Huawei Sudah Boleh Garap 5G dengan Perusahaan AS

- Departemen perdagangan Amerika Serikat (AS) mengamandemen aturannya soal kerja sama perusahaan AS dengan Huawei. Perusahaan AS mulai diizinkan untuk berbisnis dengan Huawei dalam hal pengembangan standar 5G.
Dilaporkan Reuters, departemen perdagangan AS dan beberapa lembaga lain telah menyetujui perubahan aturan tersebut. Perubahan ini kemudian dikirim ke Federal Register untuk dipublikasikan pada Selasa (16/6/2020).
Kendati demikian, amandemen ini bukan berarti pemerintah AS melunak terhadap Huawei. Sekertaris departemen perdagangan AS, Wilbur Ross bersikukuh bahwa keputusan ini didasarkan pada keamanan nasional AS, dan ambisinya untuk tetap menjadi inovator global.
Baca juga: Pemerintah AS Perpanjang Larangan Dagang dengan Huawei hingga 2021
"AS tidak akan menyerahkan kepemimpinan inovasi global," kata Ross.
"Departemen perdagangan tetap akan berkomitmen untuk melindungi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri AS dengan mendukung industri agar sepenuhnya terlibat dan mengadvokasi teknologi buatan AS, untuk menjadi standar internasional," lanjut Ross.
Teknologi 5G dianggap sangat penting bagi perkembangan teknologi masa depan, dengan iming-iming kecepatan yang jauh lebih tinggi dibanding LTE, dan latensi yang rendah. Salah satu yang akan berpengruh adalah operasional mobil swakemudi.
Secara spesifik, kerja sama yang diatur adalah bertukar informasi tentang pengembangan teknologi 5G, tanpa harus memerlukan lisensi atau surat izin ekspor.
Pemerintah AS beberapa waktu lalu sudah mulai mengizinkan perusahaan AS berbisnis dengan Huawei dengan syarat telah mengantongi lisensi.
Namun, departemen perdagangan AS tidak mengungkap apakah akan mencoret Huawei dan afiliasinya dari entity list atau tidak. Sejak 2019 lalu, Huawei masuk dalam daftar cekal bernama entity list, yang membuat Huawei tidak bisa berbisnis dengan perusahaan AS.
Daftar ini telak membuat bisnis Huawei tersendat, karena beberapa teknologi di smartphone, laptop, atau produk lainnya masih bergantung pada produk perusahaan AS. Seperti software Android di smartphone, atau Microsoft Windows untuk laptop MateBook mereka.
Baca juga: Tidak Ada YouTube di Android Huawei, Ini Penggantinya
Menurut Naomi Wilson, direktur senior kebijakan Asia Dewan Industri Teknologi Informasi, yang di dalamnya termasuk Intel, Amazon, dan Qualcomm, mengatakan bahwa kebijakan daftar hitam terhadap Huawei membuat perusahaan AS merasa dikesampingkan dari perundingan standar teknis. Hal itu membuat mereka mendapatkan kerugian strategis.
"(Aturan) yang masih butuh banyak klarifikasi ini akan membuat perusahaan (AS) bisa berkompetisi dan memimpin kegiatan mendasar, yang membantu menggulirkan teknologi lebih mutakhir, seperti 5G dan AI di seluruh dunia," jelas Wilson.
Wilson mengatakan akan meninjau amandemen aturan ini. Kabarnya, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo akan bertemu dengan perwakilan China di Hawaii untuk mendiskusikan lagi konflik dagang antara China dan AS yang kerap menjadikan Huawei "korban".
Terkini Lainnya
- Daftar Harga Netflix di Indonesia, Mulai Rp 54.000
- iPhone 16e Meluncur, iPhone 16 Versi "Murah"
- Xiaomi Suntik DeepSeek AI ke HyperOS, Ini HP yang Kebagian
- Nugroho Sulistyo Budi Resmi Dilantik Jadi Kepala BSSN
- Bocoran Desain iPhone 17 Pro, Jadi Mirip Ponsel Poco?
- HP Xiaomi Ini Dapat Update 6 Tahun, Dijual di Indonesia
- Foto: 100 Meter dari Panggung Seventeen Bangkok Tetap "Gokil" Pakai Samsung S25 Ultra
- Cara Buat Twibbon Ramadan 2025 di Canva lewat HP dan Desktop
- Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
- Cara Bikin Kata-kata Kartu Ucapan Lebaran untuk Hampers Lebaran via ChatGPT
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- HP Realme P3 Pro dan P3x 5G Meluncur, Bawa Baterai Besar dan Chipset Baru
- Advan Luncurkan Tab Sketsa, Tablet 10 Inci dengan Stylus
- Realme X3 SuperZoom Resmi Dijual di Indonesia, Harga Rp 8 Juta
- Samsung Rilis Galaxy S20 Plus dan Galaxy Buds Plus Edisi Spesial BTS
- Pre-order Huawei P40 dan P40 Pro Plus Dibuka, Ini Bonusnya
- Game "Counter Strike 1.6" Bisa Dimainkan di Browser Tanpa Install