Indonesia Memasuki Era WiFi Super Cepat Pendukung Ekonomi Digital

REVOLUSI digital terus berlangsung. Selain perkembangan Akal Imitasi (AI) yang bakal mengubah dunia dalam kurang dari satu dekade, transformasi digital juga diwarnai hadirnya teknologi WiFi generasi baru.
Saat ini kebutuhan konektivitas internet kualitas tinggi yang lebih cepat dan efisien semakin mendesak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital.
Salah satu komponen kuncinya adalah akses internet super cepat. Di sinilah peran kebijakan alokasi pita spektrum 6 GHz dalam bentuk izin kelas, atau yang oleh banyak negara disebut penggunaan tanpa lisensi.
WiFi dan ekonomi
Untuk membahas hal ini, menarik mengkaji studi NCTA berjudul “New Study Shows Critical Economic Impact of Wi-Fi Technologies” (26/09/2024). Riset ini menunjukan korelasi teknologi Wi-Fi dan kontribusinya bagi ekonomi AS.
Laporan riset itu menyebut dampak Teknologi Wi-Fi bagi ekonomi Amerika yang akan tumbuh pesat hingga 2,4 triliun dollar AS pada 2027. Angka ini menunjukan peningkatan 33 persen dari angka tahun 2024 yang diperkirakan 1,6 triliun dollar AS.
Pertumbuhan ini dipicu berbagai faktor, termasuk peningkatan kecepatan dan kinerja jaringan WiFi serta perkembangan teknologi Internet of Things (IoT).
Seiring dengan adopsi Wi-Fi 6 dan Wi-Fi 7 di AS, diprediksi menghasilkan manfaat konsumen sebesar 514 miliar dollar AS dan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,2 triliun dollar AS pada 2027.
Laporan yang disusun oleh Telecom Advisory Services ini mengungkap dampak ekonomi secara signifikan dari Wi-Fi dan teknologi terkaitnya. Hal ini tentu tak lepas dari kebijakan regulator yang mendukung teknologi ini.
Di AS, keputusan Federal Communications Commission (FCC) pada 2020 yang mengalokasikan spektrum 6 GHz tanpa lisensi adalah langkah signifikan yang memicu adopsi Wi-Fi 6, 6E dan pengembangan Wi-Fi 7.
Laporan NCTA memproyeksikan bahwa lebih dari 50 persen lalu lintas Wi-Fi di AS pada 2027 akan menggunakan teknologi Wi-Fi 7.
Negara berkembang
Dynamic Spectrum Alliance merilis publikasi “6 GHz unlicensed access and Wi-Fi 6E to add billions to Indonesian and African economies, reveals Dynamic Spectrum Alliance”.
Dilaporkan bahwa penerapan akses tanpa lisensi pada pita 6 GHz dapat membuka peluang ekonomi yang signifikan, terutama bagi negara-negara berkembang.
Studi yang dilakukan oleh Dynamic Spectrum Alliance (DSA) dan Telecom Advisory Services LLC (TAS) menunjukkan bahwa akses tanpa lisensi ke pita 6 GHz dapat meningkatkan PDB negara-negara seperti Indonesia, Kenya, Nigeria, dan Afrika Selatan, mencapai miliaran dollar AS dalam dekade mendatang.
Riset itu menyebut, Teknologi Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7, yang beroperasi di pita 6 GHz, berpotensi memberikan manfaat besar dalam memperluas jangkauan broadband, meningkatkan keterjangkauan, dan mempercepat kecepatan internet.
Laporan itu juga menarik, karena menyinggung spesifik Indonesia. Laporan itu menyebut diperkirakan antara 2022 hingga 2031, akses tanpa lisensi ke pita 6 GHz akan menyumbang 187,63 miliar dollar AS pada perekonomian Indonesia.
Terkini Lainnya
- Bank Indonesia Luncurkan QRIS Tap, Bayar Cukup Tempelkan HP
- HP Lipat Oppo Find N3 Turun Harga Rp 10 Juta
- Komdigi: iPhone 16 Sudah Penuhi Standar Perangkat Telekomunikasi di Indonesia
- Perilisan iPhone 16 di Indonesia Tinggal Tunggu Izin Impor
- Jadwal MPL S15 Pekan Ini, Ajang Pembuktian Onic Esports
- 5 Seri iPhone 16 Sudah Penuhi Syarat untuk Dijual di Indonesia
- Buka Lagi 16 Maret, Ini Link dan Cara Tukar Uang Baru Lebaran 2025 via Pintar BI
- Meta Umumkan Pengganti Program Cek Fakta di Facebook dan Instagram
- Samsung Siapkan Galaxy Tab S10 Versi Murah, Ini Bocorannya
- Akhirnya, iPhone 16, 16 Plus, 16 Pro, 16 Pro Max, dan 16e Sudah Dapat Izin Komdigi
- Samsung Update Fitur Expert RAW di HP Galaxy untuk Tingkatkan Hasil Foto
- GPU Nvidia GeForce RTX 5070 Sudah Bisa Dibeli di Indonesia, Ini Harganya
- Cara Daftar Mudik Gratis PLN 2025 Online via PLN Mobile, Buka Hari ini Jam 09.00
- Google Bayar Pemburu "Kutu" Rp 193 Miliar
- Perusahaan Arab Saudi Akuisisi Niantic Rp 57 Triliun, Game Pokemon Go Ganti Pemilik
- 5 Seri iPhone 16 Sudah Penuhi Syarat untuk Dijual di Indonesia
- Buka Lagi 16 Maret, Ini Link dan Cara Tukar Uang Baru Lebaran 2025 via Pintar BI
- Apple Dikabarkan Bersiap Produksi iPhone di Indonesia
- Konsol Game Legion Go S Resmi di Indonesia Pakai Windows 11, Ini Harganya
- Setelah Tarik Ulur, Apple Disebut Akan Bangun Pabrik iPhone di Indonesia
- Ikuti Google, Apple Ganti Nama Teluk Meksiko Jadi Teluk Amerika di Maps
- Sharp Tak Jualan HP Android Murah di Indonesia, Ini Alasannya