Harga Canon G7X Mark III di Indonesia dan Bedanya dengan Mark II

- Menjelang akhir tahun lalu, PT Datascrip selaku distributor produk-produk Canon mulai memasarkan kamera saku premium PowerShot G7X Mark III di Indonesia.
Perangkat tersebut dibanderol seharga Rp 9.900.000, lebih mahal dibandingkan pendahulunya, G7X Mark II, yang dijual Rp 7.500.000 pada saat pertama kali dipasarkan pada 2016.
Baca juga: Canon G7X Mark II Resmi Masuk Indonesia
Di balik harga yang lebih tinggi itu, Canon menambah sejumlah fitur baru yang menambah kegunaan dari G7X Mark III dibanding Mark II.
Berikut ini di antaranya, berdasarkan penelusuran KompasTekno terhadap kedua kamera.
Microphone input
Berbeda dari kamera terdahulu yang hanya mengandalkan mikrofon internal, G7X Mark III kini dibekali input mikrofon berupa jack audio 3,5mm.
Konektor tersebut memungkinkan pengguna G7X Mark III menambah berbagai macam mikrofon eksternal untuk meningkatkan kualitas rekaman suara, mulai dari jenis shotgun hingga clip on.
Kamera ini pun jadi lebih mumpuni untuk digunakan merekam video, termasuk ketika vlogging. Masalah seperti wind noise, ambience noise, dan jarak pembicara yang terlalu jauh bisa diatasi dengan mikrofon eksternal.
G7X Mark III tidak memiliki hotshoe, tapi mikrofon bisa ditempatkan di samping kamera dengan membeli aksesori plate cold shoe yang banyak dijual di pasaran.
Selain itu, G7X Mark III turut menyediakan pengaturan level audio secara manual untuk membantu perekaman dari mic yang tidak memiliki fitur ini.
USB type-C
Canon mengganti konektor micro USB pada G7X Mark II menjadi USB tipe C pada G7X Mark III. Port ini bisa digunakan untuk mengisi baterai kamera dengan powerbank atau charger ponsel.
Namun, ada syarat yang mesti dipenuhi, yakni pengguna mesti memakai kabel USB tipe C ke USB tipe C dengan dukungan standar USB Power Delivery (PD). Demikian juga powerbank atau charger yang mesti mendukung USB PD.
G7X Mark III tetap bisa dioperasikan selagi baterainya diisi lewat kabel USB tipe-C.
4K dan Slow Motion
Kemampuan video G7X Mark III turut ditingkatkan dan kini telah mendukung resolusi hingga 4K (3.840 x 2.160) 25/ 30 FPS tanpa crop dan perekaman slow motion di resolusi Full-HD (1.920 x 1.080) 100/ 120 FPS.
Video direkam dalam format MP4. Durasi maksimum untuk tiap klip adalah 9 menit 59 detik untuk 4K dan 29 menit 59 detik untuk Full-HD.
Canon turut menyematkan fitur Dynamic IS untuk meredam goyangan saat merekam video, misalnya ketika kamera digunankan sambil berjalan. Terdapat tiga tingkat setting, yakni “Low”, “Standard”, dan “High”.
Semakin tinggi setelannya, video akan semakin bebas goyangan, tapi juga mengalami crop yang lebih besar, dan kualitas gambar pun menurun dengan menjadi lebih soft.
Video Vertikal dan Live Streaming
Dua fitur ini mengesankan usaha Canon untuk merangkul konsumen dari kalangan pengguna smartphone penggemar media sosial.
G7X Mark III bisa menyematkan informasi ke file video apabila perekaman dilakukan secara vertikal. Dengan demikian, ketika ditransfer ke ponsel, video akan otomatis diputar dalam orientasi portrait sehingga bisa langsung diunggah ke medsos seperti Instagram Stories.
Pengguna juga bisa melakukan live streaming YouTube lewat G7X Mark III dengan menyambungkan kamera ke ponsel.
Sebelum bisa melakukan siaran langsung, pengguna mesti membuat akun dulu di layanan Canon Image Gateway agar bisa terhubung ke akun YouTube. Video bisa disiarkan dalam resolusi Full HD dan membutuhkan kecepatan internet setidaknya 6 Mbps.
Grip lebih besar
Perubahan yang satu ini mungkin terdengar sepele, tapi terasa kentara saat kamera berada di tangan
G7X Mark III memiliki bentuk grip yang mirip dengan Mark II, tapi ukurannya lebih besar dan lebih mantap saat digenggam.
Selain hal-hal di atas, Canon turut menerapkan beberapa perubahan atau komponen baru lain. Misalnya bagian control ring di sekeliling lensa kini tidak menyediakan pilihan untuk gerakan dengan atau tanpa klik.
Prosesor gambar G7X Mark III diperbarui menjadi Digic 8. Rentang sensitivitasnya ISO 125 hingga 12.800 (native).
Bagian penangkap gambar masih sama dengan sebelumnya, yakni sensor 1 inci 20 MP stacked CMOS dengan lensa zoom 24-100mm (ekuivalen full-frame) berbukaan f/1.8-2.8.
Perbandingan spesifikasi Canon PowerShot G7X Mark III dan Mark II dapat dilihat dalam tabel di bawah. Simak juga ulasan G7X Mark III dalam video di tautan berikut.
Terkini Lainnya
- Mencoba MSI Claw 8 AI Plus, Konsol Gaming Windows 11 dengan Joystick RGB
- Cara Pakai WhatsApp Bisnis buat Promosi UMKM
- Cara Buat Kartu Ucapan Ramadan 2025 untuk Hampers lewat Canva
- Databricks Ekspansi ke Indonesia: Buka Potensi AI dan Pengelolaan Data
- GPU Nvidia RTX 5070 Ti Mulai Dijual di Indonesia, Ini Harganya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e