Inikah Tanda Teknologi AI Sudah Jenuh?

- Booming teknologi kecerdasan buatan telah memukau dunia dengan kemajuan yang pesat, tetapi perkembangan terbaru menunjukkan bahwa industri ini mungkin telah jenuh dan mencapai puncaknya.
Indikasinya, model AI terbaru yang dikenalkan OpenAI (perusahaan pembuat ChatGPT), Orion, dilaporkan hanya menunjukkan peningkatan yang moderat dibandingkan GPT-4. Hal ini memicu anggapan apakah AI telah mencapai potensi maksimalnya.
Selama bertahun-tahun, pertumbuhan AI telah ditandai dengan lompatan dramatis dalam kinerja dengan setiap rilis baru. Model seperti GPT-3 dan GPT-4 menetapkan tolok ukur untuk pemahaman bahasa alami dan kemampuan AI generatif yang memukau.
Baca juga: OpenAI Tunda Peluncuran Model AI yang Sepintar Mahasiswa Doktoral
Namun, menurut sumber dalam OpenAI yang menguji Orion, melaporkan bahwa peningkatannya kali ini kurang signifikan, terutama dalam hal tugas-tugas pengkodean (coding).
Lompatan dari GPT-3 ke GPT-4 terasa sangat inovatif, tetapi kemajuan Orion tampak inkremental jika dibandingkan, dikutip KompasTekno dari The Information, Jumat (3/1/2025).
Ada bebrapa alasan yang memengaruhi laju peningkatan Orion yang lamban. Pertama adalah data, salah satu elemen penting dalam persamaan hukum penskalaan, aitu hukum yang mengatur bagaimana model AI meningkat dengan lebih banyak data dan daya komputasi.
Data untuk melatih AI kini semakin sulit didapat, karena perusahaan dengan cepat menghabiskan data yang tersedia secara online.
Mereka telah mengambil sejumlah besar data yang dibuat oleh manusia - termasuk teks, video, makalah penelitian, dan novel - untuk melatih model di balik alat dan fitur AI mereka, tetapi persediaannya terbatas.
Baca juga: Apple Temukan Kelemahan Kecerdasan Buatan
Perusahaan riset Epoch AI memperkirakan pada Juni 2024 bahwa perusahaan dapat menghabiskan data tekstual yang dapat digunakan pada 2028 mendatang. Perusahaan berusaha mengatasi kendala dengan beralih ke data sintetis yang dihasilkan oleh AI itu sendiri, tetapi hal itu juga memiliki masalah.
Di sisi lain, membangun dan melatih model AI yang canggih menjadi sangat mahal. OpenAI, misalnya, mengandalkan sumber daya komputasi yang sangat besar dan teknik mutakhir untuk mengembangkan modelnya.
Namun, biaya untuk mendorong batas kinerja mungkin melebihi manfaat yang nyata, membuat beberapa orang mempertanyakan apakah pengembangan AI saat ini akan berkelanjutan.
Jika AI memang mendekati puncak kinerjanya, hal ini tentunya dapat membentuk ulang industri.
Para startup dan perusahaan raksasa teknologi dapat mengalihkan fokus dari membangun model yang lebih besar dan lebih kompleks, menjadi mengoptimalkan model yang sudah ada, menciptakan alat yang lebih khusus, atau mengeksplorasi arsitektur baru.
Hal ini juga dapat mendorong evaluasi ulang tentang bagaimana AI diterapkan dalam skenario dunia nyata, dengan menekankan pada kegunaan praktis daripada kehebatan teoritis.
Meski demikian, bidang kecerdasan buatan sangat luas, dan keterbatasan di satu bidang sering kali membuka jalan untuk terobosan di bidang lain.
Saat ini, model Orion belum final dan pelatihannya belum selesai, OpenAI masih melakukan langkah-langkah tambahan untuk meningkatkan kinerja, seperti melakukan perbaikan pasca-pelatihan berdasarkan umpan balik dari manusia.
Terkini Lainnya
- Honor Resmi Buka First Sale untuk 8 Gadget Premium dengan Promo Menggiurkan di Shopee
- Cara Buat QRIS untuk Transfer THR Lebih Cepat dan Mudah
- Spesifikasi Xiaomi 15 Ultra dan Harganya di Indonesia
- Baidu Rilis Ernie X1 dan Ernie 4.5, Model AI Penantang DeepSeek dan OpenAI
- Sirkuit Balapan AI Semakin Tajam! Apakah Manus AI Segera Gantikan ManusIA? (Bagian II-Habis)
- Spesifikasi dan Harga Oppo A5 Pro 5G di Indonesia, Mulai Rp 4 Jutaan
- Kreator Konten Wajib Tahu, Ini Waktu Terbaik Posting di IG, TikTok, dkk
- Game "Free Fire" Sebar Skin Jersey Timnas dan Avatar Rizky Ridho
- Mudik Gratis Pemprov DKI Jakarta Buka Lagi 19 Maret, Ini Link dan Caranya
- Tim Indonesia Runner-up Turnamen PUBG Mobile Asia Tenggara, Salah Satu Pemain Sabet MVP
- WhatsApp Siapkan Cara Baru Balas Pesan, Mirip Thread di X/Twitter
- Prediksi Harga iPhone 16 Series di Indonesia
- Apple AirPods Bakal Bisa Terjemahkan Bahasa Langsung?
- China Bikin Chip Komputer yang 1.000 Triliun Lebih Kencang dari Superkomputer Terkuat Saat Ini
- 5 HP Lipat di Indonesia, Harga Rp 20 Jutaan
- Google Play Store Indonesia Tetap Kenakan PPN 12 Persen
- Muncul Notifikasi Kode Keamanan WhatsApp Berubah, Apa Maksudnya?
- Cara Menemukan File Terbesar di Google Drive dengan Cepat dan Mudah
- Cara Beli Token Listrik Diskon 50 Persen via Tokopedia dengan Mudah
- Cara Beli Token Listrik Diskon 50 Persen via PLN Mobile, Mudah dan Cepat