Baru Dirilis di Steam, Game "Overwatch 2" Dibanjiri "Bintang Satu"
- Game shooter "Overwatch 2" kini bisa diunduh melalui platform distribusi game milik Valve, Steam. "Overwatch 2" menjadi game pertama garapan Blizzard Entertainment yang tersedia di platform Steam.
Biasanya, game-game garapan Blizzard hanya didistribusikan melalui platform milik mereka sendiri, yakni Battle.net. Beberapa waktu lalu Blizzard sendiri mengatakan akan merilis game-game mereka di Steam, dimulai dari Overwatch 2.
Nah, setelah diluncurkan di Steam, "Overwatch 2" malah mendapatkan penilaian negatif alias "bintang satu" dari gamer. Bahkan, permainan multiplayer tersebut menjadi game dengan rating terburuk di Steam.
Baca juga: Overwatch 2 Meluncur di Steam, Ini Spesifikasi PC Minimum dan Cara Download-nya
Melihat situs data Steam250, "Overwatch 2" menempati posisi pertama sebagai game Steam dengan rating paling rendah. Game tersebut mendapat skor agregat 1,09 dari pengguna.
Adapun skor ini diperoleh dari algoritma Steam250 yang menghitung total ulasan game tersebut secara keseluruhan, dan total ulasan yang bernada positif.
Bicara soal ulasan, "Overwatch 2" telah diulas sebanyak 110.684 kali di Steam. Dari ratusan ribu ulasan tersebut, hanya 9 persen di antaranya bernada positif.
Dengan kata lain, ada sekitar 9.961 ulasan yang merekomendasikan game shooter ini, sedangkan sisanya justru memberi penilaian yang buruk.
Banyaknya ulasan negatif ini merupakan bentuk protes (review bombing) gamer terhadap pendekatan Blizzard terhadap sekuel "Overwatch", dan minimnya konten dalam game tersebut.
Salah satu pengguna Steam dengan handle BraySC menjelaskan bahwa "Overwatch 2" memiliki model bisnis yang buruk, karena gamers harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli berbagai item dalam game, misalnya saja skin karakter.
Baca juga: Pemain Game Crysis, FIFA, hingga Battlefield Tak Bisa Mabar Lagi Akhir Tahun Ini
"Mereka (Blizzard Entertainment) meluncurkan 'Overwatch 2' sebagai game yang memiliki model bisnis gratis (free to play). Model bisnis ini menghadirkan sistem pembelian dalam game (microtransaction) dan skin karakter yang sangat mahal," tulis BraySC.
"Lebih buruknya lagi, mereka menutup prekuelnya, 'Overwatch' sehingga tidak bisa dimainkan lagi oleh orang yang membelinya. Artinya, basis pemain yang dulunya mengeluarkan uang untuk membeli 'Overwatch' harus beralih ke model bisnis gratis untuk terus memainkan game itu," imbuh BraySC.
Pengguna lainnya bernama Ornge mengkritik keputusan Blizzard Entertainment, untuk membatalkan produksi mode PvE (Player vs Environment) yang ambisius.
"Saya sebenarnya kurang tertarik dengan mode PvE yang dulunya diperkenalkan Blizzard. Akan tetapi, mode PvE inilah yang menjadi alasan mengapa 'Overwatch 2' diproduksi," keluh Ornge.
"Sekarang gamer tetap mendapatkan misi PvE (dengan skala yang lebih kecil). Hanya saja, misi tersebut dijual dalam paket yang terpisah, sehingga menjadi cara lain bagi Blizzard untuk memeras dompet Anda," lanjutnya.
Untuk diketahui, misi PvE ini dibanderol seharga Rp 224.000 di Indonesia. Satu paket misi terdiri dari tiga misi cerita, masing-masing berdurasi sekitar 20 hingga 30 menit.
Selain sejumlah ulasan di atas, ada pula ulasan negatif yang sebenarnya tidak berhubungan dengan "Overwatch 2", misalnya soal akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft dan masalah pelecehan seksual di perusahaan tersebut.
Baca juga: Setahun Dirilis di PlayStation, Game Petualangan Kucing Stray Kini Hadir di Xbox
"Saya tidak tahu siapa pihak yang diperlakukan lebih buruk oleh Blizzard, apakah para pemain atau karyawan perempuannya," tulis pengguna dengan handle Argg.
"Saya telah melihat kebangkitan dan kini kejatuhan Anda, Blizzard. Beristirahatlah dengan tenang," ujar pemain dengan handle Elipsia sebagaimana dikutip KompasTekno dari Wccftech, Selasa (15/8/2023).
Terkini Lainnya
- Chatbot Microsoft Copilot Hadir di WhatsApp, Bisa Tanya pada AI via Japri
- Gandeng UNESCO, Oppo Donasi 1.000 Tablet untuk Pendidikan
- Smartphone ZTE Blade A75 5G Resmi, Bawa Kamera 50 MP dan "Dahi" Mirip iPhone
- Update Besar Windows 11 Diumumkan, Ini Peningkatan yang Dibawa
- Microsoft Rilis "Click to Do" di Copilot Plus PC, Fitur AI Serupa Circle to Search
- Microsoft Update AI Copilot dengan Fitur Vision, Voice, dan Daily
- Google Hibah Dana Rp 76 Miliar untuk Pelatihan AI di Negara ASEAN
- Spesifikasi dan Harga Xiaomi 14T Pro di Indonesia
- Ponsel Infinix Smart 9 Meluncur dengan Layar Besar 120 Hz
- Trik Hapus Gambar dan Video di Channel WhatsApp agar Tidak Memenuhi Penyimpanan WA
- 5 HP Android Paling Laris di Dunia, Mayoritas Samsung
- Spesifikasi dan Harga Xiaomi 14T di Indonesia, mulai Rp 6 Jutaan
- Lenovo Rilis Legion G7, "Controller" Game dengan Fitur Anti-drifting
- Spesifikasi dan Harga Tecno Spark Go 1 di Indonesia, mulai Rp 900.000-an
- Cara Dapat Karakter Jin, Kazuya, dan Nina Tekken 8 di PUBG Mobile
- WhatsApp Web Bakal Punya Fitur Kunci Layar, Pengguna Versi Beta Mulai Kebagian
- Zuckerberg: Elon Musk Tidak Serius soal Tantangan Duel
- Bocoran Spesifikasi HP Gaming ZTE Red Magic 8S Pro yang Meluncur di Indonesia 29 Agustus
- Ponsel Gaming ZTE Nubia Red Magic 8S Pro dan Nubia Neo 5G Rilis 29 Agustus di Indonesia, Ini Bocoran Spesifikasinya
- Klasemen Sementara "PUBG Mobile" PMSL SEA Fall 2023, Indonesia Mendominasi