Pendiri WhatsApp Ajak Netizen untuk Hapus Facebook
— Facebook tengah dilanda badai krisis kepercayaan setelah 50 juta data akun penggunanya dinyatakan bocor ke pihak yang tidak berhak. Skandal ini mendapat perhatian banyak pihak, salah satunya mantan pendiri WhatsApp yang menyerukan ajakan "menghapus Facebook".
Melalui akun Twitter-nya, Brian Acton menuliskan tagar #DeleteFacebook (hapus Facebook). Kemudian tagar tersebut dibicarakan dan di-retweet oleh lebih dari 1.800 pengguna Twitter.
It is time. #deletefacebook
— Brian Acton (@brianacton) March 20, 2018
Brian Acton merupakan salah satu pendiri WhatsApp yang bekerja bersama Jan Koum mengembangkan aplikasi ini. Brian sempat bekerja selama kurang lebih empat tahun setelah WhatsApp diakuisisi Facebook.
Ia kemudian meninggalkan Facebook dan mendirikan aplikasi pesan instan melalui Signal Foundation sekitar enam bulan lalu.
Baca juga: Pendiri WhatsApp: Lamaran Kerja Saya Ditolak Facebook
Dilansir KompasTekno dari Cnet, Rabu (21/3/2018), pria yang dikenal telah lama berkecimpung di bidang enkripsi dan privasi data ini tidak menjelaskan secara rinci alasannya menuliskan tagar tersebut. Meski sangat jelas, tagar ini berhubungan dengan skandal bocornya 50 juta data pengguna Facebook.
Publik memang tengah menyoroti masalah keamanan data pengguna Facebook. Pasalnya, keamanan privasi ini selalu menjadi isu yang hangat dan terus digembar-gemborkan di era serba digital ini.
Beberapa hari lalu terungkap ada sebanyak 50 juta data personal pengguna Facebook dicuri dan disimpan oleh firma analisis data, Cambridge Analytica. (Baca juga: Cambridge Analytica Disebut Curi Data 50 Juta Pengguna Facebook)
Bukan cuma itu, data pengguna Facebook juga ada dalam arsip Strategic Communications Laboratories (SCL). Keduanya adalah perusahaan yang saling berafiliasi.
Dikutip dari Bloomberg, pendiri Facebook Mark Zuckerberg mengatakan, Cambridge Analytica mendapat data tersebut melalui pengembang aplikasi pihak ketiga. Perusahaan pihak ketiga tersebut memanen data dari 50 juta pengguna tanpa izin.
Dari 50 juta data pengguna Facebook yang berceceran di tangan pihak ketiga, 30 juta di antaranya sudah lengkap untuk memetakan seseorang. Jika sudah begitu, privasi pengguna tak lagi menjadi privasi.
Karena skandal ini, saham Facebook dilaporkan anjlok 6,77 persen setelah informasi kebocoran tersebut beredar. Nilai valuasi perusahaan pun turun hingga 36 miliar dollar AS (setara dengan Rp 495 triliun) seiring dengan kekhawatiran investor atas kasus kebocoran data yang menimpa Facebook.
Baca juga : Christopher Wylie, Mahasiswa Pengungkap Kebocoran Data Pengguna Facebook
Terkini Lainnya
- Tanda-tanda Google Search Mulai Ditinggalkan
- Wanita Perancis Kena Tipu Brad Pitt AI, Rp 13 Miliar Melayang
- Wujud Konsol Genggam Nintendo Switch 2 Akhirnya Diungkap, Bawa Layar Lebih Besar
- Sejarah Nokia, Berpindah-pindah Tangan hingga Pensiunnya Merek Smartphone
- 10 Emoji Ini Sering Disalahartikan, Simak Makna Sebenarnya
- Cara Mengatasi WA Muncul "Akun Ini Tidak Diizinkan Menggunakan WhatsApp karena Spam"
- Kenapa Sinkronisasi iCloud Lama? Ini Penyebabnya
- Bluesky Siapkan Flashes, Aplikasi Berbagi Foto Pesaing Instagram
- TikTok Terancam Tutup, Warga AS Malah Belajar Mandarin di Duolingo
- TWS Oppo Enco Air 4 Resmi di Indonesia, Bawa Fitur ANC Harga Rp 800.000
- HP Oppo Reno 13F 4G dan Reno 13F 5G Resmi di Indonesia, Desain Kembar Beda "Otak"
- Oppo Reno 13 5G Resmi di Indonesia, Smartphone Kuat dengan Fitur AI
- 2 Cara agar Notifikasi WhatsApp Tidak Muncul di Layar Kunci, Mudah dan Praktis
- Dampak HP Direset Pabrik yang Perlu Diketahui
- TikTok Terancam Tutup di AS, Pengguna Pindah ke Aplikasi Saudaranya