Gojek Mulai Uji Coba di Malaysia Januari 2020

- Gojek akhirnya mendapat izin untuk mengaspal di Malaysia. Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke Siew Fook mengatakan, Gojek dan startup ride hailing lokal Dego Ride diperbolehkan melakukan uji coba selama enam bulan, mulai Januari 2020.
Uji coba ini akan dilakukan untuk mengukur seberapa tinggi permintaan pasar terhadap kehadiran transportasi ojek online di Malaysia.
"Transportasi ride hailing akan menjadi komponen penting untuk memberikan sistem transportasi publik yang komprehensif," jelas Loke kepada di hadapan parlemen Malaysia.
Baca juga: Layanan Roda Dua Go-Jek Diperbolehkan Beroperasi di Malaysia
Uji coba pertama akan mulai digelar di kawasan Lembah Klang, wilayah paling maju di Kuala Lumpur, Ibu Kota Malaysia. Setelah melihat reaksi pasar, pemerintah berencana memperluas area uji coba Gojek dan Dego Ride.
Loke mengatakan, Gojek dan Dego Ride akan tunduk pada peraturan yang sama seperti berlaku untuk layanan transportasi online lainnya, yakni Grab.
Dirangkum KompasTekno dari Channel News Asia, Rabu (6/11/2019), Gojek masih enggan berkomentar soal hal ini. Namun, co-CEO Gojek, Andre Soelisto sempat mengumbar pihaknya memang akan menambah daftar negara tujuan ekspansinya.
"Ini menjadi mimpi kami tahun depan. Layanan yang kami miliki di Indonesia bisa terbuka di beberapa negara lain dengan cepat," ujar Andre.
Hingga sekarang, Gojek sudah mengaspal setidaknya di tiga negara Asia Tenggara, yakni Vietnam, Thailand, dan Singapura.
Sebelumnya, izin Gojek di Malaysia sempat tersendat karena pemerintah setempat melarang kendaraan roda dua dijadikan moda transportasi publik. Alasannya terkait dengan tingkat kecelakaan yang tinggi.
Tidak hanya di Malaysia, Gojek juga sempat terganjal di Filipina karena aturan kepemilikan saham lokal.
Baca juga: Upaya Go-Jek Ekspansi ke Filipina Ditolak Lagi
Di Filipina, Andre mengatakan Gojek akan lebih fokus mebangun bisnis pembayaran digitalnya. Beberapa bulan lalu, Gojek juga telah mengakuisisi salah satu startup fintech Filipina bernama Coin.ph.
Hadirnya Gojek dan Dego Ride di Negeri Jiran bisa jadi membuat posisi Grab terancam. Sejauh ini, Grab menjadi penyedia ride hailing dominan di Malaysia setelah mengakuisisi unit usaha mantan pesaingnya, Uber, di wilayah Asia Tenggara.
Grab juga sedang berbenah menyesuaikan dengan aturan baru di Malaysia yang mengharuskan sopir transportasi ride hailing memiliki lisensi khusus, surat izin, dan asuransi. Aturan itu juga mengharuskan kendaraan transportasi online untuk melalui pemeriksaan.
Terkini Lainnya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- 5 Fitur Baru di DM Instagram, Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Cara Download WhatsApp di Laptop dengan Mudah
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500