Google, Facebook, dan OTT Asing Gondol Rp 14 Triliun Keluar Indonesia
MAKASSAR, - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai Indonesia memiliki potensi pasar digital yang luar biasa besar. Namun, hal itu belum optimal dimanfaatkan oleh pelaku industri digital di Tanah Air.
Bahkan, menurut APJII, Indonesia pada tahun 2015 lalu diprediksi kehilangan Rp 14 triliun dari pendapatan iklan digital. Kucuran uang tersebut lari ke penyedia layanan over the top (OTT) asing, seperti Facebook dan Google.
"Yang mendominasi pasar digital di Indonesia masih konten global, bukan konten lokal," kata Sarwani Dwinanto, Ketua Bidang Pengembangan Konten & Ekosistem Internet APJII dalam seminar Teknologi Digital dan Branding Pariwisata Sulawesi Selatan di Makassar yang diselenggarakan oleh Telkomsel dan Harian Kompas, Jumat (29/4/2016).
"Sayangnya dalam setahun terakhir ada uang Rp 14 triliun yang keluar dari Indonesia lewat digital ads. Mayoritas dimakan oleh Facebook dan Google," tegas Sarwani.
Dalam presentasinya, Sarwani mengungkap betapa pengguna internet di Indonesia itu memiliki potensi yang sangat tinggi. Indonesia menurut data APJII, memiliki pengguna internet yang terus bertambah dari tahun per tahunnya. Di 2014 lalu, jumlahnya 88,1 juta.
Kemudian pada 2015 jumlahnya meningkat menjadi sekitar 90 juta orang. APJII memprediksi pengguna internet di Indonesia akan tembus 100 juta pada akhir 2016.
Sayangnya, potensi tersebut tidak dibarengi dengan ekosistem digital yang memadai. Selama ini aplikasi OTT asing, dikatakan Sarwani, lebih mendominasi. Sebagai contoh, Facebook, Twitter, Path, dan sebagainya.
Jumlah pengguna Facebook di Indonesia hingga tahun lalu adalah 73 juta orang. Sementara untuk Twitter, dalam satu jam terdapat 2,4 juta kicauan yang bersamaan dicuitkan dari pengguna di Indonesia.
Twitter pun sempat mengungkap fakta bahwa Jakarta merupakan salah satu kota dengan kicauan Twitter paling ramai di dunia.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sendiri telah merilis naskah Rancangan Peraturan Menteri (Permen) tentang Penyediaan Layanan Aplikasi dan/atau Konten Melalui Internet pada Jumat (29/4) lalu.
Baca: Kemenkominfo Rilis Rancangan Aturan untuk Google dkk
Jika sudah disahkan, naskah tersebut akan menjadi Permen yang mengatur eksistensi OTT asing di Indonesia, seperti Facebook, WhatsApp, Google, Netflix, dan layanan sejenisnya.
Dengan kata lain, seluruh layanan over the top (OTT) atau yang berjalan menumpang di jaringan internet harus mengikuti aturan itu.
Baca: Di Indonesia, OTT Asing Harus Siap Disadap dan Disensor
Terkini Lainnya
- Daftar Aplikasi Android Terbaik 2024, ShopeePay Nomor 1 di Indonesia
- Instagram Hapus Fitur "Ikuti Hashtag", Ini Alasannya
- 5 Tips Menatap Layar HP yang Aman buat Mata, Penting Diperhatikan
- Aplikasi ChatGPT Kini Hadir untuk Semua Pengguna Windows, Tak Perlu Bayar
- Apa Itu Spam di WhatsApp? Ini Penjelasan dan Ciri-cirinya
- Casio Umumkan Ring Watch, Jam Tangan Cincin Harga Rp 2 Juta
- Cara Menghapus Akun Facebook yang Sudah Tidak Dipakai, Mudah dan Praktis
- HP "Underwater" Realme GT 7 Pro Rilis Global, Ini Spesifikasinya
- Yahoo Mail Kebagian Fitur AI, Bisa Rangkum dan Balas E-mail Langsung
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16