DNS Mampet, Internet Sedunia Bisa Tumbang
- Internet merupakan jaringan komputer yang maha rumit berisi jutaan server dan miliaran perangkat. Meski sangat kompleks, internet beroperasi dengan lancar, seakan-akan tanpa "dirigen".
Internet bisa berjalan lancar tak lain karena sebuah sistem bernama Domain Name System (DNS).
DNS bisa diibaratkan “buku telepon” internet. Isinya alamat IP dalam bentuk angka untuk situs-situs web. Ketika pengguna internet mengetik URL, semisal www.kompas.com, maka komputer akan mengontak server DNS untuk mengetahui alamat IP situs dimaksud.
Dalam hal ini alamat IP situs adalah 202.61.113.35. Begitu alamat IP diketahui dari server DNS, komputer pun bisa menuju dan membuka situs yang bersangkutan.
Tanpa DNS, pengguna hanya bisa mengunjungi situs dengan mengetikkan alamat IP berupa rangkaian nomor yang sukar diingat itu secara langsung di kolom browser.
Informasi DNS tersimpan dalam rangkaian server internet yang menghubungkan pengguna dengan server situs online tujuan. Cara kerjanya berantai berdasarkan urutan.
Baca: Serangan Masif DDoS Lumpuhkan Twitter, Indonesia Terdampak
Pertama-tama, komputer pengguna akan mengontak server DNS milik penyedia layanan internet (ISP). Kalau DNS di server ISP memiliki alamat IP situs dimaksud, komputer pengguna bisa langsung diarahkan ke tujuan.
Namun kalau tidak, maka server ISP akan "bertanya" ke server Root Zone Server yang menyimpan informasi DNS pengelola Top Level Domain (TLD) di seluruh dunia, misalnya .com, .org, .net, dan lain sebagainya.
Dari Root Zone Server, barulah traffic dialihkan ke server pengelola TLD, lalu second-level domain yang akhirnya memberikan alamat IP situs dimaksud ke komputer pengguna. Semua proses penelusuran hierarki DNS ini diselesaikan dalam waktu hanya sepersekian detik. Ilustrasinya dapat dilihat di laman berikut.
Masing-masing tahapan (zona) dalam hierarki itu memiliki pengelola berbeda. TLD komersial .com dan .net, misalnya, dikelola oleh Verisign, sementara TLD .id di Indonesia oleh PANDI.
Baca: 2016, Pengguna Internet di Indonesia Capai 132 Juta
Beberapa waktu lalu, server Dyn sempat tumbang yang berakibat pada putusnya salah satu mata rantai sistem DNS ini sehingga berakibat pengguna internet di sebagian wilayah dunia tak bisa mengakses sejumlah situs dan layanan online. Dyn sendiri hanyalah salah satu provider DNS yang tersebar di seluruh dunia.
Alamat palsu
Pendek kata, DNS adalah "buku telepon" internet disusun berdasarkan hierarki, dengan Root Zone di urutan teratas daftar alamat. Sistem ini memiliki kelemahan karena berbasis "saling percaya". Komputer akan percaya begitu saja dengan alamat yang diberikan oleh server DNS tanpa verifikasi.
Terkini Lainnya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua