YouTube Wajibkan Kreator Labeli Video yang Dibuat dengan AI
- Platform streaming video YouTube mewajibkan kreator konten untuk memberi label pada video yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Ketika mengunggah video di YouTube,kreator akan disambut oleh formulir daftar periksa (checklist). Daftar periksa ini menanyakan apakah video pengguna memuat konten yang diubah (altered content) dengan AI.
Secara spesifik, checklist tersebut menanyakan apakah video tersebut memuat orang asli yang melakukan aktivitas yang tidak mereka lakukan, mengubah rekaman (footage) terkait sebuah lokasi atau kejadian, dan menggambarkan adegan realistis yang tidak pernah terjadi.
Baca juga: YouTube Rajai Pasar Platform Streaming, Netflix Membuntuti
Untuk video dengan topik yang lebih sensitif seperti politik, kesehatan, dan berita, label ini bakal ditambahkan di video itu sendiri. Konten yang dibuat dengan peralatan AI generatif milik YouTube juga akan diberikan label yang jelas.
Konten yang diberi label tidak akan dibatasi kemampuannya untuk menghasilkan uang (monetization), dan penonton videonya pun tidak akan dibatasi.
Baca juga: YouTube Shorts Kini Bisa Di-remix dengan Video Musik
Jika menjawab "Tidak" tetapi video memiliki konten yang diubah dengan AI, maka kreator dianggap melanggar dan terancam sanksi, termasuk penghapusan video atau penangguhan dari program mitra YouTube (YouTube Partner Program).
Perlu dicatat bahwa tidak semua modifikasi perlu diberi label altered content, apabila modifikasi tersebut terlihat tidak realistis.
Contohnya adalah animasi roket yang dihasilkan AI, penggunaan efek untuk meningkatkan kualitas video, dan filter kecantikan.
Selain itu, pengguna juga tidak diwajibkan memberi label, apabila AI digunakan untuk menghasilkan ide konten, skrip video, dan teks (subtitle) otomatis, sebagaimana dikutip KompasTekno dari blog resmi YouTube, Sabtu (23/3/2024).
Mencegah kekeliruan
Update baru YouTube ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk lebih transparan mengenai konten yang berpotensi membingungkan atau menyesatkan penonton.
Sebab, peralatan AI generatif bisa digunakan secara mudah dan cepat untuk membuat teks, gambar, video, serta audio yang kadang sulit dibedakan dengan konten asli.
Pakar keamanan online pun telah memperingatkan bahwa penyebaran konten yang dihasilkan AI dapat menyesatkan pengguna internet, terutama menjelang pemilihan umum (Pemilu).
Baca juga: YouTube Habiskan Rp 1.000 Triliun untuk Gaji Kreator
Pembaruan (update) label konten AI ini dipastikan meluncur secara menyeluruh pada musim gugur 2024, yang jatuh sekitar September 2024 hingga Desember 2024. Update label YouTube ini bakal menjadi bagian dari peluncuran kebijakan AI yang lebih besar.
Penggelontoran label ini sendiri dimulai dalam beberapa minggu yang akan datang, dari aplikasi YouTube di smartphone, kemudian disusul oleh desktop dan televisi.
Ke depannya, YouTube akan mempertimbangkan tindakan penegakan hukum lainnya bagi kreator yang terus-menerus melanggar peraturan. Dalam beberapa kasus, YouTube akan menambahkan label konten yang diubah meski pembuat konten tidak menambahkan label itu.
Lebih lanjut, YouTube menjelaskan akan terus berkolaborasi untuk membantu transparansi seputar konten digital. Ini termasuk peran YouTube sebagai anggota Koalisi untuk Sumber dan Keaslian Konten (C2PA).
YouTube juga masih berupaya memperbarui proses privasi bagi pengguna yang meminta penghapusan konten buatan AI di platform itu. Proses ini akan diperkenalkan YouTube dalam waktu dekat.
Terkini Lainnya
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Cara Edit Foto Background Merah untuk Daftar SIPSS 2025, Mudah dan Praktis
- AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Sudah Ada di iPhone
- Gaji CEO Apple Tim Cook Naik pada 2024, Sekian Jumlahnya
- Kartu Perdana Telkomsel Lite Meluncur, Harga mulai Rp 25.000 Kuota hingga 60 GB
- Jangan Kaget Tampilan WhatsApp Berubah, Ini Penyebabnya
- WhatsApp Punya Tampilan Baru, Apa Saja yang Berubah?
- Realme 12X Resmi Meluncur, HP Android RAM 12 GB Rp 3 Jutaan
- Ramai soal Status Telepon WhatsApp Tetap “Berdering” meski Nomor Tak Aktif, Benarkah?