ChatGPT Sekarang Bisa Ditanya Pakai Suara dan Gambar

- Chatbot berbasis kecerdasan buatan besutan OpenAI, ChatGPT, kini semakin canggih. Baru-baru ini perusahaan mengumumkan bahwa ChatGPT dapat ditanya menggunakan perintah suara atau foto.
Dengan kemampuan ini, pengguna seolah bisa "ngobrol" dengan ChatGPT. Pengguna bisa bertanya pada ChatGPT menggunakan suara, dan ChatGPT akan memberi jawaban.
Obrolan tersebut juga akan terasa lebih hidup karena chatbot AI ini memberi jawaban dengan luwes, layaknya dua orang sedang mengobrol.
Kemampuan ini dapat dilakukan karena ChatGPT mengadopsi model text-to-speech yang baru. Sebuah teknologi yang dapat menghasilkan audio layaknya manusia, hanya dengan teks dan beberapa detik dari sampel speech (ucapan).
Lewat blog resminya, OpenAI juga memberi sampel suara dalam beberapa kondisi. Misalnya, suara saat membacakan dongeng, rekomendasi resep, pidato, puisi, hingga memberi jawaban berupa penjelasan.
Jenis suara yang tersedia terdiri dari lima jenis suara. Kelima suara tersebut masing-masing diberi nama Juniper, Sky, Cove, Ember, dan Breeze. Setiap suara memiliki ciri khasnya masing-masing, ada yang membacakan teks dengan nada datar, penuh intonasi, dan sebagainya.
Sedangkan untuk perintah menggunakan foto, ChatGPT kini dapat mengenali elemen dalam gambar. Menurut OpenAI, pengguna cukup memasukkan gambar dan mencantumkan pertanyaan yang ingin ditanyakan.
Misalnya, pengguna dapat mencantumkan foto sepeda dan bertanya kepada ChatGPT bagaimana cara membuat jok sepeda tersebut agar lebih rendah.
ChatGPT nantinya akan memberikan instruksi cara untuk menurunkan jok sepeda tersebut, serta merekomendasikan alat apa saja yang bisa digunakan.
Cara kerja yang ditawarkan cukup serupa dengan Google Lense. Pengguna juga sama-sama dapat mengirimkan foto dan melakukan pencarian lebih lanjut.
Hanya saja, cara mendapatkan informasinya berbeda. Google Lense memberikan jawaban/penjelasan secara deskriptif, sedangkan. ChatGPT memberikan jawaban dengan gaya yang lebih luwes, layaknya sedang berbicara dengan manusia langsung.
“Kami mulai menggelontorkan kemampuan suara dan gambar di ChatGPT. Mereka (sistem AI) menawarkan komunikasi yang baru dan lebih intuitif menggunakan suara atau menunjukkan (gambar) kepada ChatGPT mengenai obrolan yang sedang dibicarakan,” tulis OpenAI di blog resminya.
Baca juga: Urgensi UU AI bagi Indonesia dan Pasal-pasal yang Perlu Diatur
Fitur ini akan segera digelontorkan selama dua minggu ke depan. Pantauan KompasTekno, fitur masih belum hadir di Indonesia. Kemampuan baru ini hanya tersedia untuk pengguna berbayar (ChatGPT Plus) dan pengguna yang terdapat sebagai ChatGPT Enterprise (pelaku bisnis).
“Kami menggelontorkan (kemampuan) suara dan gambar di ChatGPT Plus dan Enterprise selama dua minggu kedepan. (Fitur) suara hanya akan hadir di iOS dan Android, dan (fitur) gambar akan tersedia di seluruh platform,” jelas OpenAI.
Di Indonesia, biaya langganan ChatGPT sebesar 20 dollar AS atau setara dengan Rp 303.500. Benefit dari langganan ini adalah dapat tetap mengakses platform di jam sibuk (peak times), mendapat respons lebih cepat dan detail, dan dapat mengakses fitur baru lebih awal.
Use your voice to engage in a back-and-forth conversation with ChatGPT. Speak with it on the go, request a bedtime story, or settle a dinner table debate.
Sound on ???? pic.twitter.com/3tuWzX0wtS
— OpenAI (@OpenAI) September 25, 2023
Risiko keamanan
OpenAI juga mengumumkan kemitraannya bersama Spotify dan memperkenalkan fitur "Terjemahan Suara". Fitur ini dapat menerjemahkan siniar (podcast) ke dalam bahasa lain, tetapi tetap mempertahankan suara asli pembawa acara (podcaster).
Selain itu, teknologi suara yang dihadirkan juga dapat membuat suara sintetis dari sampel pidato asli. Namun, OpenAI menyadari bahwa kemampuan yang ditawarkan memiliki risiko keamanan yang bisa muncul di masa mendatang.
Baca juga: OpenAI Rilis Dall-E 3, AI untuk Bikin Gambar via ChatGPT
“Kemampuan ini menghadirkan risiko baru, seperti peluang aktor jahat yang menyamar sebagai publik figus atau melakukan penipuan,” jelas OpenAI.
Maka dari itu, teknologi hanya dipakai untuk kasus-kasus tertentu saja, seperti voice chat (pesan menggunakan suara). Fitur voice chat dibuat bersama aktor suara profesional yang sudah bekerja sama secara sah di perusahaan, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Verge, Selasa (26/9/2023).
Terkini Lainnya
- 3 Cara Gabungkan File Microsoft Word buat Skripsi dan Makalah
- Daftar Harga Netflix di Indonesia, Mulai Rp 54.000
- iPhone 16e Meluncur, iPhone 16 Versi "Murah"
- Xiaomi Suntik DeepSeek AI ke HyperOS, Ini HP yang Kebagian
- Nugroho Sulistyo Budi Resmi Dilantik Jadi Kepala BSSN
- Bocoran Desain iPhone 17 Pro, Jadi Mirip Ponsel Poco?
- HP Xiaomi Ini Dapat Update 6 Tahun, Dijual di Indonesia
- Foto: 100 Meter dari Panggung Seventeen Bangkok Tetap "Gokil" Pakai Samsung S25 Ultra
- Cara Buat Twibbon Ramadan 2025 di Canva lewat HP dan Desktop
- Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
- Cara Bikin Kata-kata Kartu Ucapan Lebaran untuk Hampers Lebaran via ChatGPT
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- TikTok Shop Dilarang Ada Transaksi Jual Beli, Penjual Tak Boleh Live Lagi?
- Punya USB C, Bolehkah iPhone 15 Di-charge dengan Kabel Android?
- Unity Ubah Skema Tarif Pemakaian Engine Setelah Diprotes Developer
- Cara Beli dan Menggunakan E-meterai di Dokumen Pendaftaran CPNS dan PPPK 2023
- Huawei MatePad Pro 13.2 Resmi, Tablet Flagship dengan Chip seperti Mate 60 Pro