F5 Networks Akuisisi Pengelola Separuh Situs Web Tersibuk di Dunia

- F5 Networks resmi mengakuisisi Nginx (baca: engine-X), sebuah perusahaan rintisan di balik web server populer dengan nama yang sama. F5 Networks merupakan pesaing besar Nginx yang khusus menyediakan teknologi jaringan atau Application Delivery Networking (ADN), menyediakan server, perangkat penimpan daya, dan layanan cloud.
Nilai valuasi F5 Networks di pasar terbuka sebesar 9,6 miliar dollar AS (Rp 137 triliun). Perusahaan ini akan mengakuisisi semua saham Nginx dengan nilai 670 juta dollar AS (Rp 9,5 triliun).
Dengan begitu, CEO Nginx, Gus Robertson dan co-founder, Igor Sysoev dan Maxim Konovalov akan menjadi pegawai F5 Networks setelah proses akuisisi ini rampung. Sedikit mengulik tentang Nginx, startup ini bukanlah perusahaan software besar.
Tapi Nginx web server adalah nomor tiga yang paling banyak digunakan di dunia, menguntit di belakang Microsoft dan Apache, serta mengungguli Google. Lebih dari separuh situs web tersibuk di dunia, termasuk milik McDonald's dan Starbucks mengandalkan server Nginx.
Baca juga: INFOGRAFIK: 30 Tahun World Wide Web, Pesatnya Internet dalam Angka
Tahun lalu, Robertson sesumbar bahwa pertumbuhan bisnis Nginx melonjak 100 persen secara year-on-year sejak tahun 2014. Inti web server Nginx tersedia secara open source, artinya, setiap orang bisa mengunduh dan menggunakan kode yang mereka mau.
Nginx pernah membuat layanan premiumnya bernama Nginx Plus yang bisa membantu para pengembang menciptakan aplikasi modern untuk komputasi besar seperti Amazon Web Service dan Microsoft Azure.
Setelah diakuisisi F5 Networks, Nginx memastikan bahwa aplikasi-aplikasi dan software mereka akan lebih aman dan menawarkan kinerja lebih baik dengan mengurai kemacetan lalu-lintas server.
Tetap dengan Merek Nginx
CEO dan Presiden F5 Networks, Francois Locoh-Donou, memuji Nginx sebagai pemimpin aplikasi software dan solusi manajemen API. Ia juga mengapresiasi kredibilitas merek Nginx serta basis pengguna open source yang besar.
Nginx masih akan tetap menggunakan mereknya, termasuk menetap di markas besarnya di San Francisco. Akuisisi ini akan mengintegrasi alat pemantau aplikasi keamanan miliki F5 Networks.
Sebelum diakuisisi, Nginx sempat memperolah pendanaan dari beberapa investor, di antaranya adalah Goldman Sachs, Telstra Ventures, dan New Enterprise Associates dengan total pendanaan 103 juta dollar AS (sekitar Rp 1,4 triliun).
Kendati demikian, tidak diketahui berapa nilai valuasi perusahaan ini, sebagaimana KompasTekno lansir dari Business Insider, Jumat (15/2/2019).
Awal Mula Rencana Akuisisi
Sebelum resmi diakuisisi, Robertson mengisahkan bahwa ada obrolan bisnis sebelumnya dengan F5 Networks. Pembicaraan ini berlanjut ke dalam jamuan makan malam khusus bersama Locoh-Donou hingga akhirnya membuahkan kata akuisisi.
"Kami merasa ada banyak sinergi," ungkap Robertson yang juga memuji 25.000 basis pelanggan F5 Networks.
Terkini Lainnya
- Unboxing dan Hands-on Oppo Find N5, Ponsel Lipat yang Mewah dan Praktis
- Smartphone Lipat Oppo Find N5 Meluncur Global, Ini Harganya
- Menggenggam Nubia V70 Series, HP Rp 1 Jutaan dengan Desain Premium
- Perbandingan Spesifikasi iPhone 16e Vs iPhone SE 2022
- Selisih Rp 200.000, Ini 4 Perbedaan Nubia V70 dan Nubia V70 Design
- Daftar Promo Samsung Galaxy S25, Ada Diskon Bank dan Trade-in
- Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Indonesia Masih Menunggu Kepastian
- Apple C1 Resmi, Chip 5G Buatan Sendiri dan Debut di iPhone 16e
- Smartphone ZTE Nubia V70 dan V70 Design Resmi di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Kamera Aksi GoPro Max 360 Dirilis, Bisa Rekam Video 360 Derajat
- Cara Download WhatsApp di Laptop Windows 10
- Samsung Galaxy A06 5G Meluncur, Jaminan Update OS 4 Generasi
- Cara Bikin Ucapan Menyambut Ramadhan 2025 Otomatis via Meta AI WhatsApp
- HP Samsung Ini Mendominasi Dipakai Carat di Konser Seventeen Bangkok