Warga AS Berbondong-bondong Ingin Hapus Akun Facebook dan Instagram akibat Kebijakan Baru Meta
- Warga Amerika Serikat (AS) berbondong-bondong ingin menghapus akun Facebook, Instagram, dan Threads pasca-pengumuman kebijakan baru Meta (induk Facebook).
Kebijakan tersebut akan menyetop program cek fakta (fact check) penangkal hoaks di AS, di platform-platform Meta seperti Facebook, Instagram, dan Threads.
Selain itu, Meta juga akan mengizinkan tipe posting dengan isu yang lebih bervariasi, hingga rekomendasi konten berbau politik.
Sontak kebijakan ini membuat warga AS ingin menghapus akun mereka yang terafiliasi dengan Meta. Dilaporkan TechCrunch, kata kunci yang berkaitan dengan cara menghapus akun Facebook, Instagram, dan Threads meningkat drastis di mesin pencari (search engine) Google Search.
Baca juga: Meta Setop Program Cek Fakta di Facebook dan Instagram
Beberapa kata kunci tersebut, seperti "how to delete facebook", how to quit Instagram", "how to delete threads account", dan sejenisnya bahkan sempat menjadi trending dan breakout di Google Search versi AS.
Breakout merupakan istilah yang dipakai Google untuk berbagai kata kunci yang mengalami peningkatan signifikan mencapai 5.000 persen dibanding biasanya di Google Search.
Artinya, masyarakat AS banyak mencari kata kunci ini setelah Meta mengumumkan kebijakan terbarunya soal moderasi konten tadi.
Beberapa kata kunci ini juga disebut memiliki tingkat ketertarikan (level of interest) mencapai skor 100 dari skala 100. Ini merupakan skor tertinggi yang bisa dicapai sebuah kata kunci yang trending di Google Search untuk suatu wilayah.
Baca juga: Google Sematkan Label Cek Fakta di Hasil Pencarian Gambar
Selain cara menghapus dan keluar dari Instagram, Facebook, dan Threads, warga AS juga ramai-ramai mencari alternatif dari ketiga media sosial Meta tersebut di Google Search.
Kata kunci yang mereka tuliskan adalah "alternative to facebook", hingga kata kunci terkait media sosial pesaing Facebook dan Threads macam "BlueSky" hingga "Mastodon".
Dengan kata lain, warga AS, terutama pengguna Facebook, Instagram, hingga Threads bisa dibilang tak suka dengan kebijakan baru yang diterapkan oleh Zuckerberg.
Hal ini terbilang wajar lantaran para pengamat menilai kebijakan tersebut bisa membuat media sosial Meta dipenuhi dengan berbagai posting hoaks dan palsu. Belum lagi, unggahan terkait ujaran kebencian juga boleh jadi makin marak karena minimnya moderasi konten.
Selain itu, konten yang berbau politik, terutama di AS juga berpotensi akan semakin berseliweran di Meta.
Baca juga: Twitter Rilis Fitur Community Notes untuk Tangkal Hoaks
Terlebih, Zuckerberg juga dikenal sosok yang dekat dengan presiden AS terpilih, Donald Trump. Sehingga, para pengamat khawatir posting-posting di Meta ada kaitannya dengan politik AS dan "disetir" oleh Trump.
Apapun yang terjadi, ini merupakan kebijakan yang diterapkan dan diumumkan langsung oleh Zuckerberg.
Pengguna bisa dibilang hanya bisa pasrah, atau memilih untuk meninggalkan media sosial Meta, jika memang benar-benar tidak suka dengan kebijakan ini, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Jumat (10/1/2025).
Terkini Lainnya
- Meutya Hafid Lantik Jajaran Pejabat Komdigi, Ada Fifi Aleyda Yahya dan Raline Shah
- Apa Itu Koin Jagat? Challenge Berburu Koin dari Aplikasi Jagat yang Ramai Dilarang
- 5.448 iPhone 16 Legal Masuk Indonesia Sebulan setelah Peluncuran
- Daftar Emoji Favorit Gen Z yang Bikin Chat Lebih Ekspresif
- WiFi Vs Data Seluler: Mana yang Lebih Boros Baterai?
- 3 Link untuk Pantau Kebakaran Los Angeles "Real Time", Begini Caranya
- iPhone 16 Masih Ilegal, Samsung Galaxy S25 Ultra Siap "Ngonser" Februari
- Daftar Lengkap HP Samsung yang Dapat Update Software 2025
- Pasar PC Global Naik, Berkah Windows 10 Pensiun
- Payung Tenaga Surya Ini Bisa Jadi Powerbank untuk Ngecas HP
- Elon Musk: Data untuk Latih AI Hampir Habis
- APK Bukan Singkatan dari “Aplikasi”, Begini Arti Sebenarnya
- Ponsel Lipat Tiga Samsung Meluncur Tahun Ini?
- Mengapa Desain Smartphone Kini Tampak Mirip Semua?
- Arti Emoji Kepala Batu yang Sering Digunakan dalam Percakapan Media Sosial
- iPhone 16 Masih Ilegal, Samsung Galaxy S25 Ultra Siap "Ngonser" Februari
- Bos OpenAI: ChatGPT Berbayar Malah Bikin Rugi Perusahaan
- HP Poco X7 dan X7 Pro Resmi, "Rebrand" 2 Ponsel Redmi Versi China
- HP Flagship Xiaomi Siap Masuk Indonesia, Ada yang Belum Dirilis
- Mengapa Bukalapak Tutup Layanan Marketplace Produk Fisik?
- Sisa 30 Hari Lagi untuk Belanja Gadget, Baju, dkk di Bukalapak