Situs Web Tiket Konser Ticketmaster Diretas, Data 500 Juta Pengguna Dijual
- Situs platform penjualan dan distribusi tiket ternama di dunia, Ticketmaster, dilaporkan diretas (hack). Akibatnya, data lebih dari 500 juta pelanggan terekspos.
Sekelompok peretas ternama yang disebut ShinyHunters mengeklaim, pihaknya bertanggung jawab atas peretasan itu. Kelompok ini juga pernah menjadi dalang pencurian data pengguna Tokopedia tahun 2020.
ShinyHunters mengaku mencuri ratusan juta data pelanggan Ticketmaster. Awalnya, kabar ini mencuat dari outlet media keamanan siber Hackread dan Cyber Daily.
Keduanya melaporkan bahwa ShinyHunters merupakan dalang dari peretasan data 560 juta pelanggan Ticketmaster.
Data itu dijual lewat forum peretasan populer, berukuran 1,3 TB dengan harga 500.000 dollar Amerika Serikat (sekitar Rp 8,1 miliar).
Baca juga: Dalang Jaringan Penyebar Malware Terbesar Dunia Ditangkap, Punya 19 Juta Komputer
ShinyHunters mengeklaim, dokumen itu menampung data sensitif pengguna dalam jumlah besar.
Perincian data itu belum terungkap, tetapi diyakini termasuk nama lengkap pelanggan Ticketmaster, alamat, nomor telepon, alamat e-mail, dan informasi riwayat pesanan yang mencakup perincian pembelian tiket serta detail acara.
Tidak hanya itu, ShinyHunters juga diduga memiliki sejumlah data pembayaran pelanggan yang mencakup nama pelanggan, empat digit terakhir nomor kartu kredit, serta tanggal kedaluwarsanya.
Belum diketahui bagaimana mekanisme serangan yang dilancarkan ShinyHunters hingga mendapat ratusan data itu.
ShinyHunters mengeklaim sudah menghubungi Ticketmaster terkait serangannya, tetapi belum mendapat tanggapan.
Sejauh ini Ticketmaster juga belum memberikan komentar apa pun soal serangan ini ke publik, dihimpun KompasTekno dari Mashable, Jumat (31/5/2024).
Nama ShinyHunters kerap dikaitkan dengan peretasan besar sejak beberapa tahun lalu. Selain Ticketmaster dan Tokopedia, ShinyHunters juga pernah menjual data pengguna dari peretasan Microsoft dan Wishbone.
Pada tahun 2022, hacker itu juga membocorkan informasi 70 juta pelanggan operator seluler asal AS, AT&T. Menurut laporan Cyber Daily Australia, ketua kelompok ShinyHUnters juga merupakan administrator BreachForums, darkweb atau situs gelap yang menjual informasi hasil peretasan.
Baca juga: 7 Kasus Kebocoran Data yang Terjadi Sepanjang 2020
Ada 26 miliar data yang bocor di internet
Kebocoran data di internet memang kerap terjadi. Bahkan diperkirakan ada sekitar 26 miliar data yang bocor di internet hingga Januari 2024.
Seorang peneliti keamanan siber dari SecurityDiscovery.com, Bob Dyachenko, bersama dengan tim dari media teknologi siber Cybernews, pada Januari lalu mengungkap bahwa ada sekitar 26 miliar data yang bocor di internet.
Terkini Lainnya
- XL Ingin Pertahankan Spektrum Setelah Merger dengan Smartfren
- Cara Memunculkan Meta AI di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis
- Cara Bikin Gojek Wrapped buat Cek Pengeluaran Setahun yang Ramai di Medsos
- Merger XL-Smartfren: CEO Pastikan Tak Ada Gangguan di Pelanggan
- Jadwal M6 World Championship Hari Ini, Menanti Duel RRQ Hoshi dan Team Liquid ID
- Ini Poin Utama Merger XL Axiata dan Smartfren yang Bernilai Rp 104 Triliun
- Instagram Rilis Fitur "Trial Reels" untuk Uji Performa Konten
- Nilai Merger XL Axiata-Smartfren Capai Rp 104 Triliun
- XL Axiata dan Smartfren Resmi Merger Jadi XLSmart
- Realme Note 60X Resmi, HP Rp 1 Jutaan dengan Baterai 5.000 mAh
- Pabrikan Chip AI yang Pendirinya Orang Indonesia Kini Lebih Kaya daripada Intel
- Game Fortnite Punya Mode Baru, Lima Lawan Lima seperti Counter-Strike
- HP Realme C75 Resmi di Indonesia, Ini Harganya
- Seberapa Akurat Smartwatch untuk Olahraga dan Pantau Kesehatan?
- Sejarah Emoji: Dari Ikon Sederhana hingga Bahasa Universal dalam Chatting
- Inovasi AI "Kompas.com" Sabet Penghargaan Digital Media Awards Asia
- HP Flagship Realme GT 6 Dipastikan Rilis di Indonesia
- Telkom Pernah Ajak Starlink Kerja Sama di Segmen Konsumen
- Starlink Bisa Bikin Pertahanan Indonesia "Buta dan Tuli"
- Smartphone Nothing Phone 2A Edisi Spesial Meluncur