cpu-data.info

Macam-macam Teknologi Fast Charging HP, Ngecas Baterai Kilat

Ilustrasi charging baterai di ponsel
Lihat Foto

- Dukungan teknologi pengisian daya cepat alias fast charging sudah menjadi fitur lumrah yang banyak ditemukan di ponsel masa kini dari berbagai merek.

Sesuai dengan namanya, fast charging mempersingkat proses pengisian baterai dengan cara memberikan daya yang lebih besar, hingga mencapai lebih dari 100 watt.

Namun, standar fast charging yang diterapkan berlainan antar merek karena masing-masing pabrikan smartphone memiliki spesifikasi sendiri.

Selain itu, ada juga protokol fast charging yang lebih universal alias didukung oleh beberapa merek sekaligus, misalnya Quick Charge dari Qualcomm atau USB Power Delivery.

Kira-kira apa saja standar fast charging yang ada di pasaran dan mana yang didukung oleh ponsel Anda? Ikuti penjabaran singkatnya berikut ini.

Apa itu fast charging?

Untuk mengetahui apakah sebuah teknologi pengisian daya bisa dikategorikan sebagai fast charging, tentu definisi istilah "fast charging" perlu ditentukan dulu agar ada tolok ukur.

Dalam hal ini, sebenarnya tidak ada standar global menyangkut besaran daya minimal yang harus dipenuhi oleh suatu teknologi fast charging. Itulah sebabnya masing-masing pabrikan bebas menentukan definisinya sendiri, termasuk pemakaian label "fast charging".

Baca juga: Cara Mengetahui Smartphone Anda Mendukung Fast Charging atau Tidak

Meskipun demikian, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Makeuseof, Rabu (26/7/2023), pada umumnya teknologi charger yang bisa mendukung daya 6 watt ke atas atau melebihi standar USB 5V 1A (5 watt) sudah dikategorikan sebagai pengisian daya cepat.

Mengenal standar pengisian daya lewat USB

Pengisian baterai smartphone modern dilakukan lewat interface USB (Universal Serial Bus) yang pertama kali diterapkan di perangkat elektronik konsumen di akhir 1990-an.

Besarnya daya yang mampu disalurkan oleh USB makin meningkat seiring dengan pembaruan standar tersebut, untuk mengikuti perkembangan perangkat yang menggunakannya.

Pada awalnya, interface USB 1.0 maksimal hanya mampu menyalurkan arus sebesar 0,15 Ampere (A) dengan tegangan standar 4 Volt (V), sehingga menghasilkan daya 0,75 watt (watt = V x A). 

 

Versi USB Voltase maksimal Arus maksimal Daya maksimal
USB 1.0 5V 0,15A 0,75 Watt
USB 2.0 5V 0,5A 2,5 Watt
USB 3.0 5V 1,5A 7,5 Watt
USB 3.1/ 3.2 48V 5A 240 Watt

 

Interface USB 2.0 meningkatkan daya maksimal yang bisa disalurkan menjadi 2,5 watt (5V 0,5A), kemudian ditingkatkan lagi menjadi 7,5 watt (5V 1,5A) di standar USB 3.0.

Tegangan dan arus yang bisa disalurkan lalu jauh meningkat di versi USB berikutnya, yakni USB 3.1 dan 3.2, yang mendukung daya hingga 240 watt dengan tegangan hingga 48 Volt dan arus hingga 5 Amper

Standar-standar fast charging di smartphone

USB Power Delivery

Ini adalah teknologi fast charging yang diperkenalkan oleh USB Implementers Forum (USB-IF) selaku organisasi yang menentukan standar spesifikasi USB.

USB Power Delivery (USB-PD) pertama kali diperkenalkan pada 2012 sebagai standar fast charging universal yang bisa digunakan oleh smartphone dari berbagai merek.

Ilustrasi logo USB chargingUSB Implementers Forum Ilustrasi logo USB charging
Perangkat yang mendukungnya pun tak terbatas hanya ponsel, melainkan ikut mencakup gadget lain seperti laptop dan monitor.

Sebagai standar yang bersifat terbuka, semua pabrikan bebas mengimplementasikan USB-PD di produk masing-masing. Keluaran dayanya juga fleksibel, bisa mencapai maksimal 240 watt sesuai spesifikasi USB 3.1/3.2.

Baca juga: 80 Persen Smartphone Global Sudah Pakai Fast Charging, Rata-rata 34 Watt

Apple dikenal sebagai salah satu pabrikan yang menerapkan USB-PD di produknya, mulai dari iPhone hingga MacBook, dengan penggunaan daya bervariasi (tergantung keluaran charger) antara 18 watt hingga 140 watt.

Qualcomm Quick Charge

Logo Quick Charge 5Qualcomm Logo Quick Charge 5
Quick Charge adalah salah satu standar fast charging yang paling banyak digunakan karena berbasis chip Snapdragon Qualcomm yang juga umum ditemukan di ponsel dan tablet.

Meskipun demikian, tak semua perangkat Snapdragon mendukung Quick Charge. Tergantung masing-masing vendor apakah mau mengimplementasikannya atau tidak.

Dukungan daya Quick Charge makin bertambah seiring dengan pembaruan versi. Versi pertama yang diperkenalkan pada 2013, Quick Charge 1, hanya mampu menyalurkan daya 10 watt dengan tegangan 6,3V dan arus 1,5A.

Quick Charge 2 meningkatkan daya menjadi 18 watt (9V 2A), lalu Quick Charge 3 mampu mendukung hingga 36 watt (12V 3A). Quick Charge 4 mirip dengan versi sebelumnya, tapi menggabungkan dukungan USB-PD. Keluaran dayanya mencapai 27 watt.

