49 Persen Netizen di Indonesia Pernah Mengalami "Bullying" di Medsos

JAKARTA, - Setengah dari pengguna internet di Indonesia ternyata pernah menjadi korban perundungan atau bullying di media sosial.
Hasil riset Polling Indonesia yang bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengatakan ada sekitar 49 persen netizen yang pernah menjadi sasaran bullying di medsos.
Menurut Sekjen APJII, Henri Kasyfi, angka ini diperoleh dari hasil survei yang dilakukan kepada para pengguna internet di Indonesia selama periode Maret hingga 14 April 2019 lalu.
Baca juga: Instagram Jadi media "Cyberbullying" Nomor 1
Hasilnya, dari sebanyak 5.900 sampel yang diberi pertanyaan, sebagian besar menjawab pernah menjawab pernah menjadi bahan ejekan netizen lainnya.
"Angkanya besar, 49 persen mengaku pernah di-bully. Sementara ada sekitar 47 persen yang mengatakan tidak pernah. Sisanya, mereka tidak menjawab survei," kata Henri dalam sebuah acara di Jakarta Barat, Rabu (15/5/2019).
Ia pun melanjutkan, dari 49 persen orang yang pernah menjadi sasaran bullying, sebanyak 31,6 persen di antaranya mengaku kerap membiarkan perlakuan tersebut dan tak melakukan apa-apa.
Sementara ada sebanyak 7,9 persen yang membalas perlakuan tersebut dengan tindakan bullying yang serupa.
"Nah, dari 49 persen ini, 31,6 persen di antaranya tidak melakukan apa-apa saat di-bully. Ini perilaku pengguna internet di Indonesia yang kami lihat," lanjut Henri.
Selain itu, Henri pun mengungkapkan bahwa mayoritas pengguna internet di Indonesia berusia 15 hingga 19 tahun. Wilayah Pulau Jawa menjadi daerah dengan kontribusi penetrasi internet yang paling besar di Indonesia.
Baca juga: 4 Cara Baru Facebook Tangkal "Cyberbullying"
"Penetrasi internet paling besar ada di wilayah Pulau Jawa. Angka penetrasinya mencapai lebih dari 50 persen. Di Pulau Jawa ini, daerah Jawa Barat yang paling banyak berkontribusi," ungkap Henri.
Henri pun mengatakan bahwa hasil survei oni diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi para penyedia jasa internet di Indonesia untuk terus memperbaiki kualitas dan jangkauan layanannya di Tanah Air.
Mengacu pada hasil survei ini, Henri mengatakan masih ada penduduk di wilayah rural yang masih belum terjamah oleh teknologi internet.
"Ada 38,4 persen penduduk yang masih belum terjamah internet. Hasil survei ini kami harap bisa menjadi bahan evaluasi untuk penyedia jasa internet di daerah rural," ungkapnya.
Terkini Lainnya
- Tanggal Penjualan dan Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Apple: Indonesia Segera
- 543 Pinjol Ilegal yang Tidak Diakui OJK Februari 2025
- Unboxing dan Hands-on Oppo Find N5, Ponsel Lipat yang Mewah dan Praktis
- Smartphone Lipat Oppo Find N5 Meluncur Global, Ini Harganya
- Menggenggam Nubia V70 Series, HP Rp 1 Jutaan dengan Desain Premium
- Perbandingan Spesifikasi iPhone 16e Vs iPhone SE 2022
- Selisih Rp 200.000, Ini 4 Perbedaan Nubia V70 dan Nubia V70 Design
- Daftar Promo Samsung Galaxy S25, Ada Diskon Bank dan Trade-in
- Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Indonesia Masih Menunggu Kepastian
- Apple C1 Resmi, Chip 5G Buatan Sendiri dan Debut di iPhone 16e
- Smartphone ZTE Nubia V70 dan V70 Design Resmi di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Kamera Aksi GoPro Max 360 Dirilis, Bisa Rekam Video 360 Derajat
- Cara Download WhatsApp di Laptop Windows 10
- Samsung Galaxy A06 5G Meluncur, Jaminan Update OS 4 Generasi