Facebook Lebih Cepat Hapus Konten Hoaks yang Banyak Dilaporkan, Benarkah?
- Hoaks, disinformasi, dan berita palsu seakan menjadi "kotoran" di media sosial apapun saat ini, termasuk Facebook. Tidak jarang, pengguna media sosial terjebak hoaks dan mempercayai mentah-mentah apa yang dibaca.
Namun, pengguna lain yang menyadari bahwa itu informasi menyesatkan, bisa melaporkan unggahan tersebut ke Facebook agar segera dihapus. Biasanya, mereka mengajak pengguna lain untuk bersama-sama melaporkan hoaks atau berita palsu itu.
Tapi benarkah semakin banyak dilaporkan unggahan akan semakin cepat dihapus?
Ternyata belum tentu. Tanpa dilaporkan pun unggahan yang dianggap tim internal Facebook melanggar kebijakan komunitas akan segera dilenyapkan.
"Kategori itu (banyaknya laporan) sebenernya tidak menjadi tolok ukur kita untuk men-take down konten," jelas jelas Karissa Sjawaldy, Public Policy untuk Facebook di Indonesia dalam konfrensi pers, Rabu (12/8/2020).
Baca juga: Jumlah Pengguna Facebook Tembus 2,7 Miliar
Wanita yang akrab disapa Ica itu mengatakan, Facebook juga melakukan aksi lain terkait konten disinformasi. Seperti membatasi distribusi agar tidak muncul di linimasa teratas pengguna.
Selain itu, Facebook juga menyediakan tombol informasi yang disematkan di sebelah kanan konten. Pengguna cukup mengetuk ikon informasi tersebut untuk membaca lebih lanjut artikel yang berkaitan.
"Jadi sebenarnya bukan cuma take down saja, tapi kita juga memberikan alternatif lain yang kita lakukan untuk konten misinformasi," jelas Ica.
Lebih lanjut, Ica mengatakan Facebook sedang gencar membasmi disinformasi terkait Covid-19 selama pandemi ini.
Dihimpun dari Washington Post, Rabu (12/8/2020), Facebook mengklaim telah menghapus tujuh juta informasi menyesatkan terkait Covid-19, terhitung sejak April hingga Juni 2020.
Facebook juga memberi peringatan untuk 98 juta unggahan disinformasi tentang Covid-19 di platform selama periode yang sama.
Baca juga: DPR AS Panggil Bos Google, Facebook, dan Apple, Ada Apa?
Untuk meninjau seluruh konten yang tersebar, Facebook masih mengandalkan kemampuan machine learning yang dipadu dengan tenaga manusia untuk mengulas konten.
Ica mengimbau agar pengguna lebih teliti dan cermat saat membaca informasi dan tidak sembarangan untuk membagikannya.
"Kita harus cek dulu kebenarannya, jangan sampai kita membagikan informasi yang ternyata palsu dan membahayakan orang lain," jelas Ica.
Terkini Lainnya
- Chat Gamer di Discord Kini Tidak Bisa Diintip Hacker
- Cerita Kontingen E-sports Jabar, Sabet Emas PON Nomor Free Fire meski "Bentrok" Turnamen ASEAN
- Kapal Induk Italia "Cavour" Sandar di Jakarta, Bawa Jet Tempur F-35
- Tidak Ada Game PC di PON XXI 2024 Cabor E-sports, Kenapa?
- iPhone dan HP Android Akhirnya Akur, Bisa "SMS-an" Gratis
- Office LTSC 2024 Resmi, Tanpa Internet dan Tak Perlu Berlangganan
- Kompetisi Microsoft Excel Digelar di Indonesia untuk Pertama Kalinya, Final di Las Vegas
- Game "Final Fantasy XVI" Meluncur di PC, Ini Harganya di Indonesia
- Temui Menkominfo, Bigo Live Nyatakan Komitmen Keamanan Konten dan Investasi di Indonesia
- Instagram Rilis Akun Khusus Remaja, Interaksi Bisa Lebih Privat dan Aman
- 27 iPhone yang Kebagian iOS 18
- Samsung Galaxy F05 Meluncur, HP Murah dengan Kamera 50 MP
- Sejarah Urutan Versi Android dari Paling Awal hingga Terbaru
- Bisnis Game Lebih Cuan dari Streaming Video dan Musik, Menurut Riset
- Kenapa TWS di MacBook Terus Putus-putus? Begini Cara Mengatasinya
- iPhone dan HP Android Akhirnya Akur, Bisa "SMS-an" Gratis
- Pidato Ulang Tahun, Pendiri Xiaomi Sebut Nama Karyawati Pabrik di Batam
- Perbedaan Galaxy Fold dan Galaxy Z Fold 2 Terkuak dari Gambar Desain
- Server Free Fire Ditutup Lagi Hari Ini, Ada Apa?
- Pelanggan IndiHome Keluhkan Susahnya Proses Berhenti Berlangganan