104 Juta Video Dihapus dari TikTok

- Di tengah kisruh akuisisi untuk bisnisnya di Amerika Serikat, TikTok mengumumkan laporan transparansi terbarunya. Media sosial yang dimiliki ByteDance ini mengklaim telah menghapus lebih dari 104,5 juta video negatif selama semester-I 2020
Konten negatif yang dimaksud misalnya yang melanggar norma asusila, menampilkan kekerasan atau bunuh diri, dan melanggar hukum.
Menurut TikTok, video-video tersebut melanggar pedoman komunitas atau ketentuan pengguanaan lain. Dari total video yang diunggah, TikTok mengklaim pihaknya hanya menghapus sekitar satu persennya saja.
Baca juga: Dapat Restu Trump, Oracle Akan Jadi Pemilik Saham TikTok
Meski demikian, jumlah video negatif yang dihapus sebenarnya berlipat dua dibanding periode yang sama tahun lalu. Ketika itu, TikTok mengumumkan menghapus sebanyak 49 juta video.
Dirangkum KompasTekno dari Tech Crunch, Rabu (23/9/2020), TikTok mengklaim bahwa 96,4 persen dari konten negatif ini sudah dihapus sebelum dilaporkan oleh pengguna. Dalam melakukan penyaringan konten, TikTok banyak bergantung pada sistem otomatis.
"Sebagai dampak dari pandemi Covid-19, kami mengandalkan lebih banyak teknologi untuk mendeteksi dan secara otomatis menghapus konten-konten berbahaya di beberapa negara seperti India, Brasil, dan Pakistan," tulis TikTok.
Dalam rincian TikTok, untuk kategori video-video yang dianggap melanggar pedoman komunitas platform, sebanyak 30,9 persennya adalah video yang menampilkan ketelanjangan orang dewasa dan aktivitas seksual.
Baca juga: Trump Tak Izinkan Pembelian TikTok jika Oracle Tak Punya Kontrol Penuh
Kemudian 22,3 persen adalah video yang dianggap membahayakan anak usia dini dan 19,6 persen lainnya adalah video aktivitas ilegal. Sisanya adalah konten berisi perilaku menyakiti diri sendiri, kekerasan, ujaran kebencian, dan aktivitas individu berbahaya lainnya.
Negara dengan jumlah video terhapus paling banyak adalah India, yakni sebesar 37,6 juta.
Padahal TikTok dibokir di negara ini karena alasan politis negara tersebut. Negara kedua penyumbang video yang dihapus terbanyak adalah Amerika Serikat dengan total 9,8 juta.
Seiring popularitasnya yang menanjak, TikTok juga senasib dengan aplikasi video lain, seperti Instagram, Facebook, atau YouTube yang kerap menjadi wadah konten-konten negatif. TikTok sendiri kini memiliki lebih dari 700 juta pengguna secara global.
Terkini Lainnya
- Netflix Buka Restoran, Bawa Konsep Serial dan Film Populer
- 2 Cara Menghentikan SMS Spam Iklan Pinjol yang Mengganggu
- Cara Blokir SMS Spam dan Promosi di HP Samsung
- MSI "Pede" Jual Konsol PC Handheld Lebih Mahal dari Asus dan Lenovo
- 4 Cara Bikin Kartu Ucapan Lebaran 2025 untuk Hampers, Cepat dan Bisa Cetak Sendiri
- Unboxing Moto G45 5G, HP Pertama Motorola "Comeback" ke RI
- Tablet "Flagship" Huawei MatePad Pro13.2 Meluncur, Bawa Fitur Olah Dokumen Level PC
- Motorola Resmi Kembali ke Indonesia, Bawa HP Moto G45 5G
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Meluncur, Harga Rp 31 Jutaan
- Huawei Mate XT Ultimate Resmi Rilis Global, Smartphone Lipat Tiga Harga Rp 60 Juta
- Cara Menghapus Cache di HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- iPhone SE Tidak Ada Lagi, Ini Gantinya?
- Begini Kemampuan AI di PC Gaming Handheld MSI Claw 8 AI Plus
- Bocoran 4 Saudara Kembar Oppo Find X9
- 2 Cara Beli Tiket Kapal Feri Online untuk Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Banyak yang Baru di Update Project Next Mobile Legends, Ini Daftarnya
- Pemain Mobile Legends Keluhkan "Project Next" Bikin Game Jadi Berubah
- Cara Cek Kuota Belajar Kemendikbud untuk Nomor Telkomsel, XL, Indosat, dan Tri
- Bocoran Harga iPhone 12 Beredar, Lebih Mahal dari iPhone 11
- Cara Bikin Receiptify, Daftar Lagu yang Menyerupai Setruk Belanja