alih melalui Google.
Belakangan, para developer ini membuat koalisi untuk menentang sistem pungutan transaksi di toko aplikasi yang dipandang sebagai praktik anti-kompetisi. Sasarannya adalah Apple (iOS), tapi bukan tidak mungkin perubahan kebijakan Google akan memancing reaksi pula.
Terkini Lainnya
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- Cisco Umumkan AI Defense, Solusi Keamanan AI untuk Perusahaan
- Menggenggam HP Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate, Smartphone Tipis Rasa Tablet
- Smartphone Vivo Y29 4G Meluncur, Bawa Baterai Jumbo 6.500 mAh
- 3 Cara Mengaktifkan Touchpad Laptop Windows dengan Mudah dan Praktis
- HP Lipat Oppo Find N5 Sangat Tipis, Ini Rahasia di Baliknya
- Fitur Foto Anti-gagal di Samsung Galaxy S25 Ultra Ini Wajib Dipakai Saat Nonton Konser
- Gimbal Smartphone DJI Osmo Mobile 7 Pro Dirilis, Sudah Bisa Dibeli di Indonesia
- 10 Aplikasi untuk Menunjang Ibadah Puasa Ramadhan 2025 di iPhone dan Android
- Merekam Foto dan Video Konser Makin "Seamless" dengan Cincin Pintar Galaxy Ring
- Angin Segar Investasi Apple, Harapan iPhone 16 Masuk Indonesia Kian Terbuka
- Melihat Tampilan iPhone 16e, Serupa tapi Tak Sama dengan iPhone 14
- HP Lipat Oppo Find N5 Segera Rilis di Indonesia, Kapan?
- Tanda-tanda Siri Bakal Bisa Diajak Ngobrol dengan Bahasa Indonesia
- Lenovo Luncurkan Laptop Layar Lipat Pertama, ThinkPad X1 Fold
- Zoom Versi PC Punya Filter Wajah Lucu, Begini Cara Pakainya
- Pengguna Facebook Bakal Bisa Posting ke Instagram dan Messenger Sekaligus
- Durasi Video Call Google Meet Tak Jadi Dibatasi 60 Menit