Kasus Serangan Ransomware di Indonesia, BI Pernah Jadi Sasaran
- Ransomware kembali ramai diperbincangkan setelah diduga menyerang sistem layanan Bank Syariah Indonesia (BSI). Sebagaimana sempat diberitakan sebelumnya, layanan BSI sempat mengalami gangguan pada 8 hingga 11 Mei minggu lalu.
Setelah gangguan terjadi, kelompok peretas bernama “LockBit” muncul di dark web dan mengaku bahwa mereka yang bertanggung jawab atas masalah layanan BSI. Gangguan layanan BSI terjadi diklaim karena serangan Ransomware LockBit 3.0.
Baca juga: 5 Serangan Ransomware Terbesar, Ada yang Minta Tebusan Rp 1 Triliun
Sementera klaim tersebut muncul dan layanan BSI kembali pulih, pihak BSI sempat mengaku telah menemukan adanya serangan siber pada sistem layanannya. Akan tetapi, tak dijelaskan secara spesifik jenis serangan siber tersebut.
Seandainya benar karena Ransomware maka gangguan pada BSI bakal menambah daftar kasus serangan perangkat lunak berbahaya itu di Indonesia. Ransomware telah berkeliaran di Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu dengan berbagai macam jenis.
Hingga kini, setidaknya terdapat dua kasus serangan Ransomware yang cukup heboh. Bila tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, berikut adalah daftar kasus serangan Ransomware di Indonesia yang sempat menggegerkan publik.
Kasus serangan Ransomware di Indonesia
Untuk diketahui, Ransomware merupakan salah satu jenis perangkat lunak berbahaya (malware). Seperti namanya, “ransom” yang berarti “tebusan”, Ransomware dipakai peretas untuk mengancam dan meminta tebusan sejumlah uang ke korban.
Ransomware dapat menyebar ke berbagai perangkat, menginfeksi perangkat, mengunci (mengenkripsi) data pengguna di perangkat, dan yang jenis terbaru bisa mentransfer data itu ke perangkat lain.
Saat data telah terkunci, peretas bakal meminta tebusan ke korban. Jika korban membayarnya maka peretas menjanjikan bakal memberikan kode atau kunci untuk membuka (dekripsi) kembali data-data di sistem perangkat yang telah digembok.
Serangan Ransomware semacam itu sempat menggegerkan publik di Indonesia pada 2017 dan 2022. Kedua serangan itu berjalan dengan jenis Ransomware yang berbeda, tetapi tujuan akhirnya tetap meminta tebusan untuk membuka data yang terkunci.
Serangan Ransomware WannaCry
Pertama, pada sekitar pertengahan Mei 2017, publik di Indonesia digegerkan dengan serangan Ransomware bernama “WannaCry”. Infeksi Ransomware WannaCry tak cuma terjadi di Indonesia, tetapi di berbagai negara juga layaknya pandemi.
Secara global, Setidaknya terdapat lebih dari 200.000 komputer yang telah terinfeksi Ransomware Wannacry. Sistem komputer di 150 negara terkena dampak serangan Ransomware Wannacry.
Ransomware WannaCry menginfeksi komputer dengan mengeksploitasi kerentanan di sistem operasi Windows. Perangkat lunak berbahaya ini telah menyerang sistem komputer di berbagai sektor secara cepat, mulai dari perusahaan telekomunikasi hingga rumah sakit.
Baca juga: Mengenal Ransomware LockBit 3.0 yang Diduga Serang BSI dan Cara Kerjanya
Serangan Ransomware WannaCry mulai mencuat ke publik setelah perusahaan telekomunikasi asal Spanyol, Telefonica, melaporkan telah menjadi korban pada 12 Mei 2017. Setelah itu, sejumlah rumah sakit di Inggris juga lapor terkena serangan serupa.
Serangan Ransomware WannaCry berjalan secara masif dan cepat. Dikutip dari Cnet, dengan menginfeksi sistem komputer di 150 negara, termasuk Indonesia, WannaCry telah membuat total kerugian mencapai 4 miliar dollar AS (sekitar Rp 59 triliun, nilai kurs terkini).
Di Indonesia, Ransomware WannaCry sempat menyerang salah satu sektor vital, yakni Rumah Sakit (RS). Dikutip dari , sebanyak 60 komputer di RS Dharmais, Jakarta, dilaporkan terinfeksi WannaCry.
Terkini Lainnya
- Algoritma Instagram Kini Bisa Direset, Rekomendasi Konten Bisa Kembali ke Awal
- YouTube Gaming Recap 2024 Dirilis, Kilas Balik Tontonan Game Sepanjang Tahun
- Oppo Find X8 Resmi di Indonesia, HP Pertama dengan Dimensity 9400
- Oppo Find X8 Pro Resmi dengan Tombol Kamera "Quick Button", Ini Harganya di Indonesia
- Suasana Peluncuran Global Oppo Find X8 Series di Bali, Dihadiri Undangan dari Berbagai Negara
- Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy A16 5G di Indonesia
- Oppo Gandeng Merek Fesyen Paris Maison Kitsune, Bikin Casing Find X8 Series
- YouTube Music "2024 Recap" Dirilis, Rangkum Lagu yang Sering Diputar Mirip Spotify "Wrapped"
- Apple Sodorkan Rp 1,5 Triliun demi TKDN iPhone 16, Pemerintah RI?
- Bukti Kuat Motorola Bakal "Comeback" ke Pasar Ponsel Indonesia
- Beda Smart TV, Android TV, dan Google TV, Kenali sebelum Beli
- Oppo Find X8 Rilis Global Hari Ini di Bali, Begini Cara Nonton Peluncurannya
- Pemerintah AS Desak Google Jual Browser Chrome
- Taktik Apple Buka Blokir iPhone 16, Tawar Rp 157 Miliar lalu Rp 1,5 Triliun
- Xiaomi Redmi A4 5G Meluncur, HP Kamera 50 MP Harga Rp 1 Jutaan
- Tablet Huawei MatePad 11 2023 Resmi di Indonesia, Harga Rp 7 Juta
- Indonesia Juara Umum Cabor E-sports SEA Games 2023
- Data Nasabah BSI Diduga Disebar Hacker, Kominfo Bicara Soal Ancaman Sanksi
- 5 Serangan Ransomware Terbesar, Ada yang Minta Tebusan Rp 1 Triliun
- Usai Klaim Sebar Data, Hacker Beri 3 Pesan untuk Nasabah BSI