OpenAI Umumkan NextGenAI untuk "Membumikan" AI di Ranah Pendidikan

- Induk perusahaan chatbot ChatGPT, OpenAI memperkenalkan NextGenAI. NextGenAI merupakan konsorsium atau himpunan 15 lembaga dan universitas terkemuka dunia, baik di dalam maupun luar Amerika Serikat.
Mereka akan bekerja sama dengan OpenAI untuk semakin membumikan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) di ranah pendidikan dan penelitian. Harapannya, konsorsium ini bisa memajukan penelitian dan industri pendidikan memanfaatkan kecerdasan buatan.
Sebagai pengembang, OpenAI melihat ada potensi besar dari kehadiran AI yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan inovasi, mempercepat terobosan penelitian, serta menciptakan solusi yang lebih efektif dalam berbagai sektor, terutama di dunia pendidikan dan penelitian.
OpenAI bahkan berkomitmen untuk menyediakan 50 juta dollar AS (sekitar Rp 820 miliar) dalam bentuk hibah penelitian, pendanaan komputasi, dan akses API, guna mendukung siswa, pendidik, dan peneliti.
Baca juga: OpenAI Rilis GPT 4.5 untuk ChatGPT, Bisa Beri Saran Layaknya Manusia
Dengan menggabungkan berbagai lembaga tersebut, kehadiran NextGenAI diharapkan mampu mempersiapkan generasi mendatang dalam mengoptimalkan kecerdasan buatan di masa depan.
"Inisiatif ini dibangun tidak hanya untuk mendorong penemuan, tetapi juga untuk mempersiapkan generasi mendatang dalam membentuk masa depan AI," tulis OpenAI sebagaimana dirangkum KompasTekno dari blog resminya, Kamis (6/3/2025).
Optimalisasi penggunaan AI
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam konsorsium ini, terdapat beberapa lembaga yang menjadi mitra NextGenAI.
Adapun 15 lembaga tersebut antara lain Caltech, the California State University system, Duke University, University of Georgia, Harvard University, Howard University, Massachusetts Institute of Technology, University of Michigan, University of Mississippi, Ohio State University, University of Oxford, Sciences Po, Texas A&M University, serta Rumah Sakit Anak, dan Perpustakaan Umum Boston.
Lembaga-lembaga tersebut mendedikasikan institusinya untuk menggunakan AI dalam mempercepat kebutuhan riset dan pengembangan, termasuk di bidang kesehatan.
Baca juga: Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
Misalnya, di bidang pendidikan, Ohio State University memanfaatkan AI untuk mempercepat penelitian bidang kesehatan digital, terapi canggih, manufaktur, energi, mobilitas, dan pertanian.
Para pendidik (dosen) di universitas ini juga menggunakan kecerdasan buatan ini untuk menciptakan model pembelajaran yang lebih inovatif dan efisien.
Di Harvard University dan Rumah Sakit Anak Boston, AI dimanfaatkan untuk memangkas waktu yang dibutuhkan saat mendiagnosis penyakit langka. Ini sekaligus melatih keselarasan antara AI dengan nilai-nilai kemanusiaan dalam pengambilan keputusan medis.
Sementara itu, di Duke University, para ilmuwan menggunakan AI untuk mempelopori penelitian metasains, yakni dengan mengidentifikasi bidang-bidang sains di mana kecerdasan buatan dapat memberikan manfaat terbesar dalam pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut.
Baca juga: Ini Dia Pengganti Smartphone, Buatan OpenAI, Perancang iPhone, dan Istri Steve Jobs
Melatih sumber daya
NextGenAI juga digunakan untuk memberdayakan generasi berikutnya agar andal menggunakan AI.
Di Texas A&M University, NextGenAI digunakan untuk mendukung inisiatif literasi AI Generatif mereka, serta menyediakan pelatihan langsung bagi mahasiswa dan staf agar menggunakan AI secara bijak di lingkungan akademis.
Terkini Lainnya
- OpenAI Umumkan NextGenAI untuk "Membumikan" AI di Ranah Pendidikan
- Arti “Velocity”, Bahasa Gaul yang Lagi Viral di TikTok
- iPhone Jadi HP Bekas Terlaris, Ini Seri yang Paling Diminati
- Antarmuka Samsung One UI 7 Versi Beta Mulai Disebar, Ini HP dan Tablet yang Kebagian
- Tabel Spesifikasi Infinix Note 50 di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- 6 Smartphone yang Dipamerkan ZTE Nubia di MWC 2025 di Barcelona
- 6 Smart TV Harga Rp 2 Jutaan di Indonesia dari Berbagai Merek
- 8 Ciri-ciri Chat Penipuan WhatsApp, Jangan Terkecoh
- Trafik Data Telkomsel Diprediksi Naik 16 Persen di Momen RAFI 2025
- Trio HP Tecno Camon 40 Rilis Global, Indonesia Menunggu Kabar Baik
- Dark Mode Bukan Cuma Mengubah Tampilan HP Jadi Gelap, Begini Fungsinya
- Brand HP Ramai-ramai "Comeback" ke Indonesia, Xiaomi Siapkan Tiga Strategi
- Cara Bikin Video Velocity yang Lagi Viral di TikTok, Mudah dan Praktis
- Tecno Camon 40 dan Camon 40 Pro Rilis Global, Ada Tombol DeepSeek dan FlashSnap
- HP Nyentrik Nothing Phone (3a) dan (3a) Pro Meluncur dengan Snapdragon 7s Gen 3
- Trio HP Tecno Camon 40 Rilis Global, Indonesia Menunggu Kabar Baik
- HP Nyentrik Nothing Phone (3a) dan (3a) Pro Meluncur dengan Snapdragon 7s Gen 3
- Tecno Camon 40 dan Camon 40 Pro Rilis Global, Ada Tombol DeepSeek dan FlashSnap
- Cara Bikin Video Velocity yang Lagi Viral di TikTok, Mudah dan Praktis
- iPhone Jadi HP Bekas Terlaris, Ini Seri yang Paling Diminati