cpu-data.info

Profil Achmad Zaky, Pendiri Bukalapak yang Kini Mentransformasi Bisnis

Bukalapak tutup penjualan produk fisik mulai Januari 2025 dan beralih ke penjualan produk virtual.
Lihat Foto

- Bukalapak baru saja mengumumkan penutupan layanan marketplace untuk penjualan produk fisik, Selasa (7/1/2025). Produk fisik yang dimaksud seperti barang elektronik, pakaian, kosmetik, dan sebaginya.

Kini, perusahaan akan fokus menjual produk virtual, seperti pulsa prabayar, token listrik, voucher, dan lain-lain.

Bukalapak mengatakan penyetopan penjualan produk fisik dilakukan sebagai awal transformasi bisnis perusahaan.

Sejak pertama kali beroperasi pada 2010, Bukalapak mengukuhkan diri sebagai platform marketplace yang menjadi tempat untuk transaksi jual-beli antara pedagang dan pembeli secara online.  Di awal berdiri, Bukalapak menjual aneka produk, termasuk barang fisik.

Baca juga: Akhir Marketplace Bukalapak, Tutup Jualan Fisik dan Fokus Produk Virtual

Pengembangan dan operasi dari Bukalapak sebagai platform marketplace tak bisa lepas dari gagasan yang dibuat salah satu pendirinya, yakni Achmad Zaky. Salah satu alasan Zaky membuat Bukalapak adalah membantu pedagang kecil untuk berjualan secara online.

Membangun Bukalapak sebagai marketplace

Zaky yang merupakan lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (2004-2009) terdorong untuk membuat Bukalapak karena melihat banyak tetangga di kampung halamannya Sragen, yang sudah lama berbisnis kecil-kecilan, tetapi tidak berkembang.

Dari pengalaman tersebut, pendiri Bukalapak itu tergerak untuk membuat platform yang bisa jadi lapak untuk berjualan secara online. Dari semangat ini, tampak bahwa gagasan utama atau “jantung” dari Bukalapak adalah marketplace.

Founder Bukalapak Achmad Zaky.AMBARANIE NADIA KEMALA Founder Bukalapak Achmad Zaky.

Zaky lantas menginisiasi pengembangan Bukalapak sebagai platform marketplace bersama dua orang temannya, yakni Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono. Bukalapak pertama kali beroperasi di internet pada 2010.

Masa awal Bukalapak beroperasi merupakan tantangan berat bagi Zaky dan kawan-kawannya. Dikutip dari Antara News, Zaky mengatakan jika Bukalapak saat awal beroperasi tidak ada pengunjung sama sekali.

Menurutnya, masalah tersebut disebabkan karena banyak pengguna di sekitar tahun 2010 yang belum terbiasa dengan marketplace untuk jual-beli online. Sebagai marketplace, Bukalapak tentu harus memiliki pedagang yang menjajakan barang.

Akan tetapi, di masa-masa awal, selain sepi pengguna, pedagang pun sulit untuk diajak beralih ke sistem perdagangan online. Dikutip dari Kr Asia, saat awal Bukalapak beroperasi, hanya ada satu dari lima bisnis yang mau menjajal berdagang di platform tersebut.

Selain belum banyak pengguna dan pedagang yang tertarik dengan Bukalapak, Zaky dan kawan-kawan juga mengalami masalah pendanaan.

Saat dana pribadi untuk mengembangkan Bukalapak telah habis, Zaky mengatakan, tidak ada pihak yang mau berinvestasi sebesar Rp 100 juta, padahal suntikan dana ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas server yang hampir jebol.

Pada 2011, Bukalapak yang berusia satu tahun hampir ditutup. Saat itu, Bukalapak padahal sudah cukup memiliki pasar. Bukalapak sudah terkenal di kalangan pengguna yang hobi bersepeda, khususnya sepeda fixie.

Sebagai platform berbasis website, Bukalapak sudah bisa menghasilkan 8,7 juta tampilan halaman per bulan pada 2011. Capaian ini merupakan lompatan yang sangat jauh dibanding bulan pertama Bukalapak beroperasi, yang hanya mencatat 150.000 klik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat