Rawan Diretas, Twitter Akhirnya Matikan Fitur SMS

- Meski kini umum digunakan lewat aplikasi smartphone dan desktop, Twitter yang didirikan pada 2006 mulanya mengandalkan SMS untuk mengunggah dan menerima tweet. Itu sebabnya dulu ada batasan karakter hingga 140 saja.
Selain sudah jarang dipakai, fitur SMS di Twitter juga memiliki celah keamanan. Contohnya akun milik pendiri dan CEO Twitter sendiri, Jack Dorsey, yang sempat dibajak peretas tahun lalu sehingga Twitter mematikan fitur SMS untuk sementara.
Baca juga: Akun Twitter CEO Twitter Dibajak Pakai SMS
Belakangan, Twitter akhirnya mengatakan bahwa dukungan SMS dimatikan secara sepenuhnya. Artinya, pengguna tidak bisa lagi menerima notifikasi twit pengguna lain, ataupun mengirim twit lewat fitur SMS. Alasan Twitter tak lain berkaitan dengan keamanan.
We want to continue to help keep your account safe. We’ve seen vulnerabilities with SMS, so we’ve turned off our Twitter via SMS service, except for a few countries.
Everyone will still have access to important SMS messages needed to log in to and manage their accounts.
— Twitter Support (@TwitterSupport) April 27, 2020
"Kami melihat ada celah keamanan di SMS, jadi kami mematikan layanan Twitter via SMS, kecuali untuk beberapa negara," kicau akun @TwitterSupport. Tak dijelaskan negara mana saja yang masih bisa menggunakan SMS untuk Twitter.
Meski tidak bisa mengirim twit atau menerima notifikasi twit via SMS, pengguna tetap bisa menggunakan SMS untuk menerima kode two-factor authentication (2FA) saat akan melakukan login.
Jutaan akun "SMS" ikut terhapus
Efek samping dari penghapusan dukungan SMS ini adalah akun-akun Twitter yang dibuat menggunakan fitur SMS ikut terhapus. Akun-akun tersebut pada masa awal Twitter memulai layanannya dulu, dan kini tidak aktif.
Baca juga: Twitter Bikin Halaman Khusus Covid-19
"Kami menghapus aneka akun yang dibuat melalui SMS karena kami tidak lagi mendukung teknologi tersebut dan akun-akun ini pun cenderung menjadi target peretasan," ujar pihak Twitter sebagaimana dikutip KompasTekno dari Independent, Kamis (30/4/2020).
Kendati demikian, pihak Twitter tak mengungkap berapa jumlah pasti akun yang dihapus. Namun, pengamat teknologi Matt Navara mengatakan bahwa jumlahnya mencapai jutaan akun.
FYI: Twitter removed millions of inactive accounts on 16 April 2020.
The accounts removed were created via SMS, a feature no longer supported by Twitter.
Large accounts (1M+ followers) may have seen a drop in followers of between 8-10% due to this purge.
— Matt Navarra | ???? #StayAtHome (@MattNavarra) April 27, 2020
Menurut Navara, penghapusan akun non-aktif ini bisa menyebabkan penurunan jumlah follower antara 8 hingga 10 persen di akun dengan pengikut berjumlah besar atau di atas 1 juta.
Terkini Lainnya
- Hasil Foto Kamera 200 MP Samsung Galaxy S25 Ultra, Di-crop Tetap Jernih
- Takut Kendala Bahasa saat Nonton Konser di Luar Negeri? Coba Fitur Samsung S25 Ultra Ini
- Cara agar Tidak Menerima Pesan WhatsApp dari Orang Lain Tanpa Blokir, Mudah
- Meta Resmi Setop Program Cek Fakta di AS, Ini Gantinya
- Isi E-mail Lamaran Kerja dan Contoh-contohnya secara Lengkap
- Honor 400 Lite Meluncur, Mirip iPhone Pro dengan Dynamic Island
- Saham-saham Perusahaan Teknologi dan Game Berjatuhan Jelang Pemberlakuan Tarif Trump
- Fitur Baru WhatsApp: Matikan Mikrofon sebelum Angkat Telepon
- Apple Kirim 5 Pesawat Penuh iPhone ke AS untuk Hindari Dampak Tarif Trump
- Cara Bikin Action Figure ChatGPT dari Foto dengan Mudah, Menarik Dicoba
- Spesifikasi dan Harga Poco M7 Pro 5G di Indonesia
- Harga Bitcoin Anjlok gara-gara Tarif Trump
- Gara-gara Satu Twit X, Pasar Saham AS Terguncang dan Picu "Market Swing" Rp 40.000 Triliun
- Kekayaan Apple Turun Rp 10.718 Triliun akibat Tarif Trump
- Samsung Rilis Real Time Visual AI, Fitur AI yang Lebih Interaktif
- Pesan Berantai di WhatsApp Turun 70 Persen Setelah Dibatasi
- Samsung Luncurkan Ponsel Android Go Galaxy J2 Core 2020
- Hari Ini, Video Call 8 Orang di WhatsApp Sudah Bisa Digunakan
- Tidak Hanya Zoom, Microsoft Teams Juga Rentan Diretas
- Gelang Pintar Realme Band Resmi Masuk Indonesia, Berapa Harganya?