Presiden AS Tuding Facebook Bersikap Anti-Trump
- Presiden Trump dikenal sering menuding media mainstream sebagai penyebar berita bohong yang menyerang dirinya. Belakangan, dia juga melontarkan tuduhan serupa terhadap raksasa jejaring sosial Facebook.
“Facebook selalu anti-Trump. Jaringan ini memang selalu anti-Trump dan menyebar berita bohong, @nytimes (sudah minta maaf) dan @WaPo. Apakah ini kolusi?” kicau Trump lewat akun Twitternya, mengaitkan Facebook dengan New York Times dan Washington Post.
Tuduhan tersebut terdengar ironis lantaran sebelumnya Facebook justru banyak disangka berkontribusi besar terhadap kemenangan Trump di pemilu presiden AS, lewat berita-berita palsu di jejaring sosial itu yang menyanjung Trump dan menyerang lawan politiknya.
Baca: Algoritma Facebook Bikin Donald Trump Menangi Pemilu AS?
Trump tidak menjelaskan lebih jauh tentang apa persisnya sikap Facebook yang dia pandang sebagai “anti-Trump”. Yang jelas, tudingannya itu datang di saat Facebook sedang mendapat sorotan dari kongres AS dan penyelidik federal lantaran isu intervensi Rusia di pemilu presiden AS tahun lalu.
Facebook was always anti-Trump.The Networks were always anti-Trump hence,Fake News, @nytimes(apologized) & @WaPo were anti-Trump. Collusion?
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) September 27, 2017
Awal bulan ini, Facebook mengakui bahwa ada agen Rusia yang membeli 3.000 iklan di jaringannya menjelang pemilu presiden 2016. Sebagian iklan itu diduga bermaksud menciptakan gonjang-ganjing politik di Negeri Paman Sam.
Sementara, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Re/code, Kamis (28/9/2017), Trump tidak mau mengakui adanya keterlibatan Rusia dan menyebut berita soal itu sebagai “hoax” belaka.
Di sisi lain, pendiri Facebook Mark Zuckerberg beberapa kali melontarkan kritik terhadap Trump, misalnya soal rencana membangun tembok di perbatasan AS dan Meksiko, serta ururan imigran.
Salah satu yang terbaru, Zuckerberg mengkritik keputsan Trump mencabut program Deferred Action for Childhoold Arrivals (DACA) yang ditujukan membantu anak-anak imigran agar bisa bekerja dengan legal dan tidak dideportasi dari AS.
Baca: Lagi, Mark Zuckerberg Tak Hadiri Rapat Besar Bersama Donald Trump
Terkini Lainnya
- 8 Cara Mengatasi Notifikasi WhatsApp Tidak Bunyi dengan Mudah
- Spesifikasi dan Harga Tablet Infinix Xpad 4G di Indonesia, Mulai Rp 2 Jutaan
- Smartwatch Huawei Watch GT 5 dan GT 5 Pro Resmi, Diklaim Lebih Akurat Pantau Kesehatan
- Spesifikasi dan Harga Realme 13 Pro Plus 5G di Indonesia
- 3 Game Gratis Epic Games, Ada Game Zombi "The Last Stand: Aftermath"
- Jakarta Juara Umum PON XXI Cabor E-sports
- Spesifikasi dan Harga Realme 13 Pro 5G di Indonesia
- Jadwal MPL S14 Pekan Ini, Ada "Rematch" RRQ Hoshi Vs Evos Glory
- YouTube Kini Punya Tombol "Hype" untuk Dongkrak Popularitas Kreator Pemula
- Elon Musk Umumkan Blindsight, Inovasi agar Tunanetra Bisa Melihat Lagi
- Game "God of War Ragnarok" PC Resmi Meluncur, Ini Harganya di Indonesia
- Tablet Huawei MatePad Pro 12.2 dan MatePad 12 X Meluncur, Kompak Pakai Layar PaperMatte
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- YouTube Rilis Communities, Fitur Mirip Forum untuk Interaksi dengan Penonton
- Cara Login Akun BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO di HP Android dan iPhone