Google Terancam Kehilangan Chrome, OpenAI Siap Beli

- OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, menyatakan kesiapannya untuk membeli peramban (browser) Google Chrome, jika Google benar-benar dipaksa untuk menjualnya sebagai bagian dari sanksi praktik monopoli yang tengah diusut pemerintah AS.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Nick Turley, kepala produk ChatGPT di OpenAI, dalam sidang pengadilan yang digelar untuk menentukan bentuk hukuman atas praktik anti-persaingan Google di pasar mesin pencari. Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh The Information.
“Dengan memiliki Chrome, kami bisa menawarkan pengalaman yang luar biasa dan memperkenalkan kepada pengguna seperti apa bentuk browser yang benar-benar berbasis AI,” kata Turley dalam kesaksiannya pada Selasa, seperti dikutip dari Bloomberg.
Baca juga: Google Tiru Fitur Browser Samsung Ini untuk di Chrome
Turley dihadirkan oleh Departemen Kehakiman AS (Department of Justice/DoJ) sebagai saksi dalam persidangan yang sedang menentukan sanksi atau remedies yang layak diberlakukan terhadap Google.
Sebelumnya, Departemen Kehakiman AS memenangkan gugatan antitrust terhadap Google pada 2023. Pengadilan menyimpulkan bahwa Google memonopoli pasar pencarian secara ilegal.
Kini, hakim tengah mempertimbangkan berbagai sanksi struktural, termasuk kemungkinan agar Google menjual Chrome, peramban web paling dominan di dunia.
Nah, Nick Turley dijadikan saksi oleh Departemen Kehakiman AS dalam sidang antimonopoli terhadap Google, karena perannya sebagai kepala produk ChatGPT di OpenAI, perusahaan yang dianggap terdampak langsung oleh dominasi Google di pasar pencarian online.
Turley dipanggil untuk menjelaskan bagaimana dominasi Google menghambat pertumbuhan dan inovasi pesaing seperti OpenAI.
Dalam kesaksiannya, Turley menyebut bahwa OpenAI pernah meminta akses ke data pencarian Google untuk meningkatkan performa layanan SearchGPT (mesin pencari di dalam ChatGPT), tapi ditolak.
"Jika kami punya akses ke data real-time Google, kami bisa membangun produk yang lebih baik dengan lebih cepat," ujar Turley.
Baca juga: Cara Akses Password iCloud di Google Chrome

Misalnya, Google mulai membayar Samsung sejak Januari agar aplikasi Gemini (AI milik Google) terpasang langsung di ponsel buatan Samsung.
“Kami sudah mencoba (negosiasi), tapi tidak pernah sampai ke tahap negosiasi serius,” kata Turley.
Di samping itu, Google juga dilaporkan membayar Apple miliaran dollar AS per tahun agar tetap menjadi mesin pencari default di peramban Safari. Departemen Kehakiman AS melihat ini sebagai strategi yang menghambat kompetisi.
OpenAI sendiri kabarnya sudah mempertimbangkan untuk mengembangkan browser baru yang bisa menjadi pesaing Chrome.
Terkini Lainnya
- Google Terancam Kehilangan Chrome, OpenAI Siap Beli
- Kesan Pertama Menjajal Aplikasi Instagram Edits, Belum Selevel CapCut
- Sony Naikkan Harga PlayStation 5 di Sejumlah Negara, Ini Rinciannya
- Hati-hati Dapat E-mail dari "no-reply@google.com"
- China Luncurkan Internet 10G, Download Film 20 GB Cuma 10 Detik
- HP Realme GT7 Resmi dengan Dimensity 9400+ dan Baterai 7.200 mAh
- CEO Discord Mundur, Digantikan oleh Eksekutif dari Activision Blizzard
- Medsos Bluesky Kini Punya Sistem Centang Biru yang Tak Biasa
- Pendiri Instagram: Mark Zuckerberg Anggap Kami Ancaman
- Masih Pakai iPhone 6s? Ini Risikonya
- Korban iPhone Hilang Gugat Apple Rp 84 Miliar
- Sejarah dan Asal-usul Bug di Komputer serta Jenis-jenisnya
- Samsung Rilis Lagi Antarmuka One UI 7, Ini Daftar 10 HP Galaxy yang Kebagian
- Cara Cepat Lihat Jumlah Dislike Video YouTube
- Smartphone Huawei Enjoy 80 Resmi, Bawa Baterai Jumbo Harga Rp 2 Jutaan
- Hati-hati Dapat E-mail dari "no-reply@google.com"
- Pendiri Instagram: Mark Zuckerberg Anggap Kami Ancaman
- Kartu Grafis Nvidia GeForce RTX 5060 Ti Dijual di Indonesia, Harga Rp 7 Jutaan
- Smartphone Huawei Enjoy 80 Resmi, Bawa Baterai Jumbo Harga Rp 2 Jutaan
- HP Vivo T4 5G Meluncur dengan Baterai 7.300 mAh dan Desain Kamera "Flagship"