cpu-data.info

WhatsApp Terinspirasi dari "Lupa Password"

Logo WhatsApp.
Lihat Foto

 — Salah satu inspirasi yang mengilhami pembuatan aplikasi WhatsApp adalah lupa kata sandi (password). Salah seorang pendiri WhatsApp, Jan Koum, ternyata tidak suka mengingat nama pengguna dan password sebuah akun.

Pernah suatu waktu, selama musim panas, Koum membuat akun Skype hingga tiga kali dan sebagian besar akunnya hilang begitu saja. Hal ini disebabkan ia sulit mengingat nama pengguna dan password.

"Kebenciannya" atas password itulah yang membuat Koum tidak mau menggunakan password untuk verifikasi identitas pengguna. Ia bertekad untuk membuat layanan yang dapat bekerja dengan mudah dan cukup sekali log-in.

Pada 24 Februari 2009, tepat saat hari ulang tahunnya, Koum mendaftarkan sebuah perusahaan yang akan membuat layanan aplikasi digital untuk ponsel.

Sebelum membentuk perusahaan ini, Koum adalah mantan karyawan Yahoo!. Pada tahun 2007, ketika usianya 31 tahun, Koum mengundurkan diri dan memulai bisnisnya sendiri.

Aplikasi yang dibuat Koum itu diberi nama "WhatsApp," yang kala itu memiliki pesaing bernama "Zap". Meskipun pernah bekerja di Yahoo!, Koum tak ingin membuat WhatsApp terlihat seperti Yahoo Messenger.

Koum memikirkan agar serangkaian nomor telepon bisa menjadi kode untuk log-in. Ia berpikir, sebagian besar pemilik ponsel pasti mengingat nomor teleponnya.

Daftar kontak sebagai jejaring sosial

Kemudian, nomor telepon yang terdaftar di daftar kontak ponsel dijadikan sebagai "jejaring sosial" dalam layanan yang dibuat oleh Koum.

Ide yang berasal dari kegelisahan Koum atas lupa password ini lantas menjadi daya tarik tersendiri untuk WhatsApp. Antar-pengguna WhatsApp tak perlu repot mencari akun berdasarkan nama pengguna, cukup menyimpan nama dan nomor telepon di daftar kontak, maka sesama pengguna secara otomatis sudah "berteman" dan bisa saling berkirim pesan melalui jalur internet.

WhatsApp pertama kali dirilis pada Mei 2009 untuk sistem operasi Apple iOS.

Untuk memperluas konsep jejaring sosial di antara para pengguna WhatsApp, Koum akhirnya memutuskan untuk mengembangkan WhatsApp di platform lainnya, termasuk Android buatan Google.

Kehadiran Brian Acton

Pada bulan September 2009, seorang bernama Brian Acton memutuskan untuk bergabung di WhatsApp. Ia adalah teman Koum ketika bekerja Yahoo!. Hubungan pertemanan antara keduanya cukup akrab.

Koum adalah orang yang mewawancara Acton saat masuk ke Yahoo! untuk urusan sistem keamanan. Keduanya meninggalkan Yahoo! pada hari yang sama, 31 Oktober 2007.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat