Berkat AI, Tulisan Kuno Berusia 5.000 Tahun Bisa Diterjemahkan

- Para peneliti sejarah berhasil menerjemahkan tulisan kuno berusia 5.000 tahun. Mereka memecahkan tulisan Akkadia itu dengan bantuan program berbasis kecerdasan buatan (AI).
Meski memakai AI, tingkat akurasi terjemahannya diklaim cukup tinggi. Akkadia sendiri merupakan bahasa Semit Timur kuno yang pernah dipakai di sejumlah wilayah Mesopotamia kuno, termasuk Akkad, Assyria, Isin, Larsa, Babylonia, dan Dilmun.
Bahasa ini kemudian diawetkan dalam sebuah skrip yang diadopsi dari bangsa Sumeria, memakai aksara yang menyerupai paku atau disebut cuneiform.
Secara teknis, bahasa tersebut diawetkan di kepingan tahan liat yang berasal dari tahun 2.500 sebelum masehi (SM).
Baca juga: Harvard Pakai Chatbot AI untuk Mengajar Mahasiswa
Terdapat ratusan ribu kepingan tanah liat yang menampung tulisan itu. Menurut para peneliti, tulisan itu mendokumentasikan sejarah politik, sosial, ekonomi hingga sejarah ilmiah Mesopotamia kuno.
"Ratusan ribu keping tanah liat mendokumentasikan sejarah politik, sosial, ekonomi dan ilmiah Mesopotamia kuno. Namun sebagian besar tetap tidak bisa diterjemahkan dan tidak bisa diakses karena jumlahnya yang banyak dan terbatasnya jumlah ahli yang bisa membacanya," kata para peneliti, dikutip KompasTekno dari Heritage Daily, Selasa (27/6/2023).
Cuneiform sendiri sebenarnya merupakan aksara tertua yang diketahui manusia. Sayangnya aksara ini sangat sulit dipahami, bahkan hanya beberapa ratus ahli saja di dunia yang bisa memecahkan artinya.
Adapun para peneliti, terdiri dari arkeolog dan ilmuwan komputer dari Israel, menerjemahkan aksara paku Akkadia dengan membuat program terjemahan berbasis AI.

Berkat program tersebut, ratusan keping tanah liat yang memuat aksara paku, sudah dikonversi ke digital untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris secara instan.
Namun, jumlah kepingan tanah liat itu konon mencapai setengah juta di dunia. Jadi, bila dibandingkan dengan kepingan yang sudah didigitalkan, jumlahnya sangat sedikit. Meski demikian, berkat AI, penerjemahan aksara kuno tak lagi butuh waktu lama.
Baca juga: 5 Aplikasi AI untuk Bantu Mengerjakan Skripsi, Ada Consensus dan Elicit
"Yang luar biasa adalah saya tidak perlu sama sekali memahami bahasa Akkadia untuk menerjemahkan (kepingan tanah liat) dan mengetahui apa maknanya," kata Gai Gutherz, ilmuwan komputer yang ikut mengembangkan program penerjemah berbasis AI.
"Saya hanya perlu menggunakan algoritme untuk memahami dan menemukan apa yang dikatakan masa lalu," imbuh Gutherz.
Kode program terjemahan berbasis AI itu sendiri dibagikan oleh Gutherz secara online, di GitHub Akkademia. Dia berharap pakar lain bisa membuat program serupa untuk bahasa kuno lainnya.
Terkini Lainnya
- Unboxing dan Hands-on Oppo Find N5, Ponsel Lipat yang Mewah dan Praktis
- Smartphone Lipat Oppo Find N5 Meluncur Global, Ini Harganya
- Menggenggam Nubia V70 Series, HP Rp 1 Jutaan dengan Desain Premium
- Perbandingan Spesifikasi iPhone 16e Vs iPhone SE 2022
- Selisih Rp 200.000, Ini 4 Perbedaan Nubia V70 dan Nubia V70 Design
- Daftar Promo Samsung Galaxy S25, Ada Diskon Bank dan Trade-in
- Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Indonesia Masih Menunggu Kepastian
- Apple C1 Resmi, Chip 5G Buatan Sendiri dan Debut di iPhone 16e
- Smartphone ZTE Nubia V70 dan V70 Design Resmi di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Kamera Aksi GoPro Max 360 Dirilis, Bisa Rekam Video 360 Derajat
- Cara Download WhatsApp di Laptop Windows 10
- Samsung Galaxy A06 5G Meluncur, Jaminan Update OS 4 Generasi
- Cara Bikin Ucapan Menyambut Ramadhan 2025 Otomatis via Meta AI WhatsApp
- HP Samsung Ini Mendominasi Dipakai Carat di Konser Seventeen Bangkok
- Mobile Legends Punya Sistem Emblem Baru, Lebih Simpel dan Mudah
- 2 Cara Menentukan Latitude dan Longitude di Google Maps
- 5 Smartphone Lipat yang Akan Meluncur pada 2023
- Sinyal OnePlus Batal Masuk Pasar Smartphone Indonesia Makin Kuat
- Studi: HP Android Lebih Gampang Dipakai Ketimbang iPhone