Versi terbaru, Quick Charge 5, mendukung daya hingga lebih dari 100 W (20V 5A). Standar Quick Charge bersifat backwards compatible.

Misalnya, ponsel yang mendukung Quick Charge 5 juga mampu mengisi baterai dengan Quick Charge 3 apabila charger yang digunakan hanya mendukung versi itu.

Samsung Adaptive Fast/ Super Fast Charging

Logo SamsungSamsung Logo Samsung
Samsung juga memiliki standar fast charging sendiri, meskipun besaran dayanya relatif tak sebesar standar lain. Adaptive Fast Charging awalnya diperkenalkan lewat smartphone Galaxy Note 5 dan Galaxy S6 tahun 2015.

Adaptive Fast Charging dikembangkan dari Quick Charge 2 dan karena itu kompatibel dengan charger yang mendukung standar tersebut. Besaran dayanya mencapai 18 watt.

Baca juga: Tips Ngecas HP di Charging Station agar Tetap Aman

Samsung kemudian merillis Adaptive Super Fast Charging mulai seri ponsel Galaxy S20 dengan dukungan daya 25 watt. Belakangan, Adaptive Super Fast Charging kembali diperbarui menjadi versi 2.0 dengan daya 45 watt.

Motorola TurboPower

Seperti Adaptive Fast Charging, TurboPower juga dikembangkan dengan Quick Charge dan kompatibel dengan standar tersebut. Dukungan dayanya mencapai 18 watt untuk charger TurboPower berbasis Quick Charge 3 yang diperuntukkan bagi smartphone.

Turbo Power dari Motorola kompatibel dengan Quick ChargeMotorola Turbo Power dari Motorola kompatibel dengan Quick Charge

Selain itu, ada juga versi lain dari TurboPower yang berbasis Quick Charge 4 dengan keluaran daya mencapai 45 watt. Charger dengan teknologi ini bisa digunakan untuk perangkat lain di luar smartphone seperti tablet dan laptop yang menggunakan interface USB C.

OnePlus Dash/ Warp Charge, Oppo VOOC/ Super VOOC

Ilustrasi teknologi fast charging VOOC dari OppoOppo Ilustrasi teknologi fast charging VOOC dari Oppo
Beberapa merek ponsel berbagi standar fast charging yang sama-sama berbasis teknologi VOOC (Voltage Open Loop Multi-step Constant-Current Charging) dari Oppo, termasuk OnePlus Dash Charge dan Dart Charge dari Realme.

Dukungan dayanya bisa sangat besar. Misalnya, tahun lalu Oppo mengumumkan teknologi SuperVooc dengan daya hingga 240 watt (10v/ 24A) sehingga diklaim mampu mengisi baterai 4.500 mAh dalam hanya 9 menit.

Namun, karena menggunakan teknologi yang bersifat proprietary dan membutuhkan sirkuit khusus di pengisi daya, ponsel-ponsel dengan standar ini tidak kompatibel dengan charger dari pabrikan lain.

Huawei SuperCharge

Logo HuaweiHuawei Logo Huawei
Smartphone Huawei Mate 10 meluncur pada 2017 dengan mengusung standar fast charging SuperCharge. Dukungan dayanya mencapai 22,5 watt (5V 4,5A).}

SuperCharge diperbarui pada Mate 20 Pro yang menaikkan voltase menjadi 10 V dan keluaran daya mencapai 40 watt. Ponsel-ponsel terbaru dari Huawei, seperti P60 Pro, kini mendukung SuperCharge dengan daya hingga 88 watt (20V 4,4A).

Baca juga: Huawei Nova Y71 Meluncur dengan Baterai Jumbo 6.000 mAh

SuperCharge juga kompatibel dengan Quick Charge sehingga ponsel Huawei bisa melakukan pengisian daya cepat saat terhubung dengan charger yang mendukung standar Qualcomm itu

MediaTek Pump Express

Ilustrasi MediaTek Pump ExpressMediaTek Ilustrasi MediaTek Pump Express
Standar fast charging ini berasal dari pabrikan chip MediaTek. MediaTek pertama kali memperkenalkan Pump Express pada 2014 dengan spesifikasi mirip Quick Charge 2. Dukungan tegangannya 12 V dengan arus 2A.

Tahun berikutnya, MediaTek memperbarui Pump Express dengan versi kedua yang mendukung voltase 5-20V. Versi ketiga menyertakan dukungan USB-PD serta voltase 3-6V dengan stepping 10-20 mV, serta arus 5A.

Pump Express versi keempat hadir pada 2018. Spesifikasi tegangan dan arusnya mirip dengan versi ketiga, tapi menambahkan dukungan USB-PD programmable power supply.

Xiaomi HyperCharge

Ilustrasi HyperCharge dari Xiaomi dengan pengisian daya 120 wattXiaomi Ilustrasi HyperCharge dari Xiaomi dengan pengisian daya 120 watt
Ponsel-ponsel Xiaomi sudah lama mendukung fast charging. Awalnya, alih-alih mengembangkan standar sendiri, Xiaomi mengandalkan Quick Charge dari Qualcomm.

Belakangan, Xiaomi memperkenalkan standarnya sendiri yang mampu mengisi baterai dengan daya hingga 100 watt.

Baca juga: 2 Cara Mengecek Kesehatan Baterai di HP Xiaomi

Pada 2020, Mi 10 Ultra menjadi ponsel Xiaomi pertama yang mengusung fast charging 120 watt sekaligus ponsel pertama dengan dukungan Quick Charge 5 dari Qualcomm.

Teknology HyperCharge 120 watt Xiaomi berlanjut ke flagship berikutnya dari seri Mi 11. Kemudian, pada 2021, dukungan daya HyperCharge mencapai 200 watt.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat