Alasan Drone Berbanderol Mahal Tetap Laris di Indonesia
JAKARTA, - Pasar drone di Indonesia disebut semakin menguat. Salah satu pemicunya yang diyakini memberi efek besar adalah keberadaan media sosial yang semakin digandrungi banyak pengguna.
Menurut Marketing & Communication Director Erajaya Group, Djatmiko Wardoyo, hal ini tak lain dikarenakan media sosial menjadi salah satu tempat untuk menunjukkan eksistensi.
Foto dramatis dengan sudut pandang unik yang diinginkan pengguna membuat drone semakin dicari banyak orang.
"Perkembangan media sosial ini sangat berpengaruh besar pada pasar drone. Di medsos, selfie itu memang menarik tapi kurang dramatis. Makanya drone jadi pilihan untuk mengambil angle itu," ungkap Djatmiko di sela-sela peluncuran DJI Mavic 2 Pro dan Mavic 2 Zoom di kawasan Senayan, Kamis (27/9/2018).
Ia menuturkan selain perkembangan media sosial, seperti Instagram dan Facebook, ada pula industri baru yang membuat drone semakin laris di pasar. Industri baru tersebut yakni keberadaan blogger dan vlogger.
Baik vlogger maupun blogger kini menjadi sebuah profesi, sebuah peluang untuk mendulang uang sehingga diperlukan alat yang mampu menghasilkan gambar dengan angle yang bagus. Karena itulah drone meski dibanderol dengan harga cukup tinggi tetap bisa laku dijual.
"Itu adalah komunitas yang memerlukan dukungan device yang cukup bagus. Drone ini jadi salah satu sarana untuk mendukung hal-hal seperti itu. Kalau yang pertama tadi sifatnya pribadi, yang ini sifatnya profesional," lanjutnya.
Baca juga: DJI Mavic 2 Pro dan Mavic 2 Zoom Resmi Masuk Indonesia, Harganya?
Faktor ketiga menurut Djatmiko yang membuat pesawat nirawak ini semakin laris adalah karena perangkat tersebut sudah jadi bagian dari gaya hidup.
Ada semakin banyak orang yang hobi dengan drone baik itu untuk fotografi maupun sekadar menerbangkan drone untuk kesenangan.
"Ketiga, soal gaya hidup. Artinya ya hobi. Ketika kita ngomong tentang hobi ada banyak seperti fotografi, dll. Yang saya sebutkan tadi berkembang pesat. Makanya kebutuhan drone ini juga berkembang," kata Djatmiko.
Ia pun menuturkan pembeli dari pesawat nirawak ini ada dari beberapa segmen. Berbeda produk maka beda pula segmennya.
Drone dengan fitur lengkap kerap dibeli oleh para profesional karena memang menunjang pendapatan. Sedangkan pengguna yang sekadar ingin selfie atau mengambil gambar untuk hobi, drone yang dibeli yakni kelas menengah dan bawah.
"Ada pasarnya masing-masing. Penjualan drone itu seperti piramida, makin mahal dan lengkap fiturnya, makin mengerucut," ungkapnya.
Baca juga: Akhir Cerita Naruto, Sang Monyet Indonesia Pengambil Selfie
Terkini Lainnya
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Segera Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
- Apa Itu Product Active Failed di Microsoft Word? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- TikTok Tidak Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat
- Cara Masukkan Tabel di Pesan Gmail dengan Mudah
- 3 Cara Menghapus Cache di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- CEO TikTok Ternyata Pernah Magang di Facebook
- Aplikasi TikTok Hilang dari Google Play Store dan Apple App Store AS
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia
- Langkah Pertama yang Harus Dilakukan saat HP Hilang