cpu-data.info

Pandemi Mereda, Bisnis Online Disebut Tetap Bisa Bertahan dengan Strategi Hybrid

Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Chaikal Nuryakin memberi kata sambutan dalam acara konferensi pers di Tokopedia Tower, Jakarta Selatan, Selasa (20/6/2023)
Lihat Foto

JAKARTA, - Saat pandemi Covid-19 melanda dan kegiatan sosial dibatasi, banyak orang memilih melakukan aktivitas secara daring (online), termasuk berbelanja.

Hal ini membuat bisnis kecil, seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), menggantungkan bisnisnya secara online. Banyak dari mereka bergabung menjadi mitra platform online, seperti Gojek dan Tokopedia.

Kini, ketika pandemi mulai mereda dan aktivitas luring (offline) sudah kembali normal, kegiatan online dikhawatirkan menurun dan akan berdampak ke pendapatan UMKM yang menjalankan bisnisnya secara online.

Namun, hasil riset yang dipublikasikan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) tentang dampak integrasi PT GoTo Gojek Tokopedia (GoTo) Tbk terhadap mitra di ekosistem perusahaan, cukup melegakan.

Riset tersebut mengungkap bahwa Gojek dan Tokopedia diklaim mampu membantu mitra usaha, seperti UMKM untuk mempertahankan pendapatan mereka, meskipun pandemi Covid-19 sudah berangsur pulih.

Baca juga: Integrasi GoTo Diklaim Mampu Stabilkan Pendapatan Mitra

Kepala LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin mengatakan, pendapatan UMKM akan semakin kuat apabila mereka menjalankan bisnis secara hybrid, yakni online dan offline secara bersamaan.

“Kalau semua yang punya toko offline jual barang secara online, berarti it is okay. Mereka punya dua kanal penjualan, offline iya, online iya,” kata Chaikal, dalam sebuah acara di Tokopedia Tower, Jakarta Selatan, Selasa (20/6/2023).

“Kalau dilihat, kita sudah sangat suka dengan online sekarang. Walaupun sekarang ke pasar, mungkin bakal berubah menjadi online market, itu bisa saja menjadi behaviour (perilaku) yang permanen, bukan lagi transitory (sementara),” imbuhnya.

Di sisi lain, Chaikal masih belum mengetahui secara pasti apakah ada dampak yang signifikan antara usaha yang menjalankan bisnis secara hybrid dan online sepenuhnya tanpa ada toko fisik.

Menurutnya, seandainya terdapat penurunan pendapatan saat pandemi berangsur pulih, seharusnya tidak akan signifikan. Apalagi jika kebiasaan masyarakat sudah benar-benar online sepenuhnya.

“Kalau itu (penjualan) berkurang setelah pandemi, menurut saya (penurunannya) tidak akan signifikan, terutama kalau memang kebiasaan orang membeli online sudah permanen, bukan transitory,” pungkas Chaikal.

Chaikal menambahkan bahwa pelaku bisnis, harus tetap selalu berinovasi untuk mempertahankan performanya.

Baca juga: Sistem Keamanan Data Pelanggan GoTo Kantongi 2 Sertifikasi ISO

Untuk itu, Chaikal berharap pemerintah bisa memberikan subsidi inovasi bagi para pelaku UMKM. Sebab, inovasi memiliki dana yang cukup mahal untuk dikembangkan.

Pelaku bisnis yang baru saja merintis kebanyakan tidak memiliki dana yang cukup. Maka dari itu, pemerintah bisa mensubisidi inovasi kepada UMKM yang dinilai mampu mengembangkan ide tersebut.

“UMKM itu paling susah inovasi karena inovasi butuh duit. Pemerintah harusnya memberikan subsidi inovasi kepada UMKM. Dalam ekonomi, kalau barangnya sama (dengan kompetitor), kamu gak akan bisa bersaing dan akan segera tutup,” tambah Chaikal.

Selain inovasi, pelaku usaha juga harus mampu melihat peluang dan menawarkan produk baru, produk yang berbeda dengan para kompetitornya.

“Untuk membedakan dan menaikkan kelas, penjual harus mendiferensiasi produk. Supaya bisa sustain, (bisnisnya) tumbuh, penjual harus berinovasi, mendiferensiasi produknya lewat UMKM,” tutupnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat