Kabel Internet Asia-Amerika Putus Tidak Pengaruhi IndiHome dan First Media

- Akibat adanya pemeliharaan darurat pada sistem kabel internet bawah laut Asia-America Gateway (AAG), penyedia layanan internet (ISP) asal Filipina, Sky Cable Corp, mengumumkan terjadinya gangguan pada layanan mereka.
Melalui media sosial Twitter, pengguna internet di Indonesia juga mengeluhkan adanya pelambatan koneksi jaringan internet mereka.
Misalnya pengguna dengan akun @indradewaputra yang mengeluhkan lambannya layanan internet PT Telkom, IndiHome sejak beberapa hari terakhir.
Indihome ini udah berhari2 lemot dan gak stabil. Jadinya selama Weekend terpaksa pake kuota sendiri. Kayaknya harus ganti biznet ini. Gimana @IndiHome ?
— wes maskeran rung? (@indradewaputra) September 27, 2020
Hal serupa juga dialami oleh salah satu pengguna @munichdesc, yang mempertanyakan turunnya kualitas internet First Media secara tiba-tiba.
first media kenapa wifi nya jd lemot gini sih
— Desca (@munichdesc) September 29, 2020
Namun, benarkah pemeliharaan darurat pada kabel internet bawah laut Asia-America Gateway (AAG) ini juga berpengaruh pada layanan internet di Indonesia?
Menurut Chairman Internet Data Center (IDC) Indonesia, Johar Alam Rangkuti, pemeliharaan kabel AAG tidak memengaruhi layanan internet Indonesia.
Johar menuturkan bahwa saat ini kabel AAG di Indonesia masih belum aktif. Alhasil, 90 persen trafik internet Tanah Air masih mengandalkan kabel optik bawah laut berjenis SeaMeWe-3.
SeaMeWe-3 merupakan kabel optik bawah laut yang menghubungkan kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa Barat yang pembangunannya diketuai oleh France Telecom dan China Telecom, serta diadministrasikan oleh Singtel.
KompasTekno telah menghubungi pihak IndiHome dan FirstMedia terkait hal ini. Namun, keduanya belum memberikan respon.
Pernyataan PT Telkom dan First Media
Update, 2 Oktober 2020. Vice President Corporate Communication, Telkom Arif Prabowo mengatakan jalur yang mengalami gangguan tidak berada di wilayah Indonesia. Terlebih, jalur yang mengalami gangguan memiliki berbagai sistem komunikasi kabel laut internasional yang menjadi alternatif untuk pencadangan.
"Sehingga dapat dipastikan trafik telekomunikasi termasuk internet Indonesia khususnya di jaringan Telkom Group tetap berjalan normal tanpa gangguan," jelas Arif melalui pesan singkat yang diterima KompasTekno, Jumat (2/10/2020).
Update, 3 Oktober 2020. Pihak First Media menyatakan, masalah yang tengah terjadi atau dihadapi oleh Asia-America Gateaway (AAG) tidak mempengaruhi layanan internet mereka.
Untuk melengkapi pernyataan ini, PT Link Net Tbk dengan brand First Media memberikan sejumlah informasi terkait perusahaan, sebagai berikut:
PT Link Net Tbk (LINK) merupakan perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia. Seluruh kinerja dan pencapaian perusahaan disampaikan secara transparan dan kami memiliki kinerja keuangan dan pencapaian yang sangat solid pada tahun buku 2019 dan Juni 2020 sebagai berikut:
- Link Net membukukan pendapatan sebesar Rp 3,755 miliar pada tahun 2019, meningkat 7.0% (YoY). Dan pendapatan pada 2Q20 sebesar Rp 971 miliar, meningkat 6,2% jika dibandingkan dengan 2Q19.
- Link Net mencatatkan EBITDA Rp 2,166 miliar pada tahun 2019. Dan EBITDA pada 2Q20 sebesar Rp 543 miliar, dengan EBITDA margin tercatat 55,9%, bertumbuh dari 53,8% pada 1Q20.
- Link Net mengalokasi CAPEX sebesar Rp 2 triliun untuk tahun 2020 dengan tujuan untuk ekspansi perluasan jaringan ke kota-kota besar di pulau Jawa, pembelian perangkat untuk pelanggan baru dan pemeliharaan jaringan.
- Link Net menambah total bersih pelanggan baru 62.430 pada 2Q20, meningkat signifikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan sepanjang tahun 2019 yaitu di 73.498. Total keseluruhan pelanggan pada 2Q20 tercatat sebanyak 762.392 pelanggan.
Baca juga: Telkom Pastikan Jaringan IndiHome Tidak Terganggu Kabel Laut yang Putus
AAG sendiri merupakan sistem kabel yang menyediakan konektivitas lintas negara, meliputi Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Hong Kong, Filipina, Guam, Hawaii, dan Pantai Barat Amerika Serikat.
AAG dibangun dan dibiayai oleh konsorsium dari perusahaan telekomunikasi lintas negara, termasuk di Indonesia, yakni PT Telkom Indonesia dan PT Indonesia Satellite Corporation atau yang kini berubah menjadi PT Indosat Tbk.
Catatan redaksi: Judul berita dan isi berita ini telah diubah menyesuaikan informasi terbaru yang kami terima dari First Media dan PT Telkom.
Terkini Lainnya
- Tanggal Penjualan dan Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Apple: Indonesia Segera
- 543 Pinjol Ilegal yang Tidak Diakui OJK Februari 2025
- Unboxing dan Hands-on Oppo Find N5, Ponsel Lipat yang Mewah dan Praktis
- Smartphone Lipat Oppo Find N5 Meluncur Global, Ini Harganya
- Menggenggam Nubia V70 Series, HP Rp 1 Jutaan dengan Desain Premium
- Perbandingan Spesifikasi iPhone 16e Vs iPhone SE 2022
- Selisih Rp 200.000, Ini 4 Perbedaan Nubia V70 dan Nubia V70 Design
- Daftar Promo Samsung Galaxy S25, Ada Diskon Bank dan Trade-in
- Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Indonesia Masih Menunggu Kepastian
- Apple C1 Resmi, Chip 5G Buatan Sendiri dan Debut di iPhone 16e
- Smartphone ZTE Nubia V70 dan V70 Design Resmi di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Kamera Aksi GoPro Max 360 Dirilis, Bisa Rekam Video 360 Derajat
- Cara Download WhatsApp di Laptop Windows 10
- Samsung Galaxy A06 5G Meluncur, Jaminan Update OS 4 Generasi
- Google Photos Kini Bisa Beri Tahu Pengguna Cara Edit Foto yang Bagus
- Vivo V20 SE Bisa Dipesan di Indonesia, Ini Fitur-fitur Unggulannya
- Ini Dia 2 Game PS Plus Gratis Oktober 2020
- Xiaomi Mi 10T, 10T Pro, dan 10T Lite Resmi Meluncur, Ini Harganya
- Wacana Balon Internet Google Loon di Indonesia dan Hambatannya