Instagram Jadi Media "Cyber-Bullying" Nomor 1

- Instagram menjadi media sosial yang paling umum digunakan untuk melakukan perisakan/perundungan di internet, alias cyber-bullying. Setidaknya begitu menurut hasil survei dari lembaga donasi anti-bullying, Ditch The Label.
Cyber-bullyng yang dimaksud dalam hal ini mencakup komentar negatif pada postingan tertentu, pesan personal tak bersahabat, serta menyebarkan postingan atau profil akun media sosial tertentu dengan mengolok-olok.
Tak kurang dari 10.000 remaja berusia 12 hingga 20 tahun yang berdomisili di Inggris dijadikan sebagai sumber survei. Hasil survei menunjukkan, lebih dari 42 persen korban cyber-bullying mengaku mendapatkannya di Instagram, sebagaimana dilaporkan Mashable dan dihimpun KompasTekno, Jumat (21/7/2017).
Sementara itu, 37 persen korban cyber-bullying mengaku mengalami perisakan/perundungan via Facebook, dan 31 persen di Snapchat. Survey ini menunjukkan pergeseran platform untuk melakukan perundungan.
Baca: Pengguna Instagram Bisa Saring Komentar Kasar
Dulu Facebook dinobatkan sebagai wadah cyber-bullying nomor satu. Sebuah penelitian pada 2013 lalu menunjukkan 87 persen remaja menjadi korban cyber-bullying di Facebook.
Status dan Notes penebar kebencian dan komentar-komentar negatif yang menyertainya sudah menjadi makanan sehari-hari di Facebook.
Nah, pada 2014, posisi Facebook sebagai media sosial paling rentan cyber-bullying masih terjaga, namun persentasenya berkurang. Hanya 39 persen remaja yang mengalami cyber-bullying di Facebook, sementara 22 persen sudah di Instagram.
Instagram sejatinya merupakan platform untuk berbagi konten visual, bukan teks. Meski demikian, komentar-komentar yang merespons konten visual pengguna agaknya banyak yang tergolong sebagai cyber-bullying.
“Saya menyetel akun Instagram dalam mode privasi. Seseorang yang tak saya kenal tiba-tiba memiliki foto saya entah dari mana. Ia mengatakan bakal menaruh (atau mengedit) wajah saya pada foto telanjang jika saya tak angkat teleponnya,” kata seorang remaja 13 tahun ketika diwawancara untuk kebutuhan survei Ditch The Label.
“Saya tetap tak angkat teleponnya. Hingga kini saya tak tahu apakah orang itu benar-benar menyebar wajah saya dengan badan telanjang di internet atau tidak,” ia menambahkan.
Tanggapan Instagram
Hasil survei Dithc The Label menyimpulkan bahwa satu dari lima remaja di Inggris merupakan korban cyber-bullying. Menanggapi laporan ini, Instagram mengatakan terus meningkatkan layanannya untuk memberantas cyber-bullying.
“Kami tahu komentar-komentar yang diposting orang lain bisa berdampak besar dan karenanya kami telah berinvestasi pada teknologi baru untuk membantu Instagram menjadi platform yang aman dan positif,” kata Policy Chief Instagram, Michelle Napchan.
Lebih jauh, Napchan mengatakan teknologi machine learning yang dikembangkan Instagram memungkinkan komentar-komentar kasar secara otomatis diblok dari akun pengguna.
“Kami juga memberikan pilihan bagi pengguna untuk menon-aktifkan komentar, atau membuat daftar kata dan emoji yang ingin mereka sensor dari kolom komentar,” Napchan menuturkan.
Baca: Cegah Bully, Instagram Rilis Fitur Tutup Komentar
Terkini Lainnya
- Saham-saham Perusahaan Teknologi dan Game Berjatuhan Jelang Pemberlakuan Tarif Trump
- Fitur Baru WhatsApp: Matikan Mikrofon sebelum Angkat Telepon
- Apple Kirim 5 Pesawat Penuh iPhone ke AS untuk Hindari Dampak Tarif Trump
- Cara Bikin Action Figure ChatGPT dari Foto dengan Mudah, Menarik Dicoba
- Spesifikasi dan Harga Poco M7 Pro 5G di Indonesia
- Harga Bitcoin Anjlok gara-gara Tarif Trump
- Gara-gara Satu Twit X, Pasar Saham AS Terguncang dan Picu "Market Swing" Rp 40.000 Triliun
- Kekayaan Apple Turun Rp 10.718 Triliun akibat Tarif Trump
- Samsung Rilis Real Time Visual AI, Fitur AI yang Lebih Interaktif
- Trump Sebut Elon Musk Akan Mundur dari Pemerintahan
- Rumor Terbaru iPhone 17 Pro: Fanboy Siap-siap Kecewa?
- Ketika Grok AI Jadi Cara Baru Lempar Kritik di X/Twitter...
- 26 iPhone yang Akan Kebagian iOS 19
- ChatGPT Dituntut karena "Asbun", Tuding Pria Tak Bersalah Pembunuh
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta