OpenAI, Perusahaan di Balik ChatGPT Diinvestigasi, Ada Apa?
- Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat (AS) menginvestigasi OpenAI, perusahaan pengembang chatbot berbasis teknologi kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI), ChatGPT.
Investigasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah OpenAI melakukan pelanggaran yang bisa membahayakan data pribadi penggunanya. FTC juga mencari tahu apakah ChatGPT berperan dalam penyebaran misinformasi.
FTC sudah mengirimkan surat investigasi kepada OpenAI secara online. Pihak FTC bakal meninjau bagaimana perusahaan melatih sistem AI-nya dalam mengatasi masalah pengumpulan data pribadi.
Mereka juga ingin mengetahui bagaimana OpenAI mengatasi risiko penyebaran misinformasi yang mungkin dihasilkan ChatGPT.
Baca juga: Pertama Kalinya, Jumlah Pengguna ChatGPT Turun
Surat tersebut juga sejalan untuk meminta OpenAI menyerahkan seluruh dokumen, informasi, keluhan yang dilaporkan oleh publik terkait masalah misinformasi, dan rincian tuntutan hukum yang dihadapi.
Proses investigasi ini juga ingin mengetahui lebih lanjut tentang kebocoran data OpenAI yang terungkap pada awal 2023 ini. Kasus kebocoran tersebut melibatkan riwayat obrolan pengguna dan sejumlah informasi transaksi, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Digital Trends, Jumat (14/7/2023).
CEO OpenAI, Sam Altman buka suara soal permintaan investigasi FTC. Melalui akun Twitter pribadinya dengan handle @sama, Sam mengatakan kecewa dengan permintaan FTC.
"Sangat kecewa melihat permintaan (investigasi) FTC yang dimulai dengan bocoran dan tidak membantu membangun kepercayaan," kata Sam.
"Sangat penting bagi kami bahwa teknologi kami aman dan mendukung konsumen, dan kami percaya diri bahwa kami mematuhi hukum, jadi kami akan bekerja sama dengan FTC," imbuh Sam.
it is very disappointing to see the FTC's request start with a leak and does not help build trust.
that said, it’s super important to us that out technology is safe and pro-consumer, and we are confident we follow the law. of course we will work with the FTC.
— Sam Altman (@sama) July 13, 2023
Sejak dikenal publik pada November 2022, ChatGPT "naik daun", alias popularitasnya meroket di kalangan pengguna secara global. Kemampuannya menjawab pertanyaan dengan cara luwes kerap menarik perhatian banyak orang.
ChatGPT dan chatbot AI serupa lainnya, semacam Bard (chatbot bikinan Google) merupakan sistem berbasis teks yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan gaya yang natural, luwes, tidak kaku seperti robot.
Baca juga: Profil Sam Altman, CEO Perusahaan ChatGPT yang Berkunjung ke Indonesia
Kecanggihan dari teknologi ini punya peran yang penting karena dapat melakukan sejumlah pekerjaan dengan cara yang lebih efektif dan efisien ketimbang manusia. Mulai dari mengotomatisasikan pekerjaan operasional di ranah kesehatan/kedokteran, pendidikan, dan masih banyak lagi.
Namun, di sisi sebaliknya, perkembangan dari teknologi ini juga membuat pihak pemerintah secara global harus “mengejar” ketertinggalannya dalam aspek regulasi. Ada berbagai macam pertimbangan dan penyesuaian baru yang harus dilakukan.
Pemerintah juga diharapkan dapat mencapai kesepakatan regulasi yang seimbang. Regulasi yang ditetapkan, diharapkan bukan bertujuan menghambat perkembangan teknologi, tetapi harus mampu meminimalisasi risiko teknologi yang menyebabkan kerusakan.
Terkini Lainnya
- Realme P2 Pro Meluncur, Spesifikasi Serba "Naik Kelas"
- Cara Jadwalkan Kirim Pesan Gmail di PC dan HP
- Kode Cek Nomor Telkomsel dan Cara Menghubunginya
- Cara Buat Menu Ceklis di Google Docs untuk Keperluan Dokumen
- Jawa Barat Sabet Medali Emas PON XXI Cabor E-sports Nomor Free Fire
- 3 Cara Cek Kesehatan Baterai Macbook dengan Mudah dan Praktis
- Cara Hapus Cache dan Riwayat Pencarian di Google Chrome
- Menpora Sebut Arena E-sports Jadi Venue Terbaik PON XXI 2024
- Game "Celestia: Chain of Fate" Bikinan Indonesia Rilis di PC dan Nintendo Switch
- Cara Mengatasi Akun Tidak Diizinkan Menggunakan WhatsApp, Jangan Panik
- Apple Intelligence Tak Bisa Digunakan di China dan Eropa, Kenapa?
- Bos ZTE Ungkap Faktor Utama Pendorong Ekonomi Digital di Indonesia
- Ini Dia, Smartphone dengan Layar Sekunder Dikelilingi Kamera
- 3 Cara Cek Versi Windows 32-bit atau 64-bit dengan Mudah dan Cepat
- PS5 Pro Ditenagai GPU Baru dari AMD, Seperti Ini Kemampuannya
- Project S TikTok dan Bahayanya Bagi UMKM Jika Masuk Indonesia
- Tidak Sama, Ini Beda TikTok Shop dan Project S, Bisnis TikTok yang Bisa Rugikan UMKM di Indonesia
- Alasan Project S TikTok Ditentang Masuk Indonesia Meski Belum Dirilis
- Acer Perkenalkan Kartu Grafis Radeon Pertamanya
- Game Sepak Bola EA Sports FC 24 Pengganti FIFA Bisa Dipesan, Ini Harganya