Induk Google Makin Cuan Berkat Iklan, Pendapatan Naik 14 Persen
- Alphabet, perusahaan induk Google, mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal II-2024 (Q2 2024) atau April hingga Juni pada Selasa (23/7/2024) waktu Amerika Serikat. Secara umum, bisnis raksasa teknologi itu melebihi proyeksi analis.
Meski demikian, terdapat beberapa unit bisnis yang meleset dari perkiraan analis, walaupun secara umum masih menghasilkan cuan bagi Alphabet.
Pendapatan Alphabet untuk kuartal ini tembus 84,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.376 triliun), naik 14 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu (Year-on-Year/YoY) sebesar 74,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.212 triliun).
Jumlah tersebut mengalahkan proyeksi rata-rata analis, sebesar 84,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.367 triliun). Keuntungan bersih Alphabet juga naik 28 persen, menjadi 23,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 383 triliun).
Beberapa faktor yang mendongkrak kinerja Alphabet ini antara lain bisnis iklan yang tumbuh pesat hingga bisnis cloud yang kian diminati seiring dengan tren perusahaan teknologi berlomba membangun model AI dan mengintegrasikan AI ke dalam bisnisnya.
Baca juga: YouTube Ditaksir Lebih Potensial Jika Dipisah dari Induk Google
"(Kinerja ini) Menunjukkan momentum berkelanjutan yang luar biasa dalam penelusuran (Google Search) dan kemajuan besar cloud, dengan inisiatif AI kami yang mendorong pertumbuhan baru," kata CEO Alphabet, Sundar Pichai dalam keterangan resmi, dikutip KompasTekno dari Financial Times, Kamis (25/7/2024).
Pendapatan iklan Alphabet pada kuartal II-2024 sebesar 64,4 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.045 triliun). Jumlah tersebut naik 11 persen dibanding tahun lalu dan menjadi sumber pendapatan terbesar induk Google tersebut.
Pendapatan iklan di YouTube naik 13 persen menjadi 8,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 141 triliun) YoY, meleset dari perkiraan analis 8,93 miliar dollar AS (sekitar Rp 145 triliun).
Alphabet juga melaporkan pendapatan Google Cloud pada kuartal II-2024, sebesar 10,35 miliar dollar AS (sekitar Rp 168 triliun triliun), naik 29 persen YoY.
Sementara itu bisnis mobil ototom Waymo, menghasilkan 365 juta dollar AS (sekitar Rp 5,9 triliun) dibanding 285 juta dollar AS (sekitar Rp 4,6 triliun) YoY.
Baca juga: Saham Alphabet Turun setelah Chatbot Bard Bikinan Google Blunder
Pada kuartal yang berakhir pada bulan Juni ini, belanja Alphabet terhitung naik 1 miliar dollar AS menjadi 13 miliar dollar AS (sekitar Rp ) dibanding kuartal sebelumnya atau naik dua kali lipat YoY.
Hal ini menjadi indikasi adanya lonjakan investasi pada pusat data, chip baru untuk melatih model AI hingga pengembangan produk AI perusahaan yang disebut Gemini.
Terkini Lainnya
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Cara Edit Foto Background Merah untuk Daftar SIPSS 2025, Mudah dan Praktis
- AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Sudah Ada di iPhone
- Gaji CEO Apple Tim Cook Naik pada 2024, Sekian Jumlahnya
- Smartwatch Samsung Galaxy Watch 7 Resmi di Indonesia, Harga Rp 4 Jutaan
- TWS Samsung Galaxy Buds 3 dan Buds 3 Pro Resmi di Indonesia, Punya Desain Baru dan Fitur AI
- HP Lipat Samsung Galaxy Z Fold 6 dan Z Flip 6 Resmi Rilis di Indonesia
- Rekomendasi Game Rp 50.000-an di PlayStation Summer Sale 2024
- Adata Rilis Legend 970 Pro, SSD PCIe 5.0 dengan Kipas Terintegrasi