Dikritik, Imbauan Tak Pakai Headphone Malam-malam bagi Perempuan di London

- Perempuan di kota London sedang dirundung keresahan atas maraknya kasus pelecehan seksual. Setidaknya, kepolisian lokal mencatat ada sekitar 10 wanita di Cricklewood, London yang mengaku mendapat pelecehan seksual dalam sembilan bulan terakhir.
Atas kejadian ini, pihak berwenang setempat meminta para perempuan tidak menggunakan headphone, terutama saat berjalan sendirian. Hal ini belakangan menuai kritik.
"Saya akan meminta perempuan setempat untuk berhati-hati ketika mereka berjalan, khususnya jika mereka berjalan seorang diri," jelas detektif polisi Laura Avery, sebagaimana KompasTekno kutip dari BBC, Selasa (16/10/2018).
Avery mengimbau perempuan di sekitar London bagian barat laut, untuk tidak memilih jalan remang-remang.
"Jika perlu, beri tahu seseorang jika Anda akan pulang dan rute mana yang akan Anda ambil, dan tetap waspada dengan sekitar Anda, jadi jangan gunakan earphone atau perangkat genggam lain," jelas Avery lebih lanjut.
Jika ada yang mencurigakan, tambah Avery, mereka diminta untuk segera menghubungi polisi. Pelecehan seksual baru-baru ini dikabarkan sering terjadi di London, tepatnya di dekat stasiun Willesden Green Tube, di mana kasus terakhir juga terjadi di tempat tersebut.
Baca juga: Kakak Perempuan Zuckerberg Jadi Korban Pelecehan di Pesawat
Pada kasus terakhir itu, seorang korban mengisahkan jika dirinya didekati seorang pria yang mencoba mengajaknya berbicara sebelum pelaku melakukan pelecehan seksual.
Menurut pihak kepolisian setempat, sebagian besar kasus terjadi dengan cara yang sama, mengajak ngobrol korban dengan meminta ciuman atau pelukan, sebelum melakukan pelecehan. Kebanyakan kasus terjadi di akhir pekan.
Menyalahkan Korban
Atas imbauan pelarangan headphone bagi perempuan saat berjalan sendiri, beberapa pihak menganggap jika kepolisian justru menyalahkan korban (victim blamming) alilh-alih memburu pelakunya.
Protes banyak dilayangkan warganet di Twitter, salah satunya adalah dosen Universitas Southampton, Dr. Charlotte Lydia Riley.
The man in this incidents attempted to engage the women in conversation by asking for a kiss or a hug before assaulting them. How are HEADPHONES the problem here? #
— Dr Charlotte Lydia Riley (@lottelydia) 10 Oktober 2018
"Pria dalam insiden cenderung mengajak perempuan bicara dengan meminta ciuman atau pelukan sebelum melecehkan mereka. Lantas bagaimana bisa HEADPHONE jadi masalah di sini?" tulisnya.
Baca juga: Headphone Beats Meledak, Apple Salahkan Baterai
Dilansir dari The Independent, menurut pengacara profesional, Siobhan Tatum, para perempuan justru memanfaatkan earphone demi mengurangi perhatian dari pria. Menanggapi kontroversi ini, kepolisian London belum memberikan komentar.
Terkini Lainnya
- Xiaomi Suntik DeepSeek AI ke HyperOS, Ini HP yang Kebagian
- Nugroho Sulistyo Budi Resmi Dilantik Jadi Kepala BSSN
- Bocoran Desain iPhone 17 Pro, Jadi Mirip Ponsel Poco?
- HP Xiaomi Ini Dapat Update 6 Tahun, Dijual di Indonesia
- Foto: 100 Meter dari Panggung Seventeen Bangkok Tetap "Gokil" Pakai Samsung S25 Ultra
- Cara Buat Twibbon Ramadan 2025 di Canva lewat HP dan Desktop
- Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
- Cara Bikin Kata-kata Kartu Ucapan Lebaran untuk Hampers Lebaran via ChatGPT
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- HP Realme P3 Pro dan P3x 5G Meluncur, Bawa Baterai Besar dan Chipset Baru
- Cara Cari Ide Menu Sahur dan Buka Puasa Otomatis via AI serta Contoh Prompt
- xAI Luncurkan Grok 3, Chatbot AI Pesaing ChatGPT dan DeepSeek