Akses Internet Pendiri Wikileaks Diputus Negara "Pelindung"

- Pendiri Wikileaks Julian Assange telah bermukim dan bekerja di kedutaan besar Ekuador di London, Inggris, sejak memperoleh suaka pada 2012 guna menghindari ekstradisi ke Swedia untuk menghadapi tuduhan hukum pelecehan seksual.
Belakangan, akses internet Assange yang terkenal sering membocorkan rahasia negara-negara adidaya itu dilaporkan telah diputus oleh pihak kedutaan.
“Kami bisa mengkonfirmasi bahwa Ekuador memutus akses internet Assange pada Sabtu, pukul 5 sore GMT, segera setelah publkasi pidato Goldman Sachs Clinton,” kicau akun Twitter Wikileaks pada Senin (17/10/2016), sebagaimana dikutip KompasTekno dari Reuters.
Wikileaks pada Sabtu pekan lalu membocorkan serangkaian transkrip pidato Kandidat Presiden AS Hillary Clinton.
We can confirm Ecuador cut off Assange's internet access Saturday, 5pm GMT, shortly after publication of Clinton's Goldman Sachs speechs.
— WikiLeaks (@wikileaks) October 17, 2016
Isi bocoran antara lain komentar Clinton mengenai peranan Wall Street di regulasi finansial, hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, kemungkinan intervensi di perang sipil Suriah, dan dampak bocoran Wikileaks terhadap kebijakan luar negeri AS.
Bocoran transkrip tersebut merupakan bagian dari 40.000 hingga 50.000 e-mail yang dicuri hacker Rusia dari komputer ketua tim kampanye Clinton, John Podesta. Wikileaks lantas memperoleh salinan surat-surat elektronik itu.
Pemerintah Ekuador tak segera memberikan jawaban saat ditanyai soal akses internet Assange, tapi Menteri Luar Negeri Ekuador, Guillaume Long, mengatakan pemerintahnya tetap melindungi Assange.
“Situasi yang membuatnya diberikan suaka tetap sama,” ujar Long.
Meski akses internet Assange diputus, Wikileaks mengatakan punya “rencana cadangan” dalam keadaaan tersebut. Situs itu pun pada Senin kemarin mempublikasikan rangkaian bocoran dokumen baru dari e-mail Podesta.
Terkini Lainnya
- Microsoft Rilis Chip Kuantum Majorana 1 untuk Komputasi Skala Besar
- Beda Budaya Bisa Gagalkan Merger
- Cara Blokir SMS Spam yang Mengganggu di HP Xiaomi
- 2 Cara Menghapus Cache di HP Realme dengan Mudah dan Cepat
- Fitur Ini "Sulap" Oppo Find N5 Jadi Remot Laptop Apple Mac
- AMD Rilis 3 CPU Ryzen AI 300 Series
- Kulkas Pintar Samsung Bespoke AI Seri RS70 Resmi, Punya Fitur Penghemat Listrik
- Video: Fitur Samsung S25 Ultra Bikin Rekam Konser Seventeen Bangkok Jadi Anti-mainstream
- Hati-hati, Setting Bawaan di iPhone Bisa Jadi "Pintu" Hacker Menyusup
- Smartwatch OnePlus Watch 3 Resmi Meluncur, Layar Lebih Besar dan Terang
- YouTube Bikin Langganan "Premium Lite", Ini Bedanya dengan Premium Biasa
- Menkomdigi Minta Platform Digital Perketat Perlindungan Anak dari Konten Berbahaya
- 8 Ciri-ciri Chat Penipuan WhatsApp, Jangan Terkecoh
- Harga Laptop Akan Naik, Bos Acer Ungkap Alasannya
- 25 Tablet dan HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS dengan AI DeepSeek