"Perang Dingin" sejak 2020, Presiden China dan Jack Ma Berdamai?

- Presiden China, Xi Jinping, dilaporkan bertemu dengan pendiri perusahaan Alibaba, Jack Ma, di Balai Agung Rakyat, Beijing pada Senin (17/2/2025).
Pertemuan ini disinyalir sebagai sinyal 'perdamaian' setelah hubungan keduanya sempat dilaporkan tegang sejak lima tahun lalu.
Untuk diketahui, keduanya selama ini terlibat "perang dingin", yang bermula ketika Xi Jinping membatalkan rencana penawaran saham perdana (IPO) perusahaan teknologi Ant Group, anak usaha Alibaba, beberapa hari sebelum melantai di bursa pada 2020 lalu.
Langkah pembatalan ini disebut-sebut sebagai respons atas kritik Jack Ma terhadap kalangan perbankan dan regulator di China dalam pidatonya di sebuah acara di Shanghai pada 24 Oktober 2020.
Baca juga: Drama Jack Ma, Kritik Pemerintah, Diisukan Tewas, hingga Muncul di Video 50 Detik
Dalam pidato tersebut, Jack Ma menuding bahwa bank-bank di China masih beroperasi dengan mentalitas "rumah gadai," yang hanya memberikan kredit berdasarkan jaminan aset.
Ia juga menilai regulasi perbankan yang berlaku saat itu menghambat inovasi dan perlu direformasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Melansir AFP, kehadiran Ma yang berada satu ruangan dengan Xi cukup menjadi sorotan global. Pasalnya, pasca perselisihan tersebut, Ma sempat menghilang dari publik selama beberapa waktu.
Banyak yang menilai pertemuan ini sebagai 'pertanda' bahwa pemerintah China tengah berupaya memperbaiki hubungan dengan Ma, dan mengembalikan reputasinya setelah perseteruan kemarin.
Strategi baru Xi Jinping
Tak hanya Ma, Xi Jinping juga mengundang sejumlah tokoh penting lain dari sektor swasta dalam pertemuan ini.
Beberapa nama besar yang turut hadir adalah pendiri raksasa teknologi Huawei Ren Zhengfei, pendiri BYD Wang Chuanfu, serta pendiri perusahaan baterai terkemuka CATL Robin Zeng. Tak ketinggalan, pendiri platform internet Meituan Wang Xing, juga ikut diundang dalam pertemuan tersebut.
Baca juga: Bos AI Google soal DeepSeek: Karya Terbaik dari China, tapi Hype Berlebihan
Langkah Xi untuk mengumpulkan para pemimpin bisnis ini diyakini sebagai upaya untuk memperkuat sektor swasta dalam menghadapi persaingan teknologi global, khususnya dengan Amerika Serikat.
“Ini merupakan pengakuan tersirat bahwa pemerintah China membutuhkan perusahaan-perusahaan swasta untuk bersaing dalam rivalitas teknologi dengan Amerika Serikat,” ujar Christopher Beddor, wakil direktur riset China di Gavekal Dragonomics, Hong Kong, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Rabu (19/2/2025).
Langkah ini juga datang di tengah meningkatnya persaingan teknologi AI antara China dan AS dalam beberapa bulan terakhir.
Bahkan, pendiri startup AI DeepSeek, Liang Wenfeng, yang disebut-sebut mampu bersaing dengan perusahaan AI Amerika melalui model AI berbiaya rendah, juga dilaporkan hadir dalam pertemuan tersebut.
Sektor bisnis swasta di China memang memainkan peran vital dalam perekonomian Negeri Tirai Bambu ini. Menurut perkiraan resmi, sektor ini berkontribusi lebih dari separuh pendapatan pajak negara, lebih dari 60 persen output ekonomi, dan sekitar 70 persen dari total inovasi teknologi.
Baca juga: Balas Tarif Trump, China Selidiki Google, Nvidia, Intel soal Monopoli
Oleh karenanya, Xi berupaya untuk menekan kelanjutan strategi pembangunan ekonomi China.
Dalam hal ini, dirinya menyebut bahwa sektor bisnis swasta di China memiliki "prospek yang luas dan potensi besar" untuk menciptakan kekayaan dan peluang tersebut.
Xi juga menyatakan bahwa pemerintahan China dan skala pasarnya akan memberikan keuntungan inheren dalam mengembangkan industri-industri baru.
"Ini adalah waktu yang tepat bagi mayoritas bisnis swasta dan pengusaha untuk menunjukkan bakat mereka," ujarnya dalam pernyataan yang disebut media resmi pemerintah sebagai "pidato penting".
Terkini Lainnya
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- HP Realme P3 Pro dan P3x 5G Meluncur, Bawa Baterai Besar dan Chipset Baru
- Cara Cari Ide Menu Sahur dan Buka Puasa Otomatis via AI serta Contoh Prompt
- xAI Luncurkan Grok 3, Chatbot AI Pesaing ChatGPT dan DeepSeek
- Ketika Warga Konser "Kelas Atas" Bawa Samsung S25 Ultra Nonton Seventeen "Right Here", Tribune Serasa VIP
- Inikah Tampilan Samsung Galaxy A56 dari Berbagai Sisi?
- MSI Ungkap Alasan Mau Jual PC Gaming Handheld Mahal di Indonesia
- "Perang Dingin" sejak 2020, Presiden China dan Jack Ma Berdamai?
- Lebih Dekat dengan Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate
- Spesifikasi dan Harga Moto G45 5G, HP Pertama Motorola buat “Comeback” ke Indonesia
- Perusahaan AI Elon Musk Rilis Grok 3, Diklaim Lebih Pintar dari DeepSeek
- Huawei Umumkan Gelang Pintar Band 10, Punya 100 Mode Olahraga dan Tahan 14 Hari
- Huawei FreeArc Meluncur, TWS Open-ear dengan Kait Telinga Elastis
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- MSI Ungkap Alasan Mau Jual PC Gaming Handheld Mahal di Indonesia
- Ketika Warga Konser "Kelas Atas" Bawa Samsung S25 Ultra Nonton Seventeen "Right Here", Tribune Serasa VIP
- MSI "Pede" Jual Konsol PC Handheld Lebih Mahal dari Asus dan Lenovo
- Motorola Resmi Kembali ke Indonesia, Bawa HP Moto G45 5G
- Begini Kemampuan AI di PC Gaming Handheld MSI Claw 8 AI Plus