ZTE Ganti CEO Demi AS

- Vendor smartphone asal China, ZTE menunjuk jajaran eksekutif baru demi memuluskan langkahnya masuk kembali ke pasar AS. Jabatan CEO baru akan dipegang oleh Xu Ziyang yang sebelumnya mengepalai cabang ZTE di Jerman.
Wakil presiden akan diamanahkan pada Wang Xiyu, Gu Junying dan Li Ying, dimana nama terakhir juga ditunjuk sebagai kepala CFO. Demi bisa menjalin bisnis lagi dengan beberapa perusahaan AS, ZTE berjanji untuk merombak manajemen dalam kurun waktu 30 hari.
Semua pejabat senior yang terbukti melakukan kesalah atau terlibat dalam pelanggaran yang dituduhkan AS, harus dinonaktifkan. Mereka yang resmi dicopot dari jajaran petinggi ZTE adalah mantan CEO Zhao Xianming, Xu Huijun, Zhang Zhenhui, Pang Shengqing, Xiong Hui dan Shao Weilin yang sebelumnya mengisi pos wakil presiden ZTE.
Selain merombak jajaran, ZTE juga diharuskan membayar denda 1 miliar dollar AS (sekitar Rp Rp 14,4 triliun rupiah) ke pemerintah AS untuk mencabut larangan pasokan komponen tujuh tahun yang sebelumnya mereka terima, sebagaimana KompasTekno lansir dari Cnet, Jumat 96/7/2018).
Baca juga: ZTE Boleh Kembali Berbisnis di AS
Pemerintah AS membuka kembali jalan ZTE untuk memasok komponen produk mereka dari perusahaan AS setelah Biro Industri dan Keamanan Departemen Perdagangan AS memperbolehkan lagi bisnis ZTE di AS secara temporer yang berlaku mulai 2 Juli hingga 1 Agustus 2018.
Dalam produksinya, ZTE sangat bergantung dengan AS terutama dalam pasokan komponen inti smartphone seperti chip yang didapatkan dari Qualcomm. Saat pemerintah AS di bawah administrasi Trump menjatuhkan sanksi, ZTE terpaksa harus menghentikan sebagian besar operasinya pada bulan April lalu.
Sanksi dan denda dilayangkan AS setelah ZTE dianggap mengirimkan komponen dari perusahaan AS ke Iran dan Korea Utara secara ilegal pada tahun 2017. Penyelesaian masalah ZTE pun membelah Kongres menjadi dua kubu. Beberapa anggota Kongres masih getol untuk mempertahankan sanksi saat sebagian lain masih ingin memberikan kesempatan.
Penggantian eksekutif di ZTE menjadi perhatian sendiri bagi para pegawai soal apakah para pemimpin baru bisa menyelesaikan masalah ini denngan kancar atau tidak. Beberapa analis menyebut, butuh waktu bagi ZTE memulihkan kepercayaan diri terhadap pasar setelah dicekal AS.
Terkini Lainnya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia