Peringatan dari Ahli, Risiko AI Setara Perang Nuklir
- Sejumlah peneliti dan eksekutif perusahaan yang bergerak di bidang kecerdasan buatan (AI), memberi peringatan soal bahaya AI bagi manusia.
Menurut para ahli, peneliti, dan eksekutif yang tergabung dalam organisasi Center for AI Safety ini, risiko dari keberadaan AI harus menjadi prioritas bersama lintas negara di dunia, karena risikonya sama seperti pandemi atau perang nuklir.
"Mengurangi risiko AI harus menjadi prioritas global bersama dengan risiko skala sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir," demikian bunyi peringatan itu, dikutip KompasTekno dari situs resmi Center for AI Safety, Jumat (2/6/2023).
Beberapa tokoh yang terlibat dalam organisasi itu antara lain CEO Google DeepMind Demis Hassabis, CEO OpenAI Sam Altman, serta peneliti AI kenamaan termasuk Geoffrey Hinton dan Yoshua Bengio. Mereka juga telah menandatangani pernyataan itu, sebagai tanda bahwa mereka mengamini risiko tersebut.
Baca juga: Ketika Mantan Bos Google Menyuarakan Keresahan Terhadap AI
Adapun pernyataan itu menjadi intervensi terbaru di tengah perdebatan soal keamanan AI.
Sebab, awal tahun ini sejumlah pakar AI yang sama juga menerbitkan peringatan terkait bahaya AI, hingga menyerukan agar pengembangan AI dijeda selama enam bulan.
Namun kemudian peringatan itu banyak ditentang oleh sejumlah pihak karena dinilai terlalu berlebihan.
Nah, menurut direktur eksekutif Center for AI Safety Dan Hendrycks, peringatan yang diterbitkan kali ini ditujukan untuk meredam perdebatan risiko AI, khususnya mereka yang menentang risiko AI.
"Kami tidak ingin memaksakan hal yang sangat besar dari 30 intervensi potensial. Itu (akan) melemahkan pesan," ujar Hendrycks kepada The New York Times.
Hendrycks juga menjelaskan bahwa ada kesalahpahaman yang cukup umum terjadi, bahkan di kalangan komunitas AI, yaitu soal adanya keyakinan bahwa bahaya AI hanya berdampak pada sebagian orang saja. Padahal menurut Hendrycks, sebenarnya banyak orang (bukan sebagian) yang khawatir akan dampaknya.
Baca juga: Prediksi Bill Gates soal AI, Orang Tak Perlu Lagi Googling
"Pada kenyataannya, banyak orang yang secara personal mengungkapkan keprihatinan tentang hal ini," imbuh Hendrycks.
Pada dasarnya perdebatan soal bahaya AI seolah tak berujung, karena hanya berkutat pada kekhawatiran ketika AI semakin pintar dan manusia tak bisa lagi mengendalikannya.
Di sisi lain sejumlah pihak meragukan hal tersebut karena menilai AI tidak bisa menangani tugas yang relatif mudah, misalnya mengendarai mobil. Oleh karena itu, mereka juga skeptis soal potensi kemampuan teknologi yang setara dengan kemampuan manusia.
Namun terlepas dari perdebatan di atas, kedua belah pihak sepakat bahwa AI saat ini mengancam sejumlah hal, mulai dari pemanfaatannya untuk monitoring massal hingga mendukung algoritma prediksi yang tidak tepat.
Terkini Lainnya
- Bluesky Siapkan Flashes, Aplikasi Berbagi Foto Pesaing Instagram
- Sejarah Nokia, Berpindah-pindah Tangan hingga Pensiunnya Merek di Smartphone
- TikTok Terancam Tutup, Warga AS Malah Belajar Mandarin di Duolingo
- TWS Oppo Enco Air 4 Resmi di Indonesia, Bawa Fitur ANC Harga Rp 800.000
- HP Oppo Reno 13F 4G dan Reno 13F 5G Resmi di Indonesia, Desain Kembar Beda "Otak"
- Oppo Reno 13 5G Resmi di Indonesia, Smartphone Kuat dengan Fitur AI
- 2 Cara agar Notifikasi WhatsApp Tidak Muncul di Layar Kunci, Mudah dan Praktis
- Dampak HP Direset Pabrik yang Perlu Diketahui
- TikTok Terancam Tutup di AS, Pengguna Pindah ke Aplikasi Saudaranya
- Lupa Password IG setelah Deactive? Begini Cara Mengatasinya
- Video: Challenge Koin Jagat yang Viral di Media Sosial, Rusak Fasilitas Publik hingga Dilarang
- 5 Merek Ponsel Terlaris di Dunia 2024 Versi IDC
- HP Tecno Spark 30 Pro Rilis di Indonesia Minggu Depan, Ini Bocoran Spesifikasinya
- Dipanggil Komdigi, Pendiri Jagat Janji Ubah Permainan Berburu Koin
- Mantan Bos Google Bikin "Hooglee", Medsos Video Berbasis AI
- Vivo S17 Series Meluncur, Kamera Selfie 50 MP dan Fast Charging 80W
- Cara Mengatur Foto Profil WhatsApp agar Tidak Mudah Dicuri Penipu buat Scam
- Desain Eye Catching, Daya Baterai Besar, dan Performa Andal Jadi Alasan Ponsel Lipat Begitu Dilirik
- [POPULER TEKNO] IndiHome Segera Gabung Telkomsel | Pengguna iPhone Bisa Login Satu Akun WhatsApp di 4 HP Sekaligus
- Arti Tanda Titik Koma atau “Semicolon” yang Sering Dibagikan di Medsos, Jangan Remehkan