2019, Smartphone Huawei Bakal Mantapkan Posisi di Atas Apple

- Di tengah konflik dagang China dan Amerika yang menghangat, Huawei justru semakin dekat melampaui penjualan ponsel Apple (iPhone) untuk pertama kalinya.
Pada 2019 mendatang, pabrikan asal China ini kemungkinan akan bercokol di atas Apple selama setahun penuh, sehingga mengukuhkan posisinya sebagai pabrikan smartphone terbesar kedua di dunia.
Tanda-tandanya sudah mulai terlihat, seperti angka pengiriman 200 juta ponsel sepanjang tahun 2018 yang dbelakangan diumumkan oleh Huawei.
Baca juga: Huawei Kirim 200 Juta Ponsel Sepanjang 2018
Huawei juga menyalip posisi Apple sebagai pabrikan smartphone terbesar kedua pada kuartal kedua 2018 bulan April-Juni, menurut laporan firma riset pasar IDC. Posisi baru Huawei itu bertahan hingga kuartal ketiga 2018 yang berakhir bulan September.
Meski data kuartal keempat dan total market share sepanjang 2018 masih belum bisa dikalkulasi, agaknya hanya tinggal tunggu waktu saja sebelum Huawei benar-benar melewati Apple.
Dirangkum KompasTekno dari Asia Nikkei, Jumat (28/12/2018), selama tahun 2017, Apple mencatat penjualan ponselnya sebanyak 215,8 juta unit, terpaut sedikit dari rekor Huawei saat ini.
Penjualan ponsel Huawei mengalami pertumbuhan signifikan di wilayah China, Eropa, dan Afrika pada tahun 2018. Secara global, pertumbuhan penjualan ponsel Huawei naik 30 persen dari 153 juta unit tahun lalu.
Flagship idola
Jajaran "flagship" seperti Huawei P20 terbukti menjadi magnet dan idola baru pecinta smartphone dengan menawarkan inovasi triple-camera, bekerja sama dengan Leica.
Huawei mengklaim seri P20 terkirim lebih dari 16 juta unit sejak mulai tersedia pada bulan Maret lalu. Flagship berikutnya, seri Mate 20, diklaim mencatat pengiriman sebanyak lima juta unit hanya dalam waktu dua bulan.
Adapun smartphone Huawei seri Nova di papan tengah menyumbang kontribusi pengiriman terbesar dengan catatan 65 juta unit hingga menjelang akhir 2018.
Meski mengalami pertumbuhan penjualan, tekanan Huawei justru berasal dari politik. Diketahui CFO Huawei, Wanzhou Meng ditangkap kepolisian Kanada atas permintaan pemerintah AS.
Baca juga: Bos Huawei Ditangkap Kanada atas Permintaan AS
Ia dituduh melanggar penerapan sanksi ekonomi AS terhadap Iran dan mengancam keamanan nasional. Penangkapan Meng ini pun semakin mempertegang hubungan AS-China yang sedang dalam masa perang dagang.
Tekanan diperparah dengan sekutu AS, seperti Asutralia, Inggris, dan Selandia Baru yang ikut melarang penggunaan perangkat Huawei untuk koneksi jaringan 5G tahun depan.
Belakangan, Jepang juga melarang Huawei dan penyedia layanan internet lain dari China, ZTE, dengan dalih untuk melindungi kebocoran data sensitif.
Terkini Lainnya
- YouTube Bikin Langganan "Premium Lite", Ini Bedanya dengan Premium Biasa
- Angin Segar Investasi Apple, Harapan iPhone 16 Masuk Indonesia Kian Terbuka
- Microsoft Rilis Chip Kuantum Majorana 1 untuk Komputasi Skala Besar
- Beda Budaya Bisa Gagalkan Merger
- Cara Blokir SMS Spam yang Mengganggu di HP Xiaomi
- 2 Cara Menghapus Cache di HP Realme dengan Mudah dan Cepat
- Fitur Ini "Sulap" Oppo Find N5 Jadi Remot Laptop Apple Mac
- AMD Rilis 3 CPU Ryzen AI 300 Series
- Kulkas Pintar Samsung Bespoke AI Seri RS70 Resmi, Punya Fitur Penghemat Listrik
- Video: Fitur Samsung S25 Ultra Bikin Rekam Konser Seventeen Bangkok Jadi Anti-mainstream
- Hati-hati, Setting Bawaan di iPhone Bisa Jadi "Pintu" Hacker Menyusup
- Smartwatch OnePlus Watch 3 Resmi Meluncur, Layar Lebih Besar dan Terang
- Menkomdigi Minta Platform Digital Perketat Perlindungan Anak dari Konten Berbahaya
- 8 Ciri-ciri Chat Penipuan WhatsApp, Jangan Terkecoh
- Harga Laptop Akan Naik, Bos Acer Ungkap Alasannya