Rp 1.400 Triliun Tak Bisa Bikin Broadcom Beli Qualcomm

- Pekan lalu, Broadcom mengajukan tawaran akuisisi senilai 105 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.423 triliun atas Qualcomm. Belakangan, sang pabrikan chip Snapdragon itu menolak pinangan Broadcom. Alasannya, mahar yang disodorkan dinilai kurang besar.
“Proposal Broadcom tak sesuai dengan nilai Qualcomm, sehubungan dengan kepemimpinan perusahaan di teknologi mobile dan potensi pertumbuhan kami di masa depan,” ujar Executive Chairman Qualcomm, Paul Jacobs dirangkum KompasTekno dari ArsTechnica, Rabu (15/11/2017).
Qualcomm praktis mendominasi pasaran prosesor mobile Android dengan lini prosesor Snapdragon buatannya, terutama di segmen high-end.
Hanya sedikit vendor yang memiliki alternatif di luar Qualcomm, seperti Samsung dan Apple yang membuat system-on-chip (SoC) sendiri.
Baca juga : Qualcomm Pamer Smartphone 5G Pertama
“Di industri semikonduktor, tak ada perusahaan lain yang memiliki posisi lebih baik di ranah mobile, IoT, otomotif, edge computing, dan jaringan,” sesumbar CEO Qualcomm, Steve Mollenkopf.
Meski pinangannya ditolak, Broadcom tak patah arang. Qualcomm dipandang masih terbuka untuk tawaran akuisisi dengan nilai lebih tinggi.
Hanya beberapa jam setelah Qualcomm menolak proposal akuisisinya, Broadcom mengatakan tetap berkomitmen untuk membeli Qualcomm.
Broadcom pun dikabarkan berniat menaikkan harga tawaran hingga 130 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 1.700 triliun.
“Banyak pihak menginginkan agar Qualcomm bertemu dengan kami untuk mendiskusikan proposal akuisisi. Kami ingin bekerja sama dengan dewan direksi Qualcomm dan tim manajemennya,” ujar CEO Broadcom, Hock Tan.
Terkini Lainnya
- AMD Rilis 3 CPU Ryzen AI 300 Series
- Kulkas Pintar Samsung Bespoke AI Seri RS70 Resmi, Punya Fitur Penghemat Listrik
- Video: Fitur Samsung S25 Ultra Bikin Rekam Konser Seventeen Bangkok Jadi Anti-mainstream
- Hati-hati, Setting Bawaan di iPhone Bisa Jadi "Pintu" Hacker Menyusup
- Smartwatch OnePlus Watch 3 Resmi Meluncur, Layar Lebih Besar dan Terang
- YouTube Bikin Langganan "Premium Lite", Ini Bedanya dengan Premium Biasa
- Menkomdigi Minta Platform Digital Perketat Perlindungan Anak dari Konten Berbahaya
- 8 Ciri-ciri Chat Penipuan WhatsApp, Jangan Terkecoh
- Harga Laptop Akan Naik, Bos Acer Ungkap Alasannya
- 25 Tablet dan HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS dengan AI DeepSeek
- Mencoba MSI Claw 8 AI Plus, Konsol Gaming Windows 11 dengan Joystick RGB
- Cara Pakai WhatsApp Bisnis buat Promosi UMKM
- Cara Buat Kartu Ucapan Ramadan 2025 untuk Hampers lewat Canva
- Databricks Ekspansi ke Indonesia: Buka Potensi AI dan Pengelolaan Data
- GPU Nvidia RTX 5070 Ti Mulai Dijual di Indonesia, Ini Harganya