Kominfo Belum "Kebelet" Gelar 5G di Indonesia

JAKARTA, - Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan bahwa Indonesia tak perlu terburu-buru menyelenggarakan jaringan 5G di Tanah Air. Pasalnya menurut Rudiantara, model bisnis untuk 5G di Indonesia sampai saat ini belum menemui titik temu.
"Kami (Kominfo) terus bertemu dengan banyak pihak. Kominfo dalam konteks 5G tidak 'kebelet' dalam arti 5G harus ada besok," kata Rudiantara saat ditemui di Gedung Nusantara II DPR, Selasa (18/6/2019).
"Buktinya apa? Pertama bisnis modelnya udah ada belom? 5G kecepatannya bisa 10 kali lipat, temen temen mau ga bayar 10 kali lipet dari sekarang?" imbuh Rudiantara.
Rudiantara kemudian membandingkan progress 5G antara Indonesia dengan Jepang. Menurutnya, Jepang pun baru bisa mengimplementasikan 5G pada 2020 mendatang. Itu pun karena Jepang dipercaya sebagai tuan rumah Olimpiade 2020.
Baca juga: Telkomsel Belum Tunjuk Mitra Jaringan untuk Gelar 5G
"Jadi model bisnis untuk ritelnya belum ada. Model bisnis untuk korporasi mungkin berbeda. Karena kalau bisnis kan biasanya, tidak apa-apa nambah biaya asal dapetnya lebih banyak lagi," kata Rudiantara.
"Kalau mengacu ke Jepang, Jepang pun baru tersedia 5G tahun ke depan. Karena Jepang jadi tuan rumah Olimpiade. Di Korea pun pasarnya diprioritaskan untuk pasar korporasi," lanjutnya.
Ditambah lagi, frekuensi untuk menggelar jaringan 5G belum tersedia di Indonesia. Frekuensi 3,5 Ghz yang layak untuk digunakan pun masih dipakai untuk satelit.
Rudiantara mengatakan, jika Indonesia memang betul-betul ingin segera menggelar jaringan 5G, bisa saja menggunakan frekuensi 3,5 Ghz dengan catatan hanya bisa digelar di wilayah yang tidak terkaver oleh satelit tersebut.
"Bisa nunggu satelitnya selesai, atau kalo kebelet, kita selenggarakan di wilayah yang tidak terkaver satelit ini. Satelitnya Extended C yang tidak digunakan di Pulau Jawa," kata Rudiantara.
Baca juga: Huawei Sarankan Indonesia Pakai Frekuensi Rendah untuk 5G
Kendati demikian, Rudiantara tetap menekankan bahwa model bisnis 5G adalah faktor utama mengapa Indonesia masih belum dapat mengimplementasikan 5G dalam waktu dekat.
"Meskipun frekuensi ada, tapi model bisnisnya belum ada. Kalau kita tanya operator, misalnya yang operator menengah, pasti mereka bilangnya nunggu frekuensi Kominfo. Tapi yang penting model bisnisnya dulu," pungkas Rudiantara.
Terkini Lainnya
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- Cisco Umumkan AI Defense, Solusi Keamanan AI untuk Perusahaan
- Menggenggam HP Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate, Smartphone Tipis Rasa Tablet
- Smartphone Vivo Y29 4G Meluncur, Bawa Baterai Jumbo 6.500 mAh
- 3 Cara Mengaktifkan Touchpad Laptop Windows dengan Mudah dan Praktis
- HP Lipat Oppo Find N5 Sangat Tipis, Ini Rahasia di Baliknya
- Fitur Foto Anti-gagal di Samsung Galaxy S25 Ultra Ini Wajib Dipakai Saat Nonton Konser
- Gimbal Smartphone DJI Osmo Mobile 7 Pro Dirilis, Sudah Bisa Dibeli di Indonesia
- 10 Aplikasi untuk Menunjang Ibadah Puasa Ramadhan 2025 di iPhone dan Android
- Merekam Foto dan Video Konser Makin "Seamless" dengan Cincin Pintar Galaxy Ring
- Angin Segar Investasi Apple, Harapan iPhone 16 Masuk Indonesia Kian Terbuka
- Melihat Tampilan iPhone 16e, Serupa tapi Tak Sama dengan iPhone 14
- HP Lipat Oppo Find N5 Segera Rilis di Indonesia, Kapan